Bola.com, Makassar - Kiprah pemain asal Kamerun pernah mewarnai dekade awal perjalanan PSM Makassar di pentas Liga Indonesia. Mereka adalah Charles Lionga, Joseph Lewono, Fouda Ntsama dan Abanda Herman. Kemudian nama-nama seperti Jules Basile Onambele dan Henry Njobi menyusul pada dekade selanjutnya.
Lionga bisa dibilang menjadi pembuka jalan koleganya di PSM. Direkrut pada 1996, Lionga yang mengantikan peran stoper asal Brasil, Marcio Novo langsung mencuat dengan membawa Juku Eja menembus final tunamen Piala Bangabandhu, Bangladesh, 31 Desember 1996-10 Januari 1997.
Sayang, Lionga gagal mempersembahkan gelar juara. Di partai puncak, Juku Eja kalah dari tim nasional Malaysia 1-2. Di pentas Liga Indonesia 1996-1997, kiprah Lionga bersama PSM terbilang lumayan.
Di penyisihan Wilayah Timur, Juku Eja bertengger di peringkat pertama. Sukses PSM berlanjut di Babak 12 Besar. Tergabung di Grup C bersama Pelita Jaya, Arema Malang dan Persipura Jayapura, Juku Eja menyapu bersih tiga partai dengan kemenangan.
Namun, di semifinal, langkah mulus klub kebanggaan Kota Daeng ini dihentikan Persebaya. PSM kalah dengan skor 2-3 pada pertandingan itu. Seperti diketahui, Persebaya akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Bandung Raya 3-1.
Lionga termasuk pemain asing yang termasuk lama bertahan di PSM. Namanya masih tercatat di tim ketika manajemen Juku Eja dikendalikan Nurdin Halid pada di Liga Indonesia 2009-2010.
Pada musim ini, PSM juga memakai jasa koleganya sesama dari Kamerun, Joseph Lewono. Namun, cedera kaki membuat Lionga tak tuntas mengikuti perjalanan Juku Eja menuju tangga juara.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Joseph Lewono dan Fouda Ntsama
Justru nama Joseph Lewono yang menjadi pilar lini belakang Juku Eja. Bersama Ronny Ririn dan Syamsuddin Batola, Lewono jadi benteng solid PSM pada putaran final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno. Termasuk ketika mengalahkan PKT Bontang 3-2 di partai puncak.
"Pemain Kamerun terkenal gigih di lapangan. Karakter itu membuat mereka cepat beradaptasi dengan gaya permainan PSM yang mengandalkan permainan cepat dan keras," ujar Syamsuddin Umar, pelatih PSM saat itu.
Alasan itulah yang membuat manajemen PSM menambah kekuatannya dengan mendatangkan pemain Kamerun lainnya, Fouda Ntsama untuk bersaing di Liga Champions Asia. Seperti dua rekannya, Fouda juga cepat beradaptasi dengan karakter PSM.
Apalagi sebelumnya, ia pernah bermain di PKT Bontang dan Persma Manado. Bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Bento, Fouda jadi momok menakutkan lawan. Termasuk meloloskan PSM ke 8 Besar Liga Champions Asia 2000-2001.
Di Liga Indonesia 2000-2001, Fouda juga tampil menonjol. Penampilan terbaik Fouda ketika mencetak hattrik ke gawang tuan rumah Persijap Jepara, 22 Februari 2001. PSM pun menang 3-1.
Sayang, ia mengalami cedera kaki parah membuat harus menepi lama. Perannya pun diganti oleh Lebal Adel (Prancis). Seperti diketahui, PSM hanya menjadi runner-up setelah takluk 2-3 ditangan Persija Jakarta pada laga final di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
Abanda Terpopuler
Abanda Herman menutup kiprah apik pemain asal Kamerun pada dekade awal Liga Indonesia. Masuk pada putaran kedua musim 2004, Abanda masih menjadi pelapis duet bek tangguh, Charis Yulianto dan Jack Komboy. Musim itu, PSM bertengger di peringkat dua di bawah Persebaya Surabaya.
Baru pada Liga Indonesia 2005, nama Abanda mulai mencuri perhatian. Ia menjadi pilar lini belakang PSM setelah ditinggalkan Charis Yulianto yang hengkang ke Persija Jakarta dan Jack Komboy pulang ke Persipura Jayapura.
Pada musim itu, peran Abanda praktis tak tergantikan. Satu slot di posisi stoper jadi miliknya. Sementara Darwin Perez (Cile) dan Jufri Samad plus Zain Batola bergantian jadi pendamping.
Keras dan lugas saat mengawal striker lawan jadi ciri khas Abanda yang kental mewarnai kiprah PSM di Liga Indonesia 2005. Tak hanya itu, Abanda memanfaatkan tinggi badannya yang mencapai 192 cm untuk menjebol gawang lawan dalam duel bola atas.
Ia menjadi stoper produktif musim itu dengan empat gol. Meski tak mampu membawa PSM meraih trofi juara, aksi trengginas Abanda yang disukai oleh suporter PSM.
Ia pun jadi sosok inspirator pemain muda Makassar. Satu dia ntaranya adalah Abdul Rahman. Pemain yang berposisi sebagai bek itu kini memperkuat PSIS Semarang memakai nama Abanda sebagai panggilan sehari-seharinya.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025