Membedah Kekuatan Lini Depan Timnas Indonesia di Bawah Besutan Shin Tae-yong

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 28 Jul 2020, 08:45 WIB
Timnas Indonesia - Penyerang Timnas Indonesia- Kushedya Yudo, Ilija Spasojevic, Muhammad Rafli (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Solo - Shin Tae-yong telah memanggil pemain untuk program pemusatan latihan Timnas Indonesia pada Agustus 2020. Ada 29 pemain yang disiapkannya dalam pemusatan latihan di Jakarta, yang jadwalnya menjadi 1 hingga 8 Agustus.

Cukup menarik karena sebagian pemain yang dipanggil merupakan wajah-wajah baru. Setidaknya ada empat debutan berkesempatan menjalani latihan bersama tim Merah-Putih.

Advertisement

Kushedya Hari Yudo, Arif Satria, I Kadek Agung Widnyana, dan Yakob Sayuri merupakan anggota baru di Timnas Indonesia. Keputusan yang cukup menarik dilakukan Shin Tae-yong, untuk melihat potensi pemain lain yang tidak kalah kemampuannya.

Timnas Indonesia untuk level senior dipersiapkan untuk menghadapi tiga laga sisa babak kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Sekaligus sebagai batu loncatan untuk memenangi Piala AFF 2020 pada Desember mendatang.

Kali ini Bola.com mengulas kedalaman skuat Timnas Indonesia, terutama barisan lini depan, dalam pemusatan latihan kali ini. Dengan dibantu pengamat sepak bola nasional asal Solo, Aris Budi Sulistyo, membedah kekuatan barisan penyerang tim asuhan Shin Tae-yong.

Video

2 dari 4 halaman

Banyak Pilihan

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memberikan arahan kepada anak asuhnya saat latihan di Lapangan G, Senayan, Jakarta, Rabu, (19/2/2020). Pada sesi latihan kali ini Timnas menjalani tes fisik dengan menggunakan alat Smart Gate. (Bola.com/M Iqbal Ich

Sejumlah pemain dengan karakter menyerang dipanggil Shin Tae-yong dalam TC Timnas Indonesia kali ini. Mereka adalah Kushedya Hari Yudo, Ilija Spasojevic, Dendy Sulistyawan, Egy Maulana Vikri, Osvaldo Haay, Yakob Sayuri, Muhammad Rafli, dan Irfan Bachdim.

Dengan banyaknya pemain yang ia panggil di setiap posisinya, Shin Tae-yong makin banyak dihadapkan dengan pilihan. Sang pelatih tidak perlu pusing atau khawatir kekurangan stok pemain.

Apalagi para pemain tersebut sudah membuktikan diri di klubnya masing-masing. Menurut Aris Budi Sulistyo, Shin Tae-yong jelas memiliki pertimbangan mengapa nama-nama tersebut yang dipanggilnya di pemusatan latihan kali ini.

"Saya yakin minimal dia sudah mengamati performa pemain yang dipanggilnya itu saat bersama klub. Shin Tae-yong juga menyaksikan dengan datang langsung ke stadion," beber Aris dalam obrolan, Senin (27/7/2020).

Ia menilai sejumlah pemain berstatus langganan Timnas Indonesia diparkir dulu, merupakan hal yang tepat. Apalagi jika melihat kiprah Timnas Indonesia yang sudah hampir mustahil lolos ke Piala Dunia 2022.

"Lebih baik fokusnya ke Piala AFF saja, karena di kualifikasi Piala Dunia sudah sangat sulit mengejar. Sangat baik untuk mematangkan para pemain ini, dengan memberikan jam terbang sebanyak-banyaknya," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Perpaduan Tepat

Timnas Indonesia - Osvaldo Haay, Febri Hariyadi, Egy Maulana Vikri, Yakob Sayuri (Bola.com/Adreanus Titus)

Hal menarik lainnya adalah perpaduan yang apik di skuat Shin Tae-yong kali ini. Barisan depan yang penuh warna dan karakter. Ada pemain yang sudah berpengalaman, hingga pemain yang baru pertama kali mendapatkan panggilan ke Timnas Indonesia.

Termasuk di barisan para penyerangnya. Siapa yang tidak mengenal Ilija Spasojevic dan Irfan Bachdim. Dua pemain yang paling menonjol karena pengalamannya.

