Bola.com, Jakarta - Nilmaizar, sosok ini sudah tidak asing lagi di telinga para pencinta sepak bola Tanah Air. Selain mempunyai pengalaman sebagai pemain maupun pelatih, Nilmaizar terkenal sebagai sosok kharismatik.
Pria yang kini menukangi Persela Lamongan ini sudah malang melintang di sepak bola Indonesia. Saat menjadi pemain, Nilmaizar pernah membela tim-tim besar pada masanya, yakni PSP Padang dan Semen Padang. Nil juga pernah magang di Sparta Prague pada 1990-1992.
Nilmaizar memperkuat Timnas Indonesia pada 1987-1994.
Lepas dari aktivitas sebagai pemain, Nilmaizar tampil sebagai pelatih yang diperhitungkan di kancah sepak bola nasional dengan lisensi AFC Pro. Pria yang mempunyai dua putri ini melatih Semen Padang, Putra Samarinda, PS TIRA (Persikabo), dan kini Persela Lamongan.
Kini, Nilmaizar harus kembali ke kampung halamannya Payakumbuh, Sumatra Barat karena kompetisi dihentikan karena wabah vitus corona.
Hingga saat ini, kompetisi Liga 1 belum menemukan titik terang. PSSI baru mewacanakan kompetisi dilanjutkan pada September mendatang.
Lalu, apa saja yang dilakukan Nilmaizar selama kompetisi terhenti hampir tiga bulan dan bagaimana tanggapannya mengenai wacana PSSI melanjutkan kompetisi Shopee Liga 1?
Berikut petikan wawancara eksklusif Bola.com dengan Nilmaizar, Senin (15/6/2020) berikut ini.
Video
Membahas Kompetisi
Kompetisi sudah terhenti hampir tiga bulan. Aktivitas apa yang Anda lakukan untuk mengisi waktu ?
Benar, kompetisi sudah terhenti hampir tiga bulan. Ya, saya kembali ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga saja. Apalagi kemarin kan kita bulan Ramadhan, saya tidak kemana-kemana. Hanya mencari keringat saja sore-sore di sekitar rumah untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.
Kalau ada waktu, pergi ke luar Karena sebenarnya di sini (Payakumbuh) menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jadi lebih banyak dengan keluarga saja kumpul sama anak dan istri. Sudah hampir tiga bulan saya di kampung halaman.
Sebagai pelatih, bagaimana komunikasi dengan tim saat pandemi?
Tentu saja, saya selalu komunikasi dengan tim kepelatih lainnya yang ada di Persela dan juga pemain agar materi latihan yang diberikan dijalankan dengan baik. Saya selalu memantau perkembangan tiap hari, menggunakan WhatsApp untuk memberikan intruksi. Mereka kirim video latihan dan untuk saat ini kami lebih ke menyarankan pemain untuk jaga kondisi.
PSSI mewacanakan Shopee Liga 1 dilanjutkan September mendatang. Apa tanggapan Anda ?
Kalau memang keputusan itu sudah dikaji, maksudnya sudah rapat dengan pemilik klub, pelatih dan pemain, tidak apa-apa tapi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Kalau tanpa penonton, kalau itu memang yang terbaik sesuai dengan anjuran pemerintah, saya pun sepakat meski saya kira meriahnya akan berkurang. Demi keselamatan semua, ya harus dilaksakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memang situasinya saat ini masih situasi yang tidak diharapkan.
Mengenai liga fokus di Jawa, saya kira itu keputusan PSSI yang tepat. Misal kita harus pergi ke daerah lain, tentu penuh kekhawatiran. Yang penting tempat di Pulau Jawa harus melihat tempatnya, asal jangan zona merah.
Terkait tidak ada degradasi, kita lihat situasi saat ini. Yang penting aturan kesehatan yang ketat, COVID-19 masih mengancam, tapi soal setuju atau tidak itu keputusan manajemen. Cuma, kalau ada degradasi ini jantung setiap hari berdetak kencang.
Pengalaman Paling Berkesan
Bagaimana menurut Anda perihal protokol kesehatan yang dikeluarkan PSSI?
Belum bisa dikatakan sempurna, karena harus ditest minimal satu minggu sebelum pertandingan. Intinya harus disosialisasikan dengan baik
Satu di antara alasan PSSI melanjutkan kompetisi karena ingin memperkuat Timnas Indonesia U-20 di Piala Dunia tahun depan. Artinya, harus banyak memberikan kesempatan bermain kepada pemain yang dibawah U-20. Tanggapannya soal itu?
Saya sudah sampaikan ke tim kepelatihan Persela juga. Jika untuk kepentingan bangsa dan negara, pasti harus diikuti. Bagaimanapun, kita harus mendukungnya sepenuh hati. Tapi, kami tunggu saja regulasi dari PSSI nya seperti apa.
Selama menjadi pelatih dan di tim mana yang paling berkesan?
Sebenarnya di semua tim berkesan. Saya di Semen Padang 12 tahun, di Putra Samarinda satu tahun, di PS TIRA satu tahun dan sekarang di Persela.
Tapi, di Semen Padang pada 2011-2012 yang paling berkesan. Pada saat itu, Semen Padang dik andang tidak pernah terkalahkan, dan sering meraih kemenangan di luar kandang. Kami di urutan keempat, setelah Persipura, Persija dan Arema.
Itu pula yang menjadikan saya sebagai pelatih di perang bintang melawan Persipura di Jayapura. Saat itu, Pak Joko Driyono menelpon dan meminta saya mengumpulkan pemain di Jakarta untuk perang bintang itu.
Kalau saat menjadi pemain tentu ketika di klub Benesov di Liga Ceska bersama Agus Yuwono, Rochi Putiray dan Heriansyah. Kemudian di Sparta Praha dan Dukla Praha. Banyak ilmu yang didapat dari sana.
Apa harapan Anda untuk sepak bola Indonesia kedepannya?
Harapannya saya tetap menginginkan kompetisi bergulir seperti biasa. Semoga wabah COVID-19 ini segera berlalu dan kompetisi berjalan seperti biasa, baik itu Liga 1, Liga 2 atau Liga 3.
Saya berharap atmosfer sepak bola kembali normal, karena ini kan menyangkut kehidupan semua pihak, termasuk pelatih, ofisial, wartawan, wasit dan juga masyarakat luas. Mudah-mudahan tidak lama lagi kompetisi akan bergulir normal kembali. Amin.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut