Bola.com, Jakarta - Enam tahun sudah Makan Konate menetap di Indonesia. Periode tersebut telah cukup untuk memenuhi satu di antara syarat untuk orang asing agar bisa hijrah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Sebenarnya, Makan Konate telah tiba di Indonesia sejak 2012. Namun pada 2015, gelandang Persebaya Surabaya itu hengkang ke Malaysia. Baru pada 2018, pemain asal Mali ini kembali ke Tanah Air.
Enam musim berkarier di Indonesia, Konate berhasil meraih berbagai gelar. Mulai dari trofi bersama klub hingga torehan individu.
Pencapaian tertingginya tentu gelar juara Indonesia Super League (ISL) bersama Persib Bandung pada 2014. Gelar tersebut merupakan trofi pertama Konate di Indonesia.
Selain gelar ISL, Konate juga pernah merengkuh trofi Piala Presiden 2015 bersama Persib. Selain itu, lemari trofi dari pemain berusia 28 tahun ini juga terisi oleh gelar Piala Gubernur Kaltim 2018 bersama Sriwijaya FC, Piala Presiden 2019 dengan Arema FC, dan Piala Gubernur Jatim 2020 bersama Persebaya Surabaya.
Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Persebaya ke-93 pada Kamis (18/6/2020), Bola.com berkesempatan untuk mewawancarai Makan Konate seputar kariernya di Indonesia dan kemungkinan untuk dinaturalisasi. Berikut petikannya:
Video
Saat Sedang di Rumah Saja
Selama pandemi virus COVID-19, apa kegiatan Anda?
Saya latihan dan menjaga kondisi di rumah. Saya sering olahraga di rumah. Setiap hari saya video call keluarga di kampung halaman. Kemarin saya zoom sama pelatih fisik Persebaya. Seminggu tiga kali. Mereka kasih program untuk menjaga kondisi.
Apakah Anda mempunyai hobi baru selama di rumah saja?
Kadang-kadang saya masak. Ayam, burger, atau pizza. Saya belum bisa memasak makanan Indonesia. Saya memasak makanan Afrika dan Mali. Seperti sup ayam pakai nasi. Lalu jamur.
Apa makanan Indonesia favorit Anda?
Saya suka banyak makanan di sini. Karena tidak berbeda jauh dengan Mali. Saya suka soto ayam, soto daging. Saya suka bakso dan sate. Saya suka nasi goreng. Saya tidak bisa makan pedas khawatir sakit perut. Di Mali ada makanan pedas. Tapi saya tidak suka.
Kenapa Anda pindah dari Arema FC ke Persebaya?
Saya pemain profesional. Di Indonesia, saya tidak suka satu tim. Di mana pun saya bermain, di tim lama dan tim baru, tidak ada masalah. Saya satu setengah tahun bersama Arema FC. Semuanya baik. Tak ada masalah. Saat saya pindah, saya tahu rivalitas Arema FC dengan Persebaya. Berat sekali rasanya. Rivalitas antara suporter. Kalau pemain profesional.
Antara Sadio Mane dengan Boaz Solossa
Apa harapan Anda terhadap Persebaya di Hari Ulang Tahun ke-93?
Selamat ulang tahun buat Persebaya. Semoga tim tetap kompak dan solid. Semoga bisa dapat banyak gelar. Semakin jaya.
Pertama kali Anda bergabung Persebaya, paling dekat dengan siapa?
Saya dekat dengan David da Silva. Sebab saya satu apartemen dengan dia. Sama Hansamu Yama, Irfan Jaya, dan lain-lain. Semuanya baik. Yang paling lucu itu Rendi Irwan. Dia suka bercanda.
David da Silva di mata Anda seperti apa?
David merupakan striker yang sangat pintar. Sebelum lawan Persebaya, saya ingin bermain bareng dia. Alhamdulillah saya bergabung dengan Persebaya masih ada David. Saya tahu David suka umpan seperti apa. Waktu pramusim, baru sepekan, saya sudah padu dengan dia.
Siapa idola Anda di dalam dan luar negeri?
Pemain idola saya di luar negeri itu Sadio Mane. Sebab dia pemain pintar, tidak emosional, dan banyak bersyukur. Dia juga tidak sombong. Saya suka karakter dia. Dia juga cetak banyak gol. Dia selalu memberikan penampilan maksimal kepada tim.
Kalau di Indonesia, saya mengidolakan Boaz Solossa. Dia pemain pintar dan bagus. Sejak 2012, saya menghadapi Boaz. Saya pernah satu tim di Habibie Cup. Dia orang baik, dengan pemain lokal dan asing. Kemampuan dia luar biasa. Dia juga sering cetak gol spektakuler. Dia juga multiposisi. Bisa bermain sebagai winger dan penyerang tengah.
Bicara Naturalisasi
Kenapa Anda betah di Indonesia?
Alhamdulillah saya suka Indonesia. Di sini negara muslim, seperti Mali. Sekitar 95 persen penduduknya beragama muslim. Saya juga punya banyak kenangan di sini. Saya sudah banyak rezeki dan prestasi di sini. Indonesia seperti negara bersejarah untuk saya. Saya mau membuat sejarah di Indonesia. Saya ingin orang Afrika diingat di sini dengan sejarahnya.
Apakah Anda bersedia jika dinaturalisasi?
Saya punya agen dulu. Tapi saya kira tidak ada masalah. Tapi harus berbicara dengan agen. Saya sudah bersama agen saya dari 2012. Kalau ada apa-apa, harus lewat dia dulu. Dia nanti akan berikan saran ke saya. Kalau ada tawaran menjadi WNI, tidak ada masalah.
Bagaimana kondisi new normal di Surabaya?
Di Surabaya sudah beberapa lama masuk zona merah COVID-19. Banyak toko dan mall tutup. Baru sepekan, perlahan mulai buka. Surabaya sudah kembali normal. Saya belum beribadah ke masjid. Saya merasa belum aman dan masih takut.
Apa harapan Anda setelah PSSI kembali memulai kompetisi?
Kalau Liga 1 kembali dilanjutkan, saya senang sekali. Sudah tiga bulan tak ada kompetisi. Semua orang bosan. Tetap latihan dan kerja keras. Jika PSSI sudah konfirmasi kelanjutan kompetisi, saya menunggu kabar dari Persebaya. Kami tetap optimistis. Sebelum kompetisi berhenti, atmosfer tim sudah siap mental.