Bola.com, Jakarta - Chelsea jadi salah satu satu klub besar di Inggris. Klub ini didirikan pada 1905 telah memenangi berbagai gelar prestisius.
Sepanjang sejarah penampilan dalam dunia sepak bola di Inggris dan Eropa, Chelsea telah meraih enam gelar juara Liga Inggris, delapan Piala FA, lima Piala Liga, dua Liga Eropa UEFA, dua Piala Winners UEFA, satu Liga Champions UEFA, dan satu Piala Super UEFA.
Dalam dua dekade terakhir merupakan periode terbaik kesuksesan The Blues dengan meraih lebih dari 30 gelar sejak tahun 1997, termasuk untuk pertama kali meraih gelar ganda, Premier League dan Piala FA pada tahun 2010 serta gelar juara Liga Champions UEFA pada tahun 2012 dan Liga Europa pada 2013 dan 2019.
Era kesuksesan klub London Barat tersebut mulai di era Ken Bates.
Pada 1996, Bates mulai memasukan Chelsea ke pasar saham di Bursa Efek London alias Alternative Investment Market. Setelah itu The Blues mulai mendatangkan pemain top dunia. Sebut saja Ruud Gullit dan Gianfranco Zola. Hasilnya mulai terasa pada 1997 dan 2000 dengan menjuarai Piala FA. Chelsea mulai berlaga di Liga Champion pada 2002-2003.
Berkat performa yang membaik, Chelsea dilirik para investor. Salah satu yang tertarik membeli samah Bates adalah Roman Abramovich. Setelah melalui proses negosiasi yang tidak mudah, Bates sepakat menjual mayoritas sahamnya kepada taipan asal Rusia itu pada 2003. Nilai penjualan itu mencapai 140 juta pounds. Artinya, Bates untung besar karena awalnya hanya mengeluarkan 1 pounds plus 1,85 juta pounds.
Pada 2003, Abramovich membeli Chelsea dan pada 2008 meninggalkan jabatan gubernur Chukotka untuk fokus dengan The Blues.
"Saat membeli Chelsea Abramovich belum bisa Bahasa Inggris. Saat itu ada penerjemah. Saya tidak yakin Abramovich serius ingin membeli Chelsea. Saya mencari informasi mengenai dirinya di Google, tetapi saya tidak menemukan apa pun tentangnya. Tak seorang pun mengetahui sesuatu tentang Abramovich," ujar mantan Kepala Eksekutif Chelsea, Trevor Birch.
"Namun, kami menyelesaikan negosiasi dalam 10 menit. Hal seperti itu tak pernah terjadi sebelumnya. Menurut saya, orang tidak akan mengapresiasi betapa hal itu akan menentukan banyak hal. Saya menyarankan Abramovich untuk menganggarkan 20 juta poundsterling (sekitar Rp377 miliar) untuk membeli pemain. Namun, dalam enam pekan, ia menghabiskan 140 juta poundsterling (sekitar Rp2,65 triliun) untuk membeli pemain. Itu adalah perubahan terbesar yang pernah saya lihat dalam sejarah sepak bola Inggris," tutur Birch.
Sejak diambil alih Abramovich, Chelsea menjadi klub yang ambisius. Kegagalan meraih trofi Premier League atau Liga Champions bisa berarti pemecatan bagi manajer. Lima gelar juara Premier League, lima trofi Piala FA, satu trofi Liga Champions, dan satu trofi Liga Europa diraih Chelsea pada era Abramovich.
Bukan hanya gelar, Chelsea juga dihuni dengan deretan pemain berkualitas tinggi. Banyak pemain bintang yang didatangkan Chelsea ke Stamford Bridge dengan harga mahal.
Nama-nama seperti Didier Drogba, Ashley Cole, Petr Cech hingga Eden Hazard merupakan deretan pemain bintang yang didatangkan Chelsea. Kontribusi mereka untuk tim sangat luar biasa.
Pada era Abramovich, Chelsea juga diperkuat oleh sederet bek tengah yang tangguh. Kehadiran mereka tentu saja membuat pertahanan Chelsea menjadi cukup solid.
Berikut ini lima bek terbaik Chelsea pada era modern:.
Video
John Terry
John Terry merupakan legenda Chelsea. Bek berkebangsaan Inggris tersebut menghabiskan 19 tahun untuk tim utama The Blues.
Terry meraih kesuksesan besar bersama Chelsea. Ia membantu The Blues memenangkan lima gelar Premier League, lima Piala FA, tiga Piala Liga, satu Liga Champions, dan satu Liga Europa.
Pria berusia 39 tahun itu meninggalkan Chelsea pada tahun 2017. Di mata banyak penggemar Chelsea, Terry akan selalu menjadi "kapten, pemimpin dan legenda".
Gary Cahill
Cahill tiba di Chelsea dari Bolton Wanderers pada tahun 2012. Ia kemudian menggantikan tugas John Terry sebagai kapten klub.
Pemain asal Inggris itu juga meraih banyak gelar selama berada di Chelsea. Ia membantu klub memenangkan dua gelar Premier League, dua Piala FA, satu Piala Liga, satu Liga Champions, dan dua gelar Liga Europa.
Cahill meninggalkan Chelsea pada musim panas lalu dan bergabung dengan Crystal Palace. Ia meninggalkan The Blues setelah kesulitan mendapat tempat di Stamford Bridge.
Ricardo Carvalho
Selama masa jayaanya, Carvalho dianggap sebagai salah satu bek tengah terbaik di dunia. Ia selalu bisa diandalkan untuk menjaga pertahanan The Blues.
Pria asal Portugal itu bergabung dengan Chelsea pada tahun 2004. Dia dibawa Jose Mourinho ke Stamford Bridge dari Porto.
Carvalho membantu Chelsea memenangkan tiga gelar Premier League dan dua Piala FA. Dia kemudian meninggalkan The Blues untuk bergabung dengan Real Madrid pada 2010.
Marcel Desailly
Marcel Desailly adalah bagian dari skuad Marseille yang mengalahkan AC Milan 1-0 di final Liga Champions 1993. Menariknya, ia bergabung dengan Rossoneri pada musim berikutnya.
Pemain Prancis itu langsung menjadi pilihan utama di San Siro. Dia selalu menjadi starter pertandingan sistem gugur Milan dan mencetak gol dalam kemenangan 4-0 atas Barcelona di final Liga Champions 1994.
Bahkan, Desailly menjadi pertama dalam sejarah yang memenangkan Liga Champions dua kali berturut-turut dengan dua klub berbeda.
Setelah memenangkan dua gelar Serie A, Desailly bergabung dengan Chelsea pada tahun 1998. Dia menjadi kapten di Stamford Bridge dan memenangkan Piala FA pada tahun 2000. Ia jadi generasi awal era The Dream Team Chelsea.
Walau bergabung di usia yang sudah uzur, Desailly sukses menunjukkan kualitasnya di lini belakang The Blues. Dia pensiun pada 2005 setelah bermain sebentar di Qatar.
Frank Leboeuf
Mulai meretas karier pada tahun 1986 di divisi bawah liga Prancis, Leboeuf pindah ke Laval pada tahun 1988. Pada tahun 1991, ia hijrah ke Strasbourg dan bermain di sana sampai tahun 1996, ketika ia pindah ke klub Inggris Chelsea dengan mahar 2,5 juta poundsterling.
Frank Leboeuf bermain lebih dari 200 pertandingan untuk klub dan mencetak 24 gol, terutama dari adu penalti dan bola mati. [9] Bersama Chelsea, ia memenangkan dua Piala FA, satu Piala Liga, dan satu Piala Winners. Ia pergi pada tahun 2001 ke klub Olympique Marseille, sebelum menyelesaikan kariernya di Qatar.
Patut dicatat pula Leboeuf masuk skuat Timnas Prancis saat memenangi Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Sumber: Berbagai sumber