Bola.com, Makassar - Hendra Wijaya termasuk pemain yang lama berkostum PSM Makassar. Ia tercatat sebagai bagian PSM sejak 2008 sampai 2019 atau 11 musim secara beruntun.
Sejatinya, ada pemain yang lebih lama, yakni Syamsul Chaeruddin yang berkostum PSM Makassar selama 14 musim. Tapi, eks gelandang tim nasional Indonesia itu bergabung dalan dua periode, 2001-2010 dan 2012-2017.
Pada channel Youtube milik Ferdinand Sinaga, Hendra mengungkapkan, PSM sudah seperti rumah kedua buatnya. Jadi, wajar kalau tak pernah memikirkan untuk pindah meski ada juga tawaran dari klub lain.
"Semua pemain asal Makassar pasti ingin membela PSM. Saking cintanya kepada PSM, saya lebih mengutamakan terus jadi bagian dalam perjuangan tim daripada nilai gaji," ungkap Hendra.
Hendra mengaku menikmati statusnya sebagai pemain PSM meski ia juga tidak selalu tampil sebagai starter. Ia tetap bertahan, termasuk ketika PSM sempat hengkang ke Liga Primer Indonesia pada 2011-2013.
Sampai pada Liga 1 2019, ketika PSM ditangani Darije Kalezic yang menggantikan peran Robert Alberts yang memilih mundur dengan alasan sakit, pada musim itu, Hendra mendapatkan pengalaman pahit sepanjang kariernya di PSM.
"Sebenarnya saya ingin melupakannya. Tapi, terpaksa saya ungkap agar bisa jadi pelajaran buat pemain muda," tegas Hendra.
Menurut Hendra, di era Darije, sebenarnya ia sudah merasa tidak diperlukan lagi di PSM. Indikatornya setiap sesi latihan, ia tidak pernah lagi diikutkan dalam gim internal.
"Saya hanya duduk di pinggir lapangan menyaksikan pemain lain melahap program taktik dari pelatih. Sebagai pemain senior, terus terang saya merasa terbuang," kata Hendra.
Sebagai pemain profesional, Hendra sebenarnya tidak mempermasalahkan keputusan Darije.
"Setiap pelatih memiliki selera berbeda dalam menentukan pemain pilihannya. Saya paham itu. Tapi, masalahnya, coach Darije tidak pernah sekalipun mengajak saya berbicara," tegas pemain yang memperkuat PSM Makassar mulai dari tim Pra-Ligina itu.
Video
Dipinjamkan ke PSIM
Meski berada dalam situasi sulit, Hendra mencoba bertahan. Sampai tiba pada suatu waktu, CEO PSM Makassar, Munafri Arifuddin memanggil untuk membicarakan tawaran manajemen PSIM Yogyakarta yang ingin meminjamnnya.
"Saat itu, saya merasa sebagai orang terbuang. Ibaratnya, saya seperti anak yang dilempar dari rumah sendiri dan dipersilakan berjuang untuk mencari kehidupan," kenang Hendra.
Tapi, sebagai pemain profesional, Hendra menerima keputusan manajemen PSM. Ia pun memperkuat PSIM pada putaran kedua Liga 2 2019.
"Saya pun bertekad bermain dengan hati agar bisa tampil baik serta membuat suporter dan manajemen PSIM senang," ujar Hendra.
Hendra pun menjadikan keputusan PSM jadi bahan introspeksi diri. Termasuk dari sisi teknis.
"Saya tentu harus menyesuaikan diri dengan permainan tim. Tapi, karakter pantang menyerah dan tak mau kalah dalam duel jangan hilang," tegasnya.
Hendra pun mengaku selama di PSIM, ia mulai mengurangi melakukan pelanggaran yang tak perlu. "Alhamdulillah, manajemen PSIM tetap memakai saya pada musim 2020," pungkas Hendra mengakhiri pembicaraan.