Lucas Radebe, Pahlawan buat Nelson Mandela dan Legenda Leeds United yang Pernah Ditembak

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 30 Mei 2020, 11:45 WIB
Leeds - Lucas Radebe dan Nelson Mandela (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Menjadi seorang legenda di klub sarat tradisi macam Leeds United bukanlah perkara mudah. Hal itu didapat oleh Lucas Radebe, pesepak bola asal Afrika Selatan yang saat masih kecil pernah ditembak demi Nelson Mandela.

Lucas Radebe lahir dan tumbuh besar di era Apartheid di Afrika Selatan. Tinggal di Johannesburg, ia berada tepat di pusat konflik kulit hitam dengan kulit putih.

Advertisement

Sama seperti bocah 'asli' Afrika Selatan lainnya, Lucas Radebe terbawa arus pergerakan protes anti politik Apartheid. Pemandangan mayat menjadi hal biasa buat dirinya, apalagi yang meninggal biasanya merupakan barisan anti-Apartheid.

Lucas Radebe bisa menyelamatkan diri dari rumitnya persoalan politik di negara asalnya lewat sepak bola. Melihat hal ini orang tuanya membawa sang anak pindah ke tempat lain yang lebih aman.

Dari sana, Lucas Radebe bisa mengembangkan bakat dan hobinya bermain sepak bola hingga akhirnya pemilik klub Kaizer Chiefs, Kaizer Motaung, megajaknya bergabung.

Lucas Radebe menjadi pemain profesional pada saat usianya mencapai 20 tahun, momen yang tepat karena era Apartheid segera berakhir. Afrika Selatan mulai terbuka buat dunia lain, termasuk Timnas Kamerun yang saat itu merajai sepak bola Afrika.

 

Video

2 dari 3 halaman

Ditembak Saat Hendak Membeli Minuman untuk Ibunya

Lucas Radebe. (Dok. Thesefootballtimes)

Suatu hari, Lucas Radebe dan rekan setimnya di Kaizer Chiefs bertanding melawan Crystal Palace dalam sebuah laga persahabatan. Dari situ, namanya mulai dilirik pemandu bakat.

Namun, saat sorotan tengah tertuju padanya, tragedi menimpa Lucas Radebe. Ia ditembak di tempat.

Kejadian itu bermula ketika ia hendak pergi membeli minuman untuk ibunya. Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Diceritakan oleh saksi mata, Lucas Radebe awalnya tidak sadar ada peluru menembus punggungnya.

Darah tiba-tiba mengcur deras membasahi tubuhnya. Ia tersungkur tak berdaya hingga mobil ambulans datang pada saat yang tepat. Lucas Radebe dibawa ke rumah sakit dan langsung menjalani operasi.

Tim dokter yang menangani Lucas Radebe seakan tak percaya. Peluru yang ditembakkan ke tubuhnya masuk melalui punggung, tapi tidak mengenai sedikit pun organ penting dan pembuluh darah vital.

Kejadian itu membuat Lucas Radebe batal ke Besiktas. Padahal dalam beberapa hari ke depan, ia tinggal melakukan tanda tangan kontrak saja. Beruntung, pemandu bakat Leeds United, Geoff Sleight tetap percaya pada kualitasnya.

Geoff Sleight bahkan sampai meminta Howard Wilikinson, manajer Leeds, untuk merekrutnya. Tidak cuma Lucas Radebe, tapi rekannya yakni Philemon Masinga juga diajak serta.

 

3 dari 3 halaman

Pujian Nelson Mandela

Mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela saat meninggalkan kediaman presiden di Genadendal, Cape Town, 12 Februari 2010. AFP PHOTO/ GCIS/ HO/ Elmond Jiyane

Keberhasilan pemain Afrika Selatan berkarier di Eropa disambut bak kemenangan buat rakyatnya, tak terkecuali Nelson Mandela, sosok penting di balik 'kemerdekaan' Afrika Selatan.

Pada suatu momen ketika Nelson Mandela mendatangi Leeds Town Hall (semacam alun-alun), tanpa ancang-ancang, ia langsung mengatakan bahwa Lucas Radebe adalah pahlawannya.

"Lucas adalah pahlawan saya. Dia membawa sepak bola Afrika Selatan hingga ke daratan ini, memberikan dampak buat semua orang di negara kelahirannya," kata Nelson Mandela.

Lucas Radebe membela Leeds United dari 1994 hingga 2005. Kesetiannya tak luntur meski sempat digoda bergabung dengan klub lain. Dirinya pun dicap sebagai legenda tim meski sempat didera cedera panjang.

Ada banyak nama di Leeds United, mulai dari Mark Viduka, Jimmy Floyd Hasselbaink, Jonathan Woodgate, hingga Lee Bowyer, namun Lucas 'The Chief' Radebe tetap ada di hari suporter setia di Stadion Elland Road.

Berita Terkait