Bola.com, Jakarta Mantan pemain Manchester United, Patrice Evra tanggapi kasus George Floyd atas kasus rasisme yang sedang terjadi di Amerika Serikat. Ia juga memberi himbauan kepada siapapun agar tidak rasis kepada orang lain.
Pada 25 Mei, Floyd yang berusia 46 tahun meninggal setelah ditahan dan diborgol oleh petugas polisi di Minneapolis, Minnesota, karena dicurigai menggunakan uang kertas palsu.
Oknum polisi kulit putih Derek Chauvin berlutut di leher Floyd selama beberapa menit. Tiga petugas lainnya hadir. Keempatnya telah dipecat dan sekarang menghadapi tuduhan pembunuhan tingkat dua.
Kematian Floyd telah memicu protes dan demonstrasi anti-rasisme skala besar di seluruh dunia. Termasuk Patrice Evra yang mengomentari kasus tersebut lewat media sosialnya.
"Rasisme berasal dari pendidikan. Tidak ada bayi yang lahir sebagai rasis," kata Evra. "Tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai rasis. Saya telah mengalami rasisme sepanjang hidup saya. Saya di sini tidak menangis. Saya di sini tidak melakukan (mempermainkan) korban. Ketika saya melihat video itu (dari Floyd di tahanan polisi), saya hanya merasa beruntung masih hidup. "
Mantan pemain Manchester United tersebut juga mengakui jika ia sering mendapat kasus rasisme. Dengan adanya kasus seperti itu dirinya merasa sangat atas hilangnya sebuah nyawa karena rasis. Patrice Evra juga menghimbau agar semua orang bersifat baik dan tidak rasis agar tidak ada kasus seperti George Floyd yang terulang.
Baca Juga