Spaso jelas merupakan bomber naturalisasi asal Montenegro dengan kemampuannya khas Eropa Timur. Kualitasnya tak perlu diragukan lagi sebagai satu di antara striker naturalisasi paling berbahaya saat ini.

Kiprahnya bersama Bali United sudah menjadi bukti ketajamannya sebagai predator di pertahanan lawan. Sementara Irfan Bachdim adalah pemain paling berpengalaman di Timnas Indonesia sampai saat ini.

Meski keluar masuk di Timnas Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, striker klub PSS Sleman ini merupakan sosok penting bagi lini depan Timnas Indonesia. Kesuksesannya tidak hanya saat berkiprah di kompetisi domestik Indonesia, karena ia juga pernah mengenyam pengalaman di Thailand dan Jepang.

Dua pemain kunci tersebut tentunya akan menjadi panutan bagi pemain lain. Seperti halnya Egy Maulana Vikri yang kini berkarier di Polandia, ikut menambah motivasi bagi pemain lain. Mereka bisa dipadukan dengan nama-nama anyar, seperti Kushedya Hari Yudo, Dendy Sulistyawan, atau Yakob Sayuri.

Ketiganya mulai membuktikan diri begitu moncer di klubnya masing-masing. Sementara Osvaldo Haay menjadi kekuatan tersendiri setelah melihat kiprahnya di SEA Games Filipina akhir 2019.

"Melihat nama-nama lini depan, perpaduan yang sangat pas menurut saya. Spaso dan Irfan dari sisi pengalaman, Yudo dan Dendy bisa memaksimalkan bakatnya, sementara Egy Maulana, Yakob Sayuri dan Osvaldo Haay semakin mengasah kemampuan di usia muda," terang Aris Budi.

4 dari 4 halaman

Menyesuaikan Karakter Pelatih

Timnas Indonesia - Shin Tae-yong Formasi 4-3-3 (Bola.com/Adreanus Titus)

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penyesuaian para pemain yang dipanggil ini dengan gaya dan karakter kepelatihan Shin Tae-yong. Sejauh ini pecinta Timnas Indonesia belum melihat permainan racikan Shin Tae-yong.

Pasalnya ia datang dan beberapa waktu kemudian sepak bola Indonesia harus ditangguhkan akibat pandemi COVID-19. Karakteristik sepak bola yang akan dibawanya menjadi perhatian banyak kalangan.

Menurut Aris Budi Sulistyo, karakter asli seorang Shin Tae-yong patut ditunggu. Apakah dirinya membawa filosofi permainan khas Korea Selatan dengan kecepatan dan stamina prima.

"Karakter Shin Tae-yong belum bisa dilihat karena belum memimpin pertandingan resmi. Misalnya Luis Mila karakternya Spanyol, tapi gaya main selalu ke depan tidak jauh beda dengan pelatih sebelumnya," ujar Aris.

"Lihat Mourinho dengan parkir busnya di manapun ia melatih. Atau Pep Guardiola selalu membawa tiki-taka baik di Barcelona, Bayern Munchen, maupun Manchester City. Itulah gaya seorang pelatih, dan Shin Tae-yong perlu dilihat," lanjut pria asal Solo.

Dengan melihat daftar pemain depannya, Shin Tae-yong akan menjajal kemampuan pemain sesuai filosofi permainan yang dibawanya. Untuk Spaso dan Irfan Bachdim, jelas dari segi kecepatan akan kalah dibandingkan Osvaldo Haay atau Egy Maulana Vikri.

Namun, ketenangan dan pengalaman yang dimiliki keduanya bisa menambah kedalaman komposisi. Aris beranggapan sepak bola Korea Selatan saat ini sudah condong kepada permainan khas Jerman.

"Beda saat zaman saya masih bermain dulu di Persik Kediri. Kami dibantai 15 gol oleh Seongnam Ilhwa Chunma. Saat itu sepak bola Korea masih berpedoman kepada kecepatan dan stamina yang prima. Tapi, sekarang lebih pintar dalam bermain," imbuhnya.

"Saya yakin nama-nama yang dipanggil dalam TC kali ini bisa menyesuaikan karakter Shin Tae-yong dengan baik. Butuh kepercayaan diri dan mental yang baik untuk bisa nyetel bersama pelatihnya," jelas eks pelatih Persik Kediri dan Persis Solo.

Berita Terkait