Toa Bersejarah Dirigen Pertama Pasoepati, Pernah Dipakai untuk Menggampar Eks Striker Arema Franco Hita

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 22 Jul 2020, 13:15 WIB
Dirigen senior Pasoepati, Maryadi 'Gondrong' Suryadharma, berpose dengan megaphone atau toa kesayangannya di museum Pasoepati, Selasa (21/7/2020). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Solo - Bagi publik sepak bola di Solo dan sekitarnya, nama Maryadi Suryadharma tidak asing lagi. Ia adalah pentolan kelompok suporter Persis, Pasoepati.

Perannya adalah menjadi seorang dirigen bagi ribuan Pasoepati yang selalu memadati Stadion Manahan maupun di kandang lawan. Maryadi merupakan dirigen generasi pertama Pasoepati sejak terbentuk pada tahun 2000.

Advertisement

Maryadi punya kenangan manis dengan sebuah megaphone. Pria yang akrab disapa Gondrong ini telah menghibahkan alat kesayangannya itu untuk museum Pasoepati, Selasa (21/7/2020).

Megaphone atau alat pengeras suara penuh stiker tersebut pertama kali digunakan pada awal milenium baru atau setelah Pasoepati berdiri.

"Sejak jadi dirigen, tujuan saya setiap kali tur jangan sampai kalah dari suaranya tuan rumah. Makanya saya teriak-teriak dengan megaphone ini," bebernya kepada Bola.com.

Ia bercerita megaphone tersebut banyak sekali kenangannya. Termasuk ketika Pasoepati bertandang ke markas lawan dengan jarak jauh.

"Megaphone ini banyak ceritanya, paling sering saya pakai. Ketika hujan saya bungkus dengan plastik biar tidak rusak. Betul-betul saya rawat dan kali kini saya hibahkan untuk museum Pasoepati, biar bisa jadi cerita," lanjut Gondrong.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Insiden dengan Franco Hita

Ribuan suporter Persis Solo saat memadati tribune timur Stadion Maguwoharjo. (Bola.com/Vincentius Atmaja)   

Satu di antara kisah penuh kenangan yang paling ia ingat adalah ketika digunakan untuk memukul pemain lawan di tengah lapangan, yakni saat Persis Solo melakoni uji coba dengan Persema Malang pada tahun 2007.

Saat itu, pertandingan pramusim berakhir tersebut dengan keributan antarpemain. Kapten tim Persis, Agung Setyabudi berkelahi dengan bomber Persema asal Argentina, Franco Hita.

Seketika, Gondrong terpancing emosinya dan ikut berkelahi dengan Hita. Pertandingan berujung kerusuhan, hingga membuat tim Persema baru bisa keluar dari Stadion Manahan.

"Megaphone ini juga pernah saya gunakan untuk berkelahi dengan Franco Hita. Saat pemain itu berkelahi dengan Agung Setyabudi di tengah lapangan. Saya pun lari dari tribune selatan ke ujung lapangan sisi utara," kenang Gondrong.

"Saya ikut ke dalam lapangan dan saya pukul Hita dengan megaphone. Saya kalah dan megaphone lepas semua baterainya. Untungnya tidak rusak," jelasnya.

Berita Terkait