Cerita Riko Simanjuntak: Peran Penting Suimin Diharja dan Jadi Pengusaha setelah Pensiun

oleh Abdi Satria diperbarui 26 Jul 2020, 16:45 WIB
Pemain Persija Jakarta: Riko Simanjuntak. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Popularitas Riko Simanjuntak menjulang di era Liga 1. Terutama pada musim 2018, di mana penyerang sayap lincah ini membawa Persija Jakarta meraih trofi juara Piala Presiden dan Liga 1. Namanya pun masuk dalam daftar Liga 1 Best Eleven pada tahun sama.

Pencapaian itu berdampak pada kehidupan kesehariannya. Riko Simanjuntak sudah mengoleksi dua mobil mewah, mendirikan rumah buat orang tuanya dan mulai membangun bisnis properti.

Advertisement

Pada channel youtube KEDANKU TV, Riko menjelaskan apa yang dicapainya saat ini adalah buah proses panjang dan berliku. Sebelum serius menggeluti sepak bola, Riko malah menghabiskan waktunya dengan bermain futsal atau mengikuti turnamen antarkampung di Pematang Siantar, kampung halamannya. Ia melakukannya sampai usia 20 tahun.

Semuanya berubah ketika pelatih PSMS Medan, Suimin Diharja, melihat aksinya di Inalun Cup. Suimin Diharja mengajaknya mengikuti seleksi di Kebun Bunga, lapangan tempat klub kebanggaan Sumatra Utara itu berlatih.

"Saya pun mengikuti seleksi yang diikuti ribuan orang. Saat itu di PSMS ada pemain senior seperti Saktiawan Sinaga, Markus Horison, dan Affan Lubis," kenang Riko.

Riko lolos pada seleksi tahap pertama. Ia mengetahui hasil seleksi itu pada sebuah koran lokal Medan.

"Nama saya masuk dalam daftar 100 pemain yang berhak mengikuti seleksi lanjutan. Dari situ, saya kian optimistis bisa menjadi bagian dari PSMS Medan," tutur Riko Simanjuntak.

Video

2 dari 3 halaman

Peran Besar Suimin Diharja

Gelandang Timnas Indonesia, Riko Simanjuntak, menggiring bola saat melawan Thailand pada laga Piala AFF 2018 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/11). Thailand menang 4-2 dari Indonesia. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Suimin yang sejak awal kepincut dengan kemampuan teknik Riko Simanjuntak selalu memasang pemain temuannya itu dalam formasi inti baik saat seleksi, latihan, dan saat PSMS mengikuti kompetisi. Itulah mengapa Riko tak sungkan mengakui peran penting Suimin dalam perjalanan kariernya sebagai pesepak bola.

"Beliau memang senang disebut pelatih kampung. Tapi, justru di tangan coach Suimin saya mendapat ilmu sepak bola modern dan pergerakannya. Ilmu dari beliau saya pakai sampai sekarang," kenang Riko.

Tak hanya teknik, Suimin juga mengembleng mental Riko menjadi kuat. Karakter dan sikap Suimin yang blak-blakan kadang membuat telinga pemainnya merah bila mendapat teguran dari sang mentor.

"Saya pernah sampai sulit makan selama tiga hari karena ditegur coach Suimin. Tapi, dari situ saya belajar, coach Suimin ingin mental saya jadi tahan banting," papar Riko.

Selepas dari PSMS, Riko sempat bergabung di PS Bangka yang bermain di Divisi 1 (Liga 2). Bersama klub ini, kemampuan Riko makin terasah dengan bermain sebanyak 18 partai dengan koleksi 7 gol dalam semusim.

Berkat penampilannya itu, Riko ditawari bermain di Gresik United pada musim 2015. Sayang, kompetisi terhenti menyusul perseteruan PSSI dengan Kemenpora yang mewakili Pemerintah.

Saat kompetisi kembali diputar, Riko bergabung di Semen Padang sampai Liga 1 2017 berakhir. Jelang musim 2018, Riko menandatangani kontrak bersama Persija yang diperkuatnya sampai saat ini.

3 dari 3 halaman

Kans Kembali ke PSMS dan Jadi Pengusaha Saat Gantung Sepatu

Gelandang Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, saat melawan Bali United pada laga Piala Indonesia 2019 di Stadion Wibawa Mukti, Minggu (5/5). Persija menang 1-0 atas Bali United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Saat kompetisi terhenti karena pandemi COVID-19, Riko Simanjuntak menghabiskan waktu bersama keluarga di kampung halamannya. Riko mengaku sebagai pemain profesional, ia tetap menjaga kondisi dan kebugarannya.

Itulah mengapa, Riko sangat antusias mendapat kabar Liga 1 2020 kembali berlanjut meski dengan format berbeda, yakni tanpa degradasi.

"Saya pikir PSSI sudah berusaha memberikan solusi terbaik. Memang situasinya jadi serba sulit karena pandemi COVID-19. Tapi, kalau negara tetangga bisa menjalankan kompetisinya, mengapa Indonesia tidak? Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," papar Riko.

Terkait berita PSMS akan memakai jasanya, Riko memberi jawaban diplomatis. "Sebagai putera daerah tentu saya prihatin melihat klub sebesar PSMS bermain di Liga 2. Saya tentu ingin berkostum PSMS bila manajemennya bagus," tegas Riko.

Bagi Riko, mengembalikan kejayaan PSMS sejatinya tinggal membutuhkan kemauan yang kuat saja. "Sumatra Utara banyak pabrik dan proyek. Kalau mereka mendukung, pasti PSMS bisa bangkit. Tapi, ya itu tadi, tergantung manajemennya."

Pada kesempatan itu, Riko juga mengungkapkan rencananya setelah gantung sepatu. Riko tak berniat menjadi pelatih layaknya banyak pemain yang sudah gantung sepatu. Ia malah ingin menjadi pengusaha.

"Saya ingin mengembangkan bisnis yang saat ini saya bangun. Saya juga menyimpan keinginan membantu mengangkat klub kampung halaman saya, Persesi Siantar," pungkas Riko.

Berita Terkait