Bola.com, Makassar - Aksi Marwal Iskandar sebagai gelandang petarung yang militan pernah menghiasi pentas Liga Indonesia. Totalitasnya di lapangan membuatnya tak sulit mendapatkan klub.
Sejak memulai karier pada 1991 di Gaspa Palopo, Marwal tercatat pernah berkostum 15 klub. Enam di antaranya adalah klub besar eks Perserikatan yakni PSM Makassar, Persib Bandung, PSMS Medan, Persipura Jayapura, Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
PSM adalah klub besar pertama yang dibelanya. Di klub kebanggaan Kota Daeng, Marwal jadi bagian skuat Juku Eja saat meraih posisi runner-up Liga Indonesia 1995-1996. Pada periode ini, Marwal memperkuat tim Sulawesi Selatan yang menembus semifinal PON 1996 di Stadion Gelora Bung Karno.
Selepas dari PSM, Marwal mencoba peruntungan di Persikota Tangerang. Di klub yang berjuluk 'Bayi Ajaib' ini kemampuan Marwal tergali optimal dibawah penanganan pelatih Sutan Harhara. Puncaknya, pada musim 1999-2000, Marwal termasuk pemain penting Persikota yang berhasil lolos ke semifinal sebelum dihentikan PKT Bontang.
Pada satu kesempatan, kepada Bola.com, eks gelandang Persikota, Francis Younga tanpa sungkan mengakui pentingnya sosok Marwal dalam tim.
"Marwal di mata saya adalah tipe pemain yang tak mau kalah dan pantang menyerah. Suatu saat, sebelum pertandingan, ia sedang demam tinggi. Tapi, ia ngotot bermain dan tampil sesuai ciri khasnya," ungkap Younga.
Empat musim bersama Persikota, Marwal hengkang ke Perseden Denpasar. Dua musim bersama klub Bali itu, pada 2003, ia ditawari membela Persib Bandung yang tengah berjuang dari ancaman degradasi. Selepas dari Persib, petualangan Marwal berlanjut ke PSMS Medan (2004-2005) dan Persipura (2005-2006).
Di Persipura, Marwal menggenggam trofi juara Liga Indonesia 2005 setelah di final mengalahkan Persija Jakarta.Sukses di Persipura, Marwal menyeberang ke Persija. Di klub Ibukota, pencapaian terbaik Marwal adalah semifinal Liga Indonesia 2007 dan peringkat tiga Copa Indonesia (2006 dan 2007).
Dari Persija, Marwal melengkapi impiannya membela enam klub besar Indonesia dengan menerima tawaran manajemen Persebaya Surabaya pada 2007.
Selepas dari Persebaya, Marwal berturut-turut berkostum Deltras Sidoardo, Persikab Bandung, Palangkaraya FC dan Persibo Bojonegoro. Selain memperkuat belasan klub, nama Marwal sempat masuk dalam daftar pemain Timnas Indonesia U-23 menghadapi Pra Olimpiade 2000.
Video
Jadi Pelatih dan Instruktur
Setelah pensiun sebagai pemain, Marwal beralih profesi menjadi pelatih. Ia mengawalinya dengan melatih Makassar United.
Meski berstatus klub amatir, Makassar United kerap mengikuti turnamen berskala nasional dan internasional, di antaranya Celebes Cup di Bandung dan Piala Gubernur Aceh.
Selepas dari Makassar United, Marwal menjadi staf pelatih Akademi Sepakbola Frenz International yang berbasis di Malaysia pada periode 2011-2015.Pengalaman melatih di Malaysia jadi bekal Marwal mencoba peruntungan di klub Tanah Air.
Sebelum menjadi pelatih kepala di PSPS Pekanbaru pada 2017, Marwal sempat menjadi asisten pelatih di Borneo FC (2015) dan Persela Lamongan (2016). Terakhir, ia tercatat menjadi Direktur Teknik Persik Kediri yang berhasil promosi ke Liga 1 pada 2019.
Selain menjadi pelatih, Marwal juga berbagi ilmu dengan menjadi instruktur pada kursus kepelatihan di Tanah Air. Ia mengawalinya pada 2015 dengan menjadi asisten Sutan Harhara yang menjadi instruktur kepala pada sejumlah kursus sampai 2018.
Kariernya sebagai instruktur kian terbuka setelah mendapat kesempatan mewakili Indonesia pada Pelatihan Instruktur yang diselenggarakan oleh Federasi Sepakbola Jerman, 17-23 Agustus 2019.
"Pelatihan itu diikuti oleh instruktur dari 19 negara. Saya satu-satunya dari Asia. Di Jerman, saya mendapat pelajaran dan pengalaman berharga meski waktunya terhitung singkat," kata Marwal kepada Bola.com, Jumat (5/6/2020).
Berbagi Ilmu
Sepulang dari Jerman, Marwal berbagi ilmu dengan menjadi instruktur kepala pada sejumlah kursus berbagai level.
"Alhamdulilah, saya mendapat kesempatan berbagi ilmu sebagai instuktur pelatih pada puluhan kota dan kabupaten di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku," papar Marwal.
Marwal mengaku menikmati perannya sebagai instruktur.
"Saya ingin mencetak pelatih yang bisa melahirkan dan mengembangkan potensi pemain muda. Ilmu kepelatihan terus berkembang sejalan dengan waktu. Saya sendiri masih terus belajar untuk meningkatkan ilmu kepelatihan," tutur Marwal.
Meski belakangan lebih banyak melakoni peran sebagai instruktur, Marwal tak menampik dirinya tetap berkeinginan melatih sebuah klub.
"Hanya memang belum ada tawaran yang cocok," pungkas Marwal yang kini mengantongi sertifikat lisensi A-AFC ini.
Baca Juga
Sumardji Sebut Shin Tae-yong Baru Bisa Jadi Sasaran Tembak Jika Timnas Indonesia Melempem di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Manajer Timnas Indonesia Tanggapi Tagar Shin Tae-yong Out Gara-gara Piala AFF 2024: Salah Alamat dan Salah Sasaran!
Jelang Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024: Vietnam Kecewa Cuma Dapat Jatah 300 Tiket dari Singapura