Bola.com, Barcelona - Meski belum diresmikan, Miralem Pjanic diyakini bakal segera jadi pemain Barcelona. Transfer ini tidak terelakkan, kabarnya Barca merelakan Arthur Melo sebagai pengganti.
Ya, Barcelona merelakan pemain berusia 23 tahun demi mendapatkan pemain 30 tahun. Tentu, fans Barca beramai-ramai menyebut skerma pertukaran pemain ini merupakan negosiasi buruk.
Terlepas dari penilaian siapa yang lebih untung dari pertukaran pemain ini, satu yang jelas bahwa Miralem Pjanic merupakan pemain dengan sederet kualitas yang bisa mengembangkan kekuatan Lionel Messi dan kawan-kawan.
Tidak dalam jangka sedang atau jangka panjang, sebab dia sudah 30 tahun, tapi jangka waktu pendek durasi dua-tiga musim ke depan. Berikut 6 hal yang ditawarkan Miralem Pjanic jika gabung Barcelona.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Permainan Presisi
Salah satu kemampuan terbaik Miralem Pjanic terletak pada kaki kanannya. Dia bisa mengalirkan umpan di antara lini permainan lawan, membuat kombinasi apik umpan jangka pendek, juga bisa memainkan umpan jauh.
Mungkin kemampuan terakhirnya tidak terlalu berguna di Barcelona, mengingat lawan-lawan Barca cenderung terkurung dan menunggu kesempatan serangan balik.
Bola Mati
Tidak ada eksekutor bola mati yang lebih baik dari Lionel Messi. Namun, jika yang dimaksud adalah eksekusi umpan panjang menuju area kosong di lapangan -- termasuk tendangan sudut -- Pjanic termasuk mumpuni.
Sepanjang kariernya, dia selalu dipercaya jadi eksekutor tendangan bebas. Sebab itu, Pique, Lenglet, dkk. bisa diuntungkan dengan kedatangan Pjanic, yang siap meladeni mereka dengan umpan lambung.
Menjaga bola
Pjanic mungkin tidak sehebat Xavi atau legenda Barca lainnya, tapi dengan tinggi badan 1,8 meter, dia tahu caranya memanfaatkan pergerakan tubuh saat menguasai bola.
Pjanic bisa melindungi bola dengan sangat baik dan menolak kehilangannya dengan mudah. Bahkan salah satu karakter Pjanic adalah bola tidak pernah menyulitkannya, entah dia dijatuhkan lawan atau bisa mengalirkan umpan dengan baik.
Pjanic punya teknik bermain yang tidak bisa ditiru pemain-pemain lain. Dia tahu cara memosisikan diri dengan baik dan jarang kehilangan kontrol.
Kontrol
Pjanic tidak perlu berlari sampai 10 kilometer untuk mengontrol pertandingan. Itu bukan berarti dia tidak bekerja keras, hanya dia punya cara lain untuk mengontrol tempo permainan tanpa perlu terus berlari ke sana ke mari.
Seiring dengan perkembangan kariernya, Pjanic mulai menguasai cara mengontrol pertandingan dengan pergerakan box-to-box.
Biasa tertekan
Pjanic biasa menerima bola dari para bek untuk mengalirkannya ke depan. Dia tahu betul apa yang harus dilakukan dengan bola ketika dalam kondisi tertekan, ketika diminta berduel fisik.
Pjanic tidak pernah kesulitan melakukannya dan karena itulah Barca beruntung memiliki pemain yang bisa mengalirkan bola dari belakang.
Liga Champions
Gelandang veteran ini sudah pernah bermain di final Liga Champions meski tak pernah jadi juara. Juve dikalahkan Real Madrid di Cardiff beberapa tahun lalu.
Di usia 30 tahun, Pjanic masih punya cukup waktu dan jika tidak menjuarainya bersama Juve tahun ini, dia akan mencoba lagi bersama Barcelona.
Sumber: Sport
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, Published 27/6/2020)