Bola.com, Jakarta - Wilayah Jawa Tengah dan DIY bisa dikatakan menjadi daerah potensial sebagai penyumbang pesepak bola di Indonesia. Tidak sedikit pemain Timnas Indonesia berasal dari wilayah tengah Pulau Jawa itu.
Pada generasi pertama setelah terbentuknya PSSI, Jateng melahirkan Maladi yang besar di Solo. Setelah itu, Jateng maupun DIY seperti tak pernah berhenti mencetak bibit unggul pesepak bola.
Banyak klub-klub legendaris dan besar dari wilayah ini. Selain itu, Jateng pernah memiliki pusat pendidikan sepak bola pabrik pemain Timnas Indonesia, Diklat Salatiga.
Tidak hanya pemain, Jateng dan DIY banyak melahirkan pelatih top.
Bola.com merangkum sejumlah pelatih asal Jateng dan DIY yang memiliki prestasi mentereng di sepak bola Indonesia. Menariknya, tidak semua berasal dan moncer di Timnas Indonesia ketika menjadi pemain.
Berikut ini ulasannya.
Video
Sartono Anwar
Sartono Anwar merupakan pelatih yang pertama kali mempersembahkan gelar juara bagi PSIS Semarang.
Mahesa Jenar meraih trofi juara Perserikatan tahun 1987 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya. Ini merupakan bukti sentuhan magis pria kelahiran Semarang 30 September 1942 itu.
Selain membesut PSIS, Sartono pernah melatih Assyabaab Salim Grup, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Persibo Bojonegoro, hingga Persisam Samarinda.
Prestasi lain yang diraih Sartono Anwar adalah mengantarkan tim semenjana Persibo Bojonegoro keluar sebagai juara Divisi Utama pada 2010. Julukan sebagai profesor juga melekat pada diri Sartono.
Saat menjadi pemain, Sartono tidak terlalu moncer di Timnas Indonesia. Namun, ketika menjadi pelatih, Sartono mampu menembus Timnas Indonesia dengan menjadi asisten pada 1982-1992.
Edy Paryono
Pelatih lokal kedua di PSIS yang mampu mempersembahkan gelar juara ialah Edy Paryono. Edy Paryono mampu menyamai prestasi Sartono Anwar dengan mengantarkan PSIS juara pada Liga Indonesia 1998-1999.
Edy Paryono lahir di Semarang, 14 Juli 1954. Dengan bekal skuat yang pas-pasan dan tidak diperhitungkan sebelumnya, PSIS justru tampil sebagai pemenang kompetisi. PSIS kampiun setelah mengalahkan Persebaya Surabaya di final lewat gol tunggal Tugiyo.
Sama seperti Sartono, Edy juga tak terlalu terlihat ketika menjadi pemain. Namun, Edy juga sukses menembus Timnas Indonesia dengan menjadi asisten Ivan Kolev.
Kas Hartadi
Pria kelahiran Solo, 6 Desember 1970 ini cukup sukses menaklukkan sepak bola Indonesia, baik saat masih aktif sebagai pemain maupun menjadi pelatih.
Kas Hartadi sudah berlabel pemain Timnas Indonesia saat masih muda. Ia menembus timnas pelajar pada 1986. Prestasinya terus berlanjut hingga menjadi bagian kesuksesan tim Garuda meraih medali emas SEA Games Manila 1991.
Setelah sukses jadi pemain, Kas Hartadi berkarier sebagai pelatih. Kas Hartadi mampu membuat Sriwijaya FC menjuarai ISL 2012.
Kas Hartadi membawa Kalteng Putra promosi ke Liga 1 2019. Terakhir, Kas Hartadi hampir kembali memberikan prestasi untuk Sriwijaya FC di Liga 2 2019, sayang timnya tersingkir dari perebutan tempat ketiga dan gagal promosi ke Liga 1.
Seto Nurdiyantoro
Seto mengawali karier dengan membela tim asal kelahirannya, PSS Sleman pada awal 1990. Kemudian potensi besarnya ditebus oleh Pelita Jaya hingga membuatnya sebagai pemain besar dan mampu menembus Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000.
Setelah puncak kariernya di Pelita Solo, Seto kembali ke PSS untuk beberapa musim. Kemudian, Seto bermain di dua tim tetangga yakni PSIM Yogyakarta dan hingga pensiun di Persiba Bantul.
Tidak hanya sukses sebagai pemain, pria berusia 45 tahun ini ikut menorehkan prestasi gemilang sebagai pelatih. Sebagai pelatih muda, Seto telah memiliki lisensi kepelatihan AFC Pro.
Puncaknya adalah sukses membawa PSS Sleman menjuarai Liga 2 2018.
Kurniawan Dwi Yulianto
Kurniawan Dwi Yulianto adalah satu di antara pemain besar Timnas Indonesia. Pemain berjulukan Si Kurus ini lahir di Magelang, 13 Juli 1976.
Sejak masih belia, bakatnya sudah diprediksi bakal menjadi pesepak bola besar. Kurniawan merupakan jebolan program PSSI Primavera dan pernah belajar di klub Serie A Italia, Sampdoria.
Ia lalu memperkuat Pelita Jaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, hingga Persebaya Surabaya.
Selain itu, ia juga pernah membela klub tanah kelahirannya bersama PPSM Magelang tahun 2012. Kurniawan juga pernah membela PSS Sleman pada musim 2006-2007.
Kurniawan Dwi Yulianto telah meniti karier sebagai pelatih. Kurniawan memiliki pengalaman di dunia kepelatihan bersama Timnas Indonesia sebagai asisten pelatih pada tahun 2018 dan 2019. Kini, Si Kurus bekerja sebagai pelatih klub Malaysia, Sabah FA.
Baca Juga
Parade Senjata Mematikan Timnas Indonesia untuk Gebuk Filipina dan Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024: Lino Comeback, Lini Depan Wajib Gacor!
Bentrok Pemain Kunci Timnas Indonesia Vs Filipina di Piala AFF 2024: Skuad Garuda Waspadai Dua Senjata The Azkals dari Eropa
4 Pemain Filipina yang Dapat Mengancam Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Ada yang Main di Jerman dan Norwegia