Bola.com, Jakarta - Pembalap yang sukses jadi juara dunia, sesuai regulasi berhak menggunakan nomor motor 1 pada musim berikutnya.
Nomor 1 merupakan penanda pembalap bersangkutan merupakan sang juara bertahan. Tapi penggunaan nomor 1 tidak wajib hukumnya.
Artinya pembalap yang merasakan juara dunia berhak memutuskan untuk menggunakan nomor 1 atau lebih memilih bertahan dengan nomor motor yang sudah identik dengannya.
Masalahnya nomor motor 1 seakan sudah dianggap sebagai kutukan untuk pembalap MotoGP. Alhasil mayoritas pembalap juara dunia enggan menggunakannya.
Alasannya memang mengerikan. Mayoritas juara bertahan yang memakai nomor 1 pasti gagal mempertahankan gelar juara dunia sehingga sampai disebut kutukan.
Oleh karena itulah jelang MotoGP 2019, banyak yang kaget ketika Marc Marquez mengumumkan melalui Instagram, bahwa ia telah memutuskan beralih dari nomor motor 93 ke 1.
Pada akhirnya itu hanya sebuah candaan. Karena ia sedang merayakan Dia de Los Santos Inocentes atau mirip April Fool's pada tanggal 1 April setiap tahunnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Casey Stoner dan Jorge Lorenzo Gagal Gunakan Nomor 1
Jika merunut ke belakang, memang banyak pembalap juara bertahan gagal mempertahankan gelar ketika memakai nomor motor 1. Sehingga semakin memperkuat kata-kata: kutukan.
Seperti Casey Stoner. Dia memakai nomor satu di musim 2008 usai juara dunia MotoGP 2007 bersama Ducati. Namun di tahun 2008, ia hanya berstatus runner-up.
Dia mengulangnya tahun 2012 setelah jadi terbaik bersama Repsol Honda musim 2011. Hasilnya lagi-lagi gagal, ia hanya bercokol di posisi tiga.
Kutukan nomor motor 1 juga pernah dirasakan Jorge Lorenzo. Dia memutuskan meninggalkan nomor motor 99 dan beralih ke 1 usai merasakan titel juara dunia perdana bersama Yamaha tahun 2010. Namun musim berikutnya, ia jadi runner-up.
Mick Doohan
Menurut sejarah, Mick Doohan merupakan pembalap terakhir yang bisa mempertahankan gelar juara dunia. Masih di era 500 cc, pembalap asal Australia itu melakukanya musim 1998.
Adapun Valentino Rossi dan Marquez jadi pembalap yang tak pernah berpikir untuk beralih ke nomor 1 meski berstatus juara dunia. Keduanya sepertinya sadar akan kutukan nomor keramat tersebut.*