Bola.com, Jakarta - Arema FC merupakan klub dengan sejarah lumayan panjang di Indonesia. Meski baru lahir di tahun 1987, sejumlah prestasi pernah ditorehkan.
Tidak ada habisnya jika mengulas tentang kiprah tim berlogo kepala singa ini. Sebelumnya Bola.com sudah membuat deretan angka yang mengiringi prestasi dan perubahan dalam sejarah Arema.
Mulai gelar juara hingga perpecahan dan pasang surut tim. Kali ini, angka-angka yang dibuat berkaitan dengan individu pemain, pelatih dan pretasi lainnya. Karena tim kebanggaan Aremania ini punya banyak cerita dibalik angka yang perlu diketahui.
87
Angka ini identik dengan tahun kelahiran Arema. Yakni 1987. Tapi kebanyakan hanya diambil dua angka terakhir sebagai identitas lain Arema. Ada komunitas Aremania yang memakai angka itu sebagai simbol mereka.
Sementara untuk pemain, Ahmad Alfarizi mengenakan nomor punggung itu sejak musim 2012 silam. Sebagai bentuk produk binaan Arema dan putra daerah Malang.
Selain itu ada juga pemain asal Malang yang bermain di klub lain juga mengenakan nomor 87. Itu sebagai tanda jika dia adalah pemain binaan Arema atau pemain asal Malang.
Video
8
Tahun ini Arema memakain pelatih beradarah asing ke-8. Pelatih asal Argentina, Mario Gomez yang kini menukangi tim Singo Edan.
Sebelumnya, ada tujuh kelahiran mancanegara yang sempat jadi pelatih kepala. Seperti Terry Wetton, Henk Wullems, Miroslav Janu, Robert Rene Alberts, Wolfgang Pikal, Milomir Seslija dan Milan Petrovic.
Tapi tidak semua pelatih itu sempat merengkuh pretasi. Hanya dua nama yang bisa memberikan gelar juara. Yakni Robert Alberts (ISL 2010) dan Milomir Seslija (Piala Presiden, Bhayangkara Cup, Bali Island Cup).
3
Sepanjang Arema berdiri, ada tiga kali prestasi top scorer diraih pemainnya. Tapi semuanya didapatkan era kompetisi Galatama. Striker asal Papua, Mecky Tata jadi pemain tersubur di musim 1988/1989.
Selanjutnya, striker legendaris Singgih Pitono yang dapat gelar itu dua kali beruntun di musim 1992 dan 1992-1993.
13
Angka ini mewakili jumlah apparel yang sudah bekerjasama dengan Arema. Singo Edan Apparel (SEA) jadi brand internal yang dua tahun terakhir memproduksi seragam Arema.
Sebelumnya pabrikan internasional seperti Adidas, Reebok, Lotto, Joma, Nike, Diadora, dan Puma pernah membalut jubah perang Singo Edan. Sedangkan Umbro juga pernah bekerjasama, namun dengan Arema yang berkompetisi di IPL.
20
Nomor ini belakangan dianggap sebagai angka sial di Arema. Terutama bagi pemain asing. Dua nama asal Amerika Latin dicap apes setelah memakai nomor punggung itu.
Yang pertama gelandang kelahiran Brasil, Felipe Bertoldo. Dia hanya hitungan bulan alias hanya pra musim gabung Arema tahun 2017. Bertoldo lalu didepak karena paspor Timor Leste yang dipegangnya dicekal FIFA. Padahal Arema mengontraknya untuk memenuhi kuota pemain asing Asia.
Sedangkan nama kedua adalah Juan Pablo Pino. Pemain berlabel marque player ini didatangkan di tahun yang sama sebagai pengganti Bertoldo. Pino mewarisi nomor 20 dan menganggapnya sebagai angka keberuntungan. Saat main di Eropa bersama AS Monaco dan Galatasaray, dia mengenakan nomor itu.
Tapi mantan pemain timnas Kolombia itu tampil angin-anginan di Arema. Dia nyaris didepak pertengahan musim karena selalu tampil dibawah top performa. Kondisinya waktu itu belum 100 persen dan kerap diganggu cedera. Sehingga dia hanya bertahan satu musim.
Baca Juga
3 Penggawa PSBS yang Menonjol dalam Kebangkitan Mereka di BRI Liga 1: Semakin Nyaman Berkreasi
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?