Mengenang Gol Cantik di Piala Asia 2004, Ponaryo Astaman: Kebetulan Saja Keren

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 27 Mei 2020, 22:45 WIB
Mantan Kapten Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman dan Bambang Pamungkas (kanan) saat menghadiri Kongres Tahunan PSSI 2017 di Hotel Aryaduta Bandung, Jawa Barat, Minggu (8/1/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Mantan kapten Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, pernah mencetak sebuah gol cantik di Piala Asia 2004, di mana laga itu menjadi kemenangan pertama Tim Garuda selama keikutsertaan di Piala Asia. Ketika mengenang kembali gol cantik tersebut, Ponaryo Astaman mengaku gol itu kebetulan saja bisa tercipta dengan keren.

Timnas Indonesia dalam sejarahnya hanya mengikuti empat gelaran Piala Asia, mulai dari 1996 hingga 2007. Sebelum 1996, Timnas Indonesia tak pernah sekalipun lolos ke putaran final. Namun, setelah 1996, Tim Garuda selalu lolos dalam setiap edisinya, yaitu 2000, 2004, dan 2007 yang menjadi edisi terakhir sekaligus menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan vietnam.

Advertisement

Dalam dua edisi pertama, yaitu 1996 dan 2000, Timnas Indonesia tak sekalipun berhasil meraih kemenangan di Piala Asia. Baru pada Piala Asia 2004, Tim Garuda meraih kemenangan pertamanya, di mana saat itu Timnas Indonesia menang 2-1 atas Qatar pada laga pertama fase grup.

Ponaryo Astaman menjadi satu dari dua pencetak gol dalam pertandingan tersebut, selain Budi Sudarsono. Mendapatkan bola di tengah lapangan, Ponaryo sedikit membawa bola lebih ke depan dan melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang tidak mampu dihalau oleh kiper Qatar.

Berbicara soal gol cantik yang terus dikenang sebagai satu di antara gol terbaik yang pernah dicetak Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman memilih merendah dengan menyebut gol itu kebetulan saja tercipta dengan keren.

"Itu kebetulan saja. Kebetulan saja keren, itu mungkin yang paling tepat," ujar Ponaryo Astaman dalam Silaturahome Liputan6, Rabu (27/5/2020).

"Makanya kalau ada orang yang bilang tidak menduga gol seperti itu tercipta, ya memang tidak terduga. Yang nendang bola saja tidak menduga, apalagi yang cuma nonton," lanjutnya sembari tertawa.

Video

2 dari 3 halaman

Kemenangan Pertama di Piala Asia, juga Kegagalan Pertama di Piala AFF

Mantan pesepak bola, Ponaryo Astaman menjadi MC saat peluncuran Nike Born Mercurial 360 di Fisik Football, Jakarta, Rabu (7/3/2018). Nike merilis model terbaru Nike Mercurial Superfly dan Vapor 360. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Berhasil membawa Timnas Indonesia meraih kemenangan pertama di Piala Asia lewat gol indahnya, mungkin menjadi momen yang paling dikenang dari seluruh penggemar sepak bola Indonesia terhadap Ponaryo Astaman.

Namun, siapa sangka setelah itu Ponaryo Astaman juga memberi catatan buruk Timnas Indonesia untuk pertama kalinya di Piala AFF. Untuk pertama kalinya sejak digelar pada 1996, Timnas Indonesia gagal melangkah ke semifinal Piala AFF 2007, di mana Ponaryo Astaman menjadi kapten tim pada saat itu.

"Pengalaman saya yang bagus ya mencetak gol kemenangan di Piala Asia, tapi saya juga pernah menjadi bagian dari Timnas Indonesia yang tidak lolos penyisihan Piala AFF, dan itu pertama kalinya. Sebelumnya Timnas Indonesia selalu lolos dan minimal sampai semifinal. Itu pertama kalinya Indonesia tidak lolos ke semifinal," ujar Ponaryo.

Timnas Indonesia sebenarnya memulai Piala AFF 2007 dengan kemenangan 3-1 atas Laos. Namun, di laga kedua Tim Garuda tertahan 1-1 oleh Vietnam.

Dengan masih punya peluang, Timnas Indonesia menghadapi tuan rumah singapura dalam laga terakhir fase grup. Hasil imbang 2-2 dengan Singapura tak bisa menyelamatkan Indonesia untuk lolos ke semifinal.

Timnas Indonesia sebenarnya memiliki lima poin, jumlah yang sama dengan Singapura dan Vietnam yang lolos ke semifinal. Hanya saja, Tim Garuda gagal mencetak banyak gol sehingga hanya memiliki plus dua gol dalam aturan selisih gol, sementara Singapura mencatatkan plus 11 gol dan Vietnam plus 9 gol.

 

3 dari 3 halaman

Mengenai Timnas Indonesia yang Tak Lagi ke Piala Asia

General Manager APPI, Ponaryo Astaman. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Piala Asia 2007, di mana Ponaryo Astaman menjadi kapten Timnas Indonesia, dan event digelar di empat negara berbeda termasuk Indonesia, menjadi perhelatan terakhir yang diikuti oleh Tim Garuda. Sejak saat itu hingga saat ini, Timnas Indonesia tak pernah lagi menembus putaran final Piala Asia.

Timnas Indonesia tak mampu lolos ke Piala Asia 2011 dan 2015 karena gagal di fase kualifikasi. Sementara untuk Piala Asia 2019, Timnas Indonesia tidak mengikuti fase kualifikasi karena hukuman dari FIFA pada 2015, di mana kualifikasi tersebut memang berbarengan dengan kualifikasi untuk Piala Dunia 2018.

Kini Timnas Indonesia masih berjuang untuk bisa lolos ke Piala Asia 2023 yang akan digelar di China. Namun, Timnas Indonesia masih kesulitan karena belum sekalipun meraih kemenangan dalam kualifikasi yang digelar bersamaan untuk Piala Dunia 2022 itu.

Bicara mengenai kesulitan yang dihadapi oleh Timnas Indonesia di Piala Asia, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab menurut Ponaryo Astaman, baik dari faktor eksternal maupun internal.

"Faktor pertama, Australia ikut dalam Piala Asia. Setelah Australia masuk, lolos ke Piala Asia itu mulai sulit karena kuota pun makin sedikit," ujar Ponaryo.

"Namun, selain itu memang sepak bola kita harus berbenah. Kalau Australia tidak masuk ke Asia dan sepak bola kita masih begini-begini saja, sementara negara lain malah berkembang, tetap akan sulit untuk lolos ke sana," lanjut Ponaryo.