Bola.com, Malang - Klub Liga 2, Kalteng Putra, masih belum lepas dari masalah tunggakan gaji pemain yang terjadi pada saat mereka tampil di Liga 1 2019. Tim yang bermarkas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, itu masih belum melunasi tunggakan gaji pemainnya, termasuk Gede Sukadana yang saat itu menjadi kapten tim.
Kalteng Putra kini dibayangi sanksi tidak bisa mendaftarkan pemain baru dalam tiga periode ke depan. Sebenarnya, manajemen Kalteng Putra wajib melunasi sisa tunggakan gaji itu pada 6 Juni lalu, sesuai dengan sidang National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia yang digelar 21 April 2020, di mana mereka wajib membayar gaji tersebut dalam kurun waktu 45 hari.
Namun, hingga saat ini para pemain Kalteng Putra di Liga 1 2019 belum menerima pelunasan gaji tersebut. Mantan kapten tim Kalteng Putra, Gede Sukadana, buka suara terkait tunggakan tiga bulan yang belum dibayarkan.
"Masalah ini sudah diwakili oleh APPI dan disidangkan di NDRC. Namun, sampai sekarang masih belum dibayarkan sisa tiga bulan gaji saya," ujar pemain asal Denpasar, Bali, itu.
Sebenarnya, para pemain Kalteng Putra sudah berusaha menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan pada musim lalu. Namun, hingga akhir musim, tidak ada solusi yang bisa membuat pemain tenang. Belum lagi ketika para pemain menghubungi manajemen, tidak ada jawaban yang diberikan.
"Mereka terlalu meremehkan masalah, makanya jadi begini. Kalau ditanya juga tidak pernah memberikan jawaban," keluh Gede Sukadana.
Video
Tetap Dibutuhkan Saat Pandemi COVID-19
Gede Sukadana dan beberapa pemain Kalteng Putra mungkin sudah berpindah klub pada musim ini. Namun, mereka masih menanti gaji tersebut, terutama karena kebutuhan yang harus mereka penuhi.
Apalagi pandemi virus corona COVID-19 membuat kompetisi harus terhenti dan penghasilan hanya diberikan 25 persen saja oleh klub saat ini. Gede Sukadana merasa apes dengan situasi saat ini, di mana ia baru mendapatkan gaji utuh selama dua bulan, tapi kemudian kompetisi terhenti dan gaji dipotong.
"Baru dua bulan merasakan gaji normal, sekarang kompetisi berhenti. Jadi harus menguras tabungan," ujarnya sambil bercanda.