Mario Balotelli dan 3 Peraih Penghargaan Golden Boy yang Kariernya Terpuruk

oleh Rizki Hidayat diperbarui 11 Jun 2020, 07:30 WIB
Pemain Brescia, Mario Balotelli. (AFP/Marco Bertorello)

Bola.com, Jakarta - Mario Balotelli merupakan satu di antara pesepak bola yang sukses merengkuh penghargaan Golden Boy. Meski sempat mendapat label wonderkid, karier Balotelli kini justru semakin terpuruk.

Pemberian trofi Golden Boy dilakukan untuk pertama kalinya pada 2003 lalu dan diinisiasi oleh media kenamaan asal Italia, Tuttosport. Nominasi pemenang penghargaan ini adalah pemain yang masih berusia di bawah 21 tahun.

Advertisement

Mario Balotelli berhasil mendapatkan titel Golden Boy pada 2010. Dia berhasil mengungguli Jack Wilshere yang ketika itu memperkuat Arsenal duduk di peringkat kedua.

Memiliki skill mumpuni dan meraih trofi Golden Boy, Balotelli digadang-gadang bakal menjadi striker terbaik, serta andalan Timnas Italia pada masa depan. Namun, kontroversi yang kerap dibuat membuat karier Super Mario terus merosot.

Teranyar, pemain berusia 29 tahun tersebut membuat manajemen Brescia geram. Pasalnya, Mario Balotelli beberapa kali mangkir dari sesi latihan Brescia.

Dia tidak hadir dalam dua sesi latihan bersama Brescia, yakni pada 26 Mei dan 31 Mei 2020. Padahal, I Biancazzurri tengah mempersiapkan diri untuk menjalani pertandingan Serie A yang sempat terhenti akibat pandemi virus corona.

Akibat tindakan tersebut, Mario Balotelli dikabarkan Gazzetta dello Sport dipecat oleh Brescia. Padahal, dia masih terikat kontrak bersama Brescia hingga 30 Juni 2022.

Brescia juga menolak kehadiran Mario Balotelli di pusat latihan klub di Torbole, Selasa (9/6/2020) pagi waktu setempat. Klub langsung menutup pintu ketika mengetahui mantan pemain Inter Milan itu tiba.

Selain Mario Balotelli, sejumlah pemain yang meraih penghargaan Golden Boy juga memiliki karier yang tak terlalu bersinar. Berikut ini adalah tiga di antaranya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Anderson

Gelandang Manchester United Anderson pada laga lanjutan Liga Premier melawan Manchester City di Old Trafford, Manchester, 23 Oktober 2011. AFP PHOTO/ANDREW YATES

Karier Anderson di Manchester United dimulai dengan sangat baik. Pada musim debutnya, dia berhasil membantu The Red Devils meraih trofi Premier League dan Liga Champions sekaligus.

Pemain yang direkrut dari FC Porto pada 2007 itu lantas disebut sebagai suksesor legenda MU, Paul Scholes. Sial bagi Anderson, cedera sering menghampiri dirinya selama delapan tahun berseragam Manchester United.

Nasibnya terus memburuk. Pada 2018, dia bergabung dengan Adana Demirspor yang merupakan peserta divisi kasta kedua Liga Turki. Pada musim berikutnya, Anderson memutuskan pensiun saat berusia 31 tahun.

3 dari 4 halaman

Alexandre Pato

Alexandre Pato merayakan golnya saat melawan South Hyundai Jeonbuk Korea di Liga Champions AFC di Tianjin (14/3). Poster tersebut bertuliskan memohon Pato bermain bagus karena "Dilraba menonton siaran langsung". (AFP Photo)

Pato tampil dengan sangat gemilang bersama AC Milan saat baru direkrut dari klub Brasil, Internacional, pada 2007 lalu. Namun, cedera dan mungkin kutukan nomor 9 membuat kariernya menjadi terpuruk.

Setelah mengalami serangkaian keterpurukan bersama Milan, Pato memutuskan pulang ke Brasil dan memperkuat Corinthians pada 2013. Namun, kariernya tidak berjalan manis di sana.

Pato juga sempat mencoba peruntungannya kembali di Eropa saat bergabung dengan Chelsea dan Villarreal. Akan tetapi, nasibnya tak kunjung berubah. Kini, dia sedang memperkuat Sao Paolo dan baru mencetak lima gol dari 21 penampilan.

4 dari 4 halaman

Renato Sanches

Renato Sanches masih belum menunjukkan performa yang maksimal untuk Bayern Munchen. (ESPN)

Wajar jika Renato Sanches dinobatkan sebagai peraih trofi Golden Boy pada 2016 lalu. Pasalnya, Renato turut membawa Timnas Portugal menjadi juara Piala Eropa pada tahun yang sama.

Setelah berhasil membawa Portugal juara, pemain berusia 22 tahun pindah ke Bayern Munchen dengan nilai transfer mencapai 80 juta euro. Akan tetapi, dia gagal memenuhi ekspektasi publik yang sudah terlanjur tinggi.

Renato Sanches sempat memperkuat Swansea City pada musim 2017-2018 dengan status pinjaman. Dia baru mendapatkan performa terbaiknya kembali saat memperkuat klub Ligue 1, Lille.

Sumber: Planet Football

Disadur dari: Bola.net (Penulis: Yaumil Azis/Published: 29/05/2020)