Bola.com, Jakarta - Legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi, punya impian besar saat mendirikan akademi balap pada Februari 2014, diberi nama VR46 Riders Academy.
Alasan utama Valentino Rossi mendirikan akademi balap di dekat rumahnya di Tavulia, Italia, ini untuk mengembangkan potensi rider muda Italia, sekaligus menghentikan dominasi pembalap Spanyol di ajang MotoGP, Moto2, maupun Moto3. The Doctor juga ingin menularkan keahliannya di lintasan kepada pebalap-pebalap lain, khususnya talenta muda Italia.
Perlahan tapi pasti apa yang dibangun Rossi sejak enam tahun lalu mulai menunjukkan hasil positif. Dua anak didiknya sudah tampil di kelas MotoGP, alias bersaing langsung dengan The Doctor.
Rossi juga punya tim balap di Moto2 dan Moto3, yang diberi nama Sky Racing Team VR46. Pembalap-pembalap di tim tersebut tak lain anak didiknya.
Anak didik Rossi perlahan tapi pasti berkibar kiprahnya. The Doctor mengaku sangat puas dengan performa pembalap akademi balapnya.
"Saya sangat bangga kepada mereka. Bersama-sama kami melakukan tugas dengan bagus selama beberapa bulan ini. Bersama anak-anak muda membuat saya merasa tidak terlalu tua," kata Rossi sembari tertawa, seperti dilansir GP One, Selasa (28/7/2020).
"Mereka sangat membantu ketika saya merasa frustrasi, begitu juga tim saya dan Uccio, Albi, tunangan saya. Saya harus berterima kasih kepada meraka, sehingga saya siap di saat yang tepat," imbuh Rossi.
Pada awal musim ini, ada lima anak didik Valentino Rossi yang terlihat menonjol dan mulai berkibar, di MotoGP, Moto2, dan Moto3. Siapa saja mereka?
1. Franco Morbidelli
Ini tahun ketiga Franco Morbidelli berkiprah di ajang MotoGP. Pada dua musim pertamanya, kinerja Morbidelli tak terlalu mengesankan. Dia hanya menempati peringkat ke-15 pada 2018 dan posisi ke-10 pada 2019.
Namun, pada awal musim ini laju Morbidelli tampak menjanjikan. Motor Yamaha memang terlihat menunjukkan peningkatan performa. Terbukti rekan setimnya di Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, berhasil juara pada dua seri pertama, yaitu MotoGP Jerez dan MotoGP Andalusia.
Pencapaian Morbidelli juga menjanjikan. Ia finis kelima pada MotoGP Jerez. Sayangnya, di MotoGP Andalusia gagal finis karena motornya mengalami kerusakan teknis. Padahal saat itu ia sedang bersaing sengit dengan Rossi dan Francesco Bagnaia untuk memperebutkan posisi podium.
"Saya menyesali kejadian itu. Franco, seperti Pecco, harusnya bisa berada di podium. Saya tak tahu apa masalahnya, apakah sama dengan yang saya alami pada Minggu lalu (di MotoGP Jerez). Tapi, saya tahu para teknisi berusaha mencari solusinya. Kami harus memperhatikannya karena pengembangan mesin akan dibekukan cukup lama," kata Rossi.
Sebagai anggota VR46 Academy, Morbidelli merasa selalu mendapat dukungan dari sang mentor Valentino Rossi.
Dia bergabung dengan tim Moto2, Italtrans Racing Team, pada 2014 dan berlanjut pada 2015. Pada musim 2015, Morbidelli mulai membuktikan potensinya. Dia empat kali berada di posisi lima besar pada enam balapan awal dan berhasil naik podium di Indianapolis.
Sayangnya, cedera patah kaki saat berlatih motocross membuatnya absen di sejumlah balapan seusai seri Brno, Republik Ceska. Dia memang akhirnya kembali membalap, namun belum benar-benar pulih.
Lompatan besar dilakukannya pada musim 2016 dengan bergabung ke tim Estrella Galicia 0,0 Marc VDS. Dia menggantikan Tito Rabat yang naik level ke MotoGP dan kini menjadi rekan setim adik Marc Marquez, Alex.
Sebagai anggota VR46 Riders Academy, Morbidelli mengaku mendapat dukungan besar dari Rossi. Bahkan gara-gara ingin serius menekuni balap motor, dia bulat memutuskan hijrah dari Roma ke Tavullia, kampung halaman Rossi. Dia juga ingin lebih dekat dengan Rossi.
“Alasan lainnya (pindah ke Tavullia) adalah fakta tak ada tempat lain yang punya gairah balap motor yang begitu besar. Keluarga saya punya teman yang tinggal di sana (Tavullia), jadi saya memutuskan pindah. Itu keputusan yang tepat, karena kemudian saya bertemu Valentino, yang banyak membantu saya,” ujar Morbidelli, seperti dilansir Tuttomoriwebb.
Yang menarik, mulai musim depan Morbidelli kemungkinan akan berada satu tim dengan Rossi di Petronas Yamaha SRT. Rossi dikabarkan sudah mencapai kesepakatan dengan tim satelit Yamaha dan tinggal memberikan pengumuman resmi ke publik, serta meneken kontrak.
2. Francesco Bagnaia
Bagi pembalap yang akrab disapa Pecco tersebut, ini menjadi musim kedunya di MotoGP. Pada musim pertama ia hanya finis di peringkat ke-15.
Namun, pada MotoGP 2020 Bagnaia menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Dia finis ketujuh pada balapan MotoGP Jerez.
Di MotoGP Andalusia kans pembalap Pramac Ducati itu naik podium sebenarnya terbuka lebar, ketika sempat berduel ketat dengan Rossi dan Morbidelli.
Pecco mengawali balapan MotoGP Andalusia dari posisi ketiga, di belakang Fabio Quartararo dan Maverick Vinales. Dia tampil mengesankan hingga bisa merangsek ke posisi kedua, setelah bersaing dengan Rossi dan Morbidelli. Namun, saat balapan memasuki lap ke-20, Bagnaia mengalami masalah pada motornya dan akhirnya gagal finis.
Meski gagal, Bagnaia percaya diri menyambut balapan MotoGP Republik Ceska, 9 Agustus.
"Penting bagi kami menjadikan pengalaman pekan lalu sebagai pelajaran. Saya telah membuat langkah besar dengan motor dan kecepatan. Kecepatan saya sangat mirip dengan