Bola.com, Makassar - Sosok M. Rahmat pantas masuk dalam jajaran penyerang sayap papan atas di Liga Indonesia.
Pencapaian terbaik M. Rahmat di level klub adalah membawa PSM Makassar meraih trofi Piala Indonesia 2018-2019 dan menembus semifinal Piala AFC 2019 zona Asean.
Ia pun pernah dipanggil memperkuat Timnas Indonesia. Rahmat hampir menyandang status One Man One Club atau pemain yang hanya satu klub sepanjang kariernya. Tapi tak tercapai menyusul keputusannya meninggalkan PSM yang sudah diperkuatnya sejak 2008 dan memilih tawaran pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco yang mengajaknya bergabung.
Pada channel YouTube, Ferdinand Sinaga Story, Rahmat akhirnya membuka alasan mengapa dirinya membuat keputusan meninggalkan klub yang sangat dicintainya itu. Menurut tawaran, semuanya berawal dari beragam komentar suporter di media sosial.
"Saya selalu menyempatkan diri membaca komentar mereka. Ada masih ingin saya di PSM, ada juga yang tidak. Saya pribadi mengambil kesimpulan, suporter butuh suasana baru untuk menghibur mereka di stadion," ujar Rahmat.
Sebagai pemain yang mencintai PSM dan suporternya, Rahmat menegaskan dirinya tak mau bersikap egois.
"Saya pun mulai memikirkan membuat keputusan yang sebenarnya sangat berat buat saya," ungkap Rahmat yang mengaku setiap awal musim ada saja klub yang melamarnya.
Ketika ada tawaran dari Teco, Rahmat pun meminta pendapat keluarga dan terutama istrinya, Paramitha.
"Setelah mendapat berbagai pertimbangan dari mereka, saya akhirnya mengambil keputusan menerima tawaran Bali United."
Selain keluarga, sejatinya Rahmat juga banyak mendapat saran dari sejumlah pelatih dan rekannya sesama pemain.
"Mereka menilai saya mulai jenuh di PSM dan butuh suasana serta tantangan baru agar kemampuan saya tetap tergali optimal. Saya merenung, pendapat dan saran mereka ada benarnya juga."
Saksikan video pilihan berikut ini:
Persaingan Sengit di Posisi Sayap
Sinyal Rahmat bakal pergi dari PSM, sejatinya sudah terlihat pada awal putaran kedua Liga 1 2019. Platih PSM saat itu, Darije Kalezic mulai memberi penyerang muda, Rizky Eka Pratama menit bermain yang lebh banyak.
Apalagi, pada waktu bersamaan perfoma Rahmat sedang mengalami trend menurun akibat padatnya jadwal kompetisi.Rizky Eka yang mendapat kesempatan tak menyia-nyiakannya dengan tampil impresif bersama PSM.
Belakangan, Rizky malah mendapat panggilan menjalani latihan bersama tim nasional senior. Apalagi, selain Rizky, PSM saat itu masih memiliki Ezra Walian dan Bayu Gatra.
Kepergian Rahmat ke Bali United diantisipasi manajemen PSM dengan mendatangkan Irsyad Maulana dan Yakob Sayuri yang juga berposisi sebagai penyerang sayap.
Bersama pelatih baru, Bojan Hodak, Irsyad dan Yakob sudah mendapatkan menit bermain lebih banyak daripada Rizky Eka. Meski kini berstatus pemain Bali United, cinta Rahmat kepada PSM tak pernah surut.
"Saya tetap mengikuti perkembangan PSM setiap saat. Ibaratnya, saya sekarang adalah suporter fanatik PSM," pungkasnya.
Baca Juga
Banyak Penonton Tidak Bertiket Masuk SUGBK saat Timnas Indonesia Vs Jepang: Malah yang Punya Tiket Tidak Dapat Tempat Duduk
Sempat Memberi Perlawanan, Timnas Indonesia Tertinggal 2 Gol dari Jepang pada 45 Menit Pertama
Koreografi Berkelas La Grande dan Ultras Garuda dalam Laga Timnas Indonesia Vs Jepang di SUGBK, Ada Lirik Lagu Bernadya