Bola.com, Jakarta - Mantan kapten Timnas Indonesia, Ponaryo Astaman, menegaskan pentingnya pendidikan formal sebagai landasan pengetahuan bagi calon pesepak bola Indonesia di masa depan. General Manager APPI tersebut menegaskan pemain sepak bola usia muda tetap harus menaruh pendidikan sebagai prioritas utama.
Saat ini cukup banyak para pemain sepak bola di Indonesia usia muda yang tetap menjalankan kewajibannya untuk bersekolah. Bahkan tak sedikit yang telah menyelesaikan sekolah menengah kemudian memutuskan untuk mengambil studi lanjutan di perguruan tinggi sembari berkarier sebagai pesepak bola.
Hal ini sangat disarankan oleh Ponaryo Astaman sebagai seorang mantan kapten Timnas Indonesia. Menurutnya sekolah dan sepak bola harus bisa berjalan beriringan.
"Tidak boleh dilupakan bahwa sebenarnya sepak bola itu sebenarnya hanya sampingan, entah itu hobi atau bakat. Sekolah harus tetap menjadi yang utama," tegas Ponaryo Astaman dalam Silaturahome Liputan6, Rabu (27/5/2020).
"Ketika seseorang berlatih sepak bola sejak kecil, belum tentu ketika dewasa akan menjadi pesepak bola. Kalau bicara sekolah, ilmunya akan terpakai hingga dewasa entah akan jadi apapun dia nanti," lanjutnya.
Ponaryo Astaman pun menegaskan bakal menjadi kesalahan bagi calon pesepak bola jika sejak kecil berpikiran untuk tidak serius atau meninggalkan sekolah demi mengejar mimpi menjadi pesepak bola.
"Kalau bicara tentang keinginan menjadi pesepak bola, bahkan sepak bola saat ini tidak bisa dilepaskan dari ilmu pengetahuan. Sepak bola itu bukan hanya sekadar main bola saja. Bahkan sebagai atlet, kalau memiliki IQ yang tinggi, itu akan membuat mereka akan menjadi lebih baik. Jadi akan menjadi kesalahan besar jika ada yang meninggalkan sekolah demi sepak bola," ujar Ponaryo Astaman.
Video
Dukungan Orang Tua Jadi Faktor Penting
Selain itu, Ponaryo Astaman juga menegaskan pentingnya dukungan dari orang tua terhadap sang anak, entah untuk menjadi pesepak bola atau apapun yang menjadi keinginan sang anak. Ponaryo menceritakan bagaimana dirinya tidak memaksakan kedua putranya, atapun sang putri, untuk menjadi pesepak bola.
"Menurut saya, sepak bola itu bakat dan hobi. Kalau dia tidak bakat tapi melakukannya karena hobi, dia pasti senang. Kebetulan anak saya tidak dua-duanya. Anak saya yang terakhir suka diajak bermain, tapi bukan untuk serius, jadi hanya senang-senang saja," ujar Ponaryo Astaman yang memiliki dua putra dan satu putri itu.
Namun, ketika bicara mengenai keinginan anak untuk menjadi apapun, dukungan orang tua menjadi sangat penting. Hal itu yang juga ingin dibagikan oleh Ponaryo Astaman kepada para orang tua yang memiliki anak dengan hobi sepak bola.
"Pertama tentu harus didukung penuh, apalagi olahraga itu sehat dan aktif. Olahraga bisa membawa anak menghindari pengaruh buruk, seperti narkoba. Kedua, anak-anak akan belajar bersosialisasi lewat sepak bola karena ini merupakan olahraga tim. Mereka bisa mengenal teman-temannya dan belajar bekerja sama dengan orang lain," ujar Ponaryo Astaman.