Bola.com, Jakarta - Posisi Shin Tae-yong sebagai manajer pelatih Timnas Indonesia terancam. Arsitek asal Korea Selatan itu bisa didepak jika tidak kembali ke Tanah Air dalam waktu dekat.
PSSI meminta Shin Tae-yong untuk segera datang ke Indonesia paling lambat pekan depan. Artinya, sebelum pergantian bulan, batang hidung pelatih berusia 49 tahun itu sudah harus terlihat.
"Ada kemungkinan kontraknya diputus karena tidak memenuhi kewajiban. Tiga bulan dia mangkir, walaupun mungkin dua bulan pertama karena ada alasan yang masuk akal," kata Syarif Bastaman, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia ketika dihubungi Bola.com, Jumat (19/6/2020).
"Dia baru sekali memimpin pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 pada Januari 2020 ke Thailand dan Timnas Indonesia pada Februari lalu. Makan gaji buta dong. Kami harus tetap hidup misalnya tanpa Shin Tae-yong. Masa negara sebesar ini bergantung sama satu orang," imbuhnya.
Jika memecat Shin Tae-yong, kursi pelatih Timnas Indonesia dan U-19 otomatis lowong. Syarif merasa pelatih lokal layak diberikan kesempatan sebagai penggantinya. Misalnya Indra Sjafri, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik (Dirtek) PSSI dan pernah menangani timnas U-16, U-19, dan U-22.
"Kami pakai yang ada. Harus jalan terus. Ada coach Indra Sjafri. Nanti bisa kami bicarakan. Akan kami lihat, tapi dia sudah di posisi dirtek. Kalau menjadi pelatih kepala, saya tidak tahu apakah bisa merangkap jabatan atau tidak," terang Syarif.
Video
Pelatih per Level Usia
Syarif menilai bahwa sistem manajer pelatih yang diserahkan kepada Shin Tae-yong tidak efektif. Menurutnya, lebih baik satu level timnas ditangani oleh satu pelatih kepala.
"Kalau saya cenderung, pelatih itu khusus. Kontrak seperti itu menurut saya aneh. Satu orang pelatih membawahi semua level timnas. Bagaimana cara kerjanya," ucap Syarif.
Saat ini, Shin Tae-yong membawahi seluruh level Timnas Indonesia dengan peran manajer pelatih. Kecuali timnas U-16, pria kelahiran Gyeongbuk, Korea Selatan itu turun langsung melatih timnas senior dan U-19.