Benitez Buka Rahasia di Jeda Paruh Waktu Sebelum Liverpool Bungkam AC Milan di Final Liga Champions 2005

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 26 Mei 2020, 11:00 WIB
Dietmar Hamann bersama Milan Baros saat membawa Liverpool menjuarai Liga Champions pada 2005. (ESPN)

Bola.com, Liverpool - Liverpool dan pendukungnya tak akan mungkin melupakan kenangan indah di Istanbul pada 2005. The Reds berhasil menjuarai Liga Champions melalui comeback fantastis dan disudahi dengan kemenangan adu penalti atas AC Milan. 

Bukan hanya adu penaltinya yang luar biasa, tapi cara Liverpool bangkit dari ketertinggalan. Saat itu skuad Rafael Benitez sudah tertinggal tiga gol di babak pertama. Harapan juara begitu tipis.

Advertisement

Namun, Liverpool berbalik bangkit di babak kedua dan mencetak tiga gol balasan hanya dalam rentang enam menit (54', 56', 60'). Kebangkitan Liverpool inilah yang dikenang sebagai salah satu comeback terbaik dalam sejarah Liga Champions.

Ada beberapa faktor di balik kebangkitan Liverpool, salah satunya peran Benitez sebagai pelatih. Ucapan Benitez di paruh waktu benar-benar mengubah mental skuadnya untuk memasuki babak kedua.

Seperti apa tepatnya? 

Tidak ada rahasia besar, Benitez hanya memotivasi timnya untuk mengubah segalanya di babak kedua. Mulai dari gaya bermain sampai kualitas mental, Liverpool harus berubah untuk bangkit.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Kepercayaan Diri

Rafael Benitez memulai karir sebagai gelandang klub Real Madrid Aficionados (Tercera División), Castilla CF, Usia 26 tahun Benitez masuk tim pelatih Real Madrid, dan 2005 sukses membawa Liverpool meraih juara Liga Champions. (AFP/Francisco Leong)

"Ketika Anda kebobolan gol kedua, Anda harus mulai berpikir untuk mengubah sesuatu. Dan jika Anda kebobolan ketiga kalinya? Ya, Anda jelas harus mengubah sesuatu, itu sangat jelas," ujar Benitez kepada The Athletic, Selasa (26/5/2020). 

"Saya bicara dengan Pako Ayestaran, asisten saya: 'Saya bakal bicara dengan para pemain dan membahas tentang perubahan tiga bek untuk menambah satu pemain di lini tengah. Anda mulailah membantu para pemain pemanasan'."

"Pesan yang kami sampaikan pada para pemain adalah soal kepercayaan diri. Coba mencetak gol cepat, kembali ke permainan. Itulah yang utama," lanjutnya.

Mungkin pada laga-laga lainnya Benitez bakal meminta skuadnya meningkatkan pertahanan dan berusaha tidak kebobolan lebih banyak. Namun, pada laga besar sekelas final, dia tahu harus berjudi membalikkan keadaan.

"Pada situasi lain atau dengan tim yang lebih kecil, mungkin Anda berusaha membatasi masalah, sebab Anda tidak mau kebobolan empat atau lima kali. Namun, ini adalah laga final," lanjut Benitez.

"Anda harus mencoba. Lalu, tergantung pada apa yang terjadi di beberapa menit pertama, Anda harus membuat keputusan. Sekali lagi, kami berhasil melakukannya," tutupnya.

Sumber: The Athletic

Disadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published 26/5/2020)

Berita Terkait