Bola.com, Semarang - Apa kabar perkembangan proses renovasi Stadion Jatidiri? Renovasi homebase PSIS Semarang sudah mencapai 80 persen pembangunan dan sebenarnya tak lama lagi dapat digunakan oleh tim Mahesa Jenar.
Stadion Jatidiri yang merupakan rumah PSIS Semarang, menjalani proses renovasi sejak 2017 lalu, ketika PSIS masih berkiprah di Liga 2. Menjelang berakhirnya kompetisi, stadion yang berkapasitas 20 ribu penonton dirombak total menjadi venue yang begitu megah.
Meski saat itu PSIS sudah tak lagi memakai stadion Jatidiri, kiprah tim pujaan Panser Biru dan Snex ini justru mengkilap. Terbukti PSIS berhasil promosi ke Liga 1, dan mapan sebagai tim kuda hitam dalam dua musim terakhir.
Berbicara Stadion Jatidiri yang begitu spesial bagi PSIS, tahun 2020 ini sebenarnya menjadi momentum yang ditunggu-tunggu. Publik sepak bola Semarang menantikan semangat 2020, PSIS Back to Semarang.
Stadion Jatidiri yang hampir rampung direnovasi membuat PSIS berniat kembali pulang setelah lebih dari dua tahun bermarkas di Magelang. Namun, kembali tertunda karena pembangunan stadion yang belum 100 persen selesai.
Mengingat anggaran untuk pembangunan renovasi Stadion Jatidiri bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah, dengan metode pencairan tahun tunggal. Praktis proses pembangunan bertahap melalui lelang di setiap prosesnya.
Bola.com mencoba mengulas sekaligus mengintip kondisi terkini Stadion Jatidiri yang akan kembali menjadi markas PSIS Semarang dipandu Prambudi Trajutrisno, selaku Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.
Pria yang juga menjabat sebagai pejabat pembuat komitmen (PPKom) renovasi GOR dan Stadion Jatidiri Semarang, bercerita mengenai wajah terkini maupun potensi besar dari rumah legendaris PSIS Semarang.
Video
Terpengaruh COVID-19, Target Selesai 2021
Proses pembangunan renovasi Stadion Jatidiri sudah berjalan memasuki tahun ketiga. Sesuai jadwal sebenarnya bisa rampung pada 2020 ini. PSIS Semarang juga dipastikan bisa memakainya pada tahun depan.
Sayangnya wabah virus Corona yang merebak di Indonesia turut membuat proses renovasi terhenti. Darurat wabah COVID-19 sejak Maret lalu praktis menghentikan berbagai proses pembangunan aset nasional, termasuk Stadion Jatidiri.
Dana alokasi yang sebenarnya diperuntukkan bagi renovasi stadion harus dialihkan untuk penananganan wabah virus Corona. Prambudi menjelaskan bahwa semua anggaran di berbagai sektor, untuk saat ini difokuskan kepada penananganan COVID-19
"Sebetulnya akhir Januari lalu sudah siap untuk lelang tahap pertama 2020. Begitu akan mulai, ada wabah virus Corona, yang membuat semua harus difokuskan untuk penanganan pandemi virus Corona," terang Prambudi dalam wawancara, Jumat (12/6/2020).
Namun demikian, pihaknya memastikan proses pemeliharaan di Stadion Jatidiri tetap berjalan. Terutama dalam menjaga kualitas rumput lapangan.
"Tahun depan insyaallah kami lanjutkan kembali, termasuk kelanjutan pembangunan maupun maintenance. Seluruh sektor memang berhenti, karena berbagai sektor ikut menurun dengan adanya wabah COVID-19 ini," ungkapnya.
Proses renovasi rumah PSIS tersebut sudah mencapai 80 persen. Artinya tinggal 20 persen lagi untuk benar-benar bisa digunakan para penggawa Mahesa Jenar beraksi.
Adanya hambatan pembangunan karena COVID-19, membuat target penyelesaian renovasi ikut diundur menjadi tahun depan. 2021 bakal menjadi saat yang bertepatan dengan selesainya pembangunan Stadion Jatidiri secara total.
Stadion Jatidiri kini disulap menjadi megah dan besar. Tribune penonton ada tiga tingkat, seluruhnya single seat, dengan daya tampung mencapai 45 ribu penonton. Meski saat ini beberapa bagian bangunan di Stadion Jatidiri memang masih butuh pengerjaan.
"Tahun depan menyelesaikan pembangunan yang belum rampung, atap sisi barat, lanskaping, lampu stadion, dan area pemanasan atletik. Harapannya secara fungsional, stadion bisa dipakai pada 2021," tutur Prambudi.
"Meski sementara mandek, tetap kita jaga, jangan sampai ada stigma mangkrak. Secara umum sudah 80 persen, harapannya yang tinggal 20 persen itu minimal satu sampai satu tengah atau dua tahun anggaran bisa selesai," bebernya.
Menelan Biaya Rp300 Miliar untuk Standar Internasional
Proses pembangunan renovasi Stadion Jatidiri adalah membongkar sebagian besar bangunan lama. Hanya saat ini sudah berdiri megah susun tiga tingkat tribune penonton, dan terlihat ciamik dengan atap yang hampir melingkar penuh.
Prambudi menjelaskan Stadion Jatidiri masuk jajaran stadion megah di Indonesia, dengan standar internasional, tapi pembangunannya sangat efisien. Hal itu tidak lepas dari jumlah total anggaran yang dikucurkan sampai saat ini menyentuh angka hampir Rp400 miliar.
"Sekitar Rp300 miliar lebih. Artinya untuk total anggaran dalam pembangunan Stadion Jatidiri ini termasuk paling efisien dan paket murah meriah," kata pria yang akrab disapa Pram.
"Kalau untuk menyempurnakannya, membutuhkan sekitar Rp100 sampai 150 miliar lagi. Tidak hanya fisik saja yang diselesaikan, tapi prasarana pendukung juga diperhatikan. Seperti sound system, lighting, dan item lainnya," lanjutnya.
Markas klub PSIS Semarang ini bakal memiliki banyak fasilitas mewah ketika selesai renovasinya nanti. Setidaknya seluruh tribune penonton dengan kursi tunggal dan beratap sehingga membuat nyaman dari panas maupun hujan.
Rumput lapangan berkualitas dengan jenis Zoysia Japonica, total pencahayaan mencapai 1.800 KVA dengan back-up power genset, lintasan atletik sebanyak delapan trek, lift untuk tribune VVIP, hingga parkir dengan sistem digital.
Kemegahan dan kemewahan Stadion Jatidiri Semarang bakal sejajar dengan Stadion Manahan Solo yang belum lama ini selesai direnovasi. Bahkan kabarnya sempat masih punya kesempatan bagi Stadion Jatidiri untuk bisa menjadi venue Piala Dunia U-20 tahun depan, jika tidak terhenti karena wabah virus Corona.
"Standar yang digunakan untuk event di Stadion Jatidiri tentunya juga berkelas internasional. Tidak hanya untuk perhelatan olahraga saja, kalau bisa digunakan untuk event non-olahraga seperti pentas seni, musik, dan sebagainya," paparnya.
"Terpenting adalah sewajarnya diimbangi dengan edukasi penonton yang tertib. Jangan sampai merusak atau tindakan apa yang merugikan. Stadion ini harus kita rawat bersama-sama," jelas Prambudi menutup perbincangan.