Eks Pelatih PSM Mendukung Program Shin Tae-yong di Timnas Indonesia

oleh Abdi Satria diperbarui 25 Jul 2020, 10:15 WIB
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memberikan arahan kepada anak asuhnya saat latihan di Lapangan G, Senayan, Jakarta, Rabu, (19/2/2020). Pada sesi latihan kali ini Timnas menjalani tes fisik dengan menggunakan alat Smart Gate. (Bola.com/M Iqbal Ich

Bola.com, Makassar - Eks pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Umar, menyambut baik kembalinya Shin Tae-yong untuk melanjutkan kiprahnya sebagai manager-coach Timnas Indonesia.

Menurut Syamsuddin yang pernah membawa Tim Juku Eja meraih trofi juara Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1999-2000 ini, sekarang saatnya untuk bersatu demi prestasi sepak bola Indonesia.

Advertisement

Syamsuddin yang juga pernah mendampingi Peter White dan Ivan Kolev sebagai asisten pelatih timnas senior berharap, Shin Tae-yong bisa bekerja sesuai durasi kontraknya bersama timnas.

"Setahu saya, selama ini, tak satu pun pelatih asing yang menangani timnas bekerja sesuai durasi kontraknya. Padahal, mereka datang ke Indonesia dengan rekam jejak yang baik," ujar Syamsuddin pada channel YouTube Bank Sulselbar FC.

Syamsuddin menunjuk Peter White dan Luis Milla yang dipaksa hengkang saat tengah membangun tim. White ke Indonesia setelah membawa Thailand dua kali beruntun meraih trofi juara Piala AFF yakni pada 2000 dan 2002.

Bersama White, Timnas Indonesia tampil bagus di Piala AFF 2004 dengan mencetak 17 gol dalam empat partai di penyisihan Grup A. Pada ajang itu, White memunculkan Boaz Salossa yang masih berusia 18 tahun.

Sayangnya, langkah skuad Merah-Putih terhenti di final saat menghadapi Singapura. Kiprah White bersama timnas Indonesia pun terhenti setelah kontraknya diputus pada 2007.

PSSI memecatnya setelah White dinilai gagal total di Piala AFF 2007. Di mana Timnas Indonesia tersingkir pada penyisihan grup.

Begitu pun dengan Luis Milla yang didatangkan PSSI pada 2017 dengan status pelatih yang membawa Spanyol juara Piala Eropa U-21 pada 2011. Luis Milla hanya bertahan satu tahun. Kontraknya pun diputus PSSI selepas Asian Games 2018.

"Ada benang merah dari penyataan kedua pelatih setelah dipecat. Mereka bilang secara teknis, pemain Timnas Indonesia memiliki potensi, tetapi tak punya mental tim yang baik," tutur Syamsuddin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Dukung Shin Tae-yong

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, saat sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Selasa, (18/2/2020). Untuk meningkatkan performa kiper, Shin Tae-yong menambah porsi waktu latihan. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Berkaca pada pernyataan White dan Milla, Syamsuddin menilai kemampuan dan bakat pemain Indonesia tidak ditopang oleh sarana dan atmosfer kompetisi yang memadai.

"Saya membaca di berbagai media, Shin Tae-yong menilai fisik pemain Timnas Indonesia yang dinilainya tak bisa konsisten selama 90 menit pertandingan," ungkap Syamsuddin.

Di mata Syamsuddin, sebagai pelatih berlevel Piala Dunia, tentu Shin Tae-yong sudah menyiapkan program yang pas untuk mendongkrak penampilan Timnas Indonesia.

Itulah mengapa, secara pribadi, Syamsuddin mendukung keputusan Shin Tae-yong membawa skuatnya berlatih di Korea Selatan.

"Di sana kan fasilitas dan sarana pendukungnyanya lebih baik dibandingkan Indonesia. Termasuk sarana penunjang untuk meningatkan stamina dan fisik pemain. Kita ketahui bersama, selain Australia, Korsel termasuk negara yang memiliki program dan sarana yang bagus terkait hal itu," tegas Syamsuddin.

Syamsuddin pun berharap, seluruh elemen sepak bola Indonesia mendukung dan memberikan wewenang penuh kepada Shin Tae-yong sesuai kontraknya yang berdurasi empat tahun.

"Misalnya di timnas U-19, kita lihat empat tahun ke depan bagaimana hasil kerja Shin Tae-yong. Terkait Piala Dunia U-20 tahun depan, saya menilai Shin Tae-yong masih memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan timnya," pungkas Syamsuddin.

Berita Terkait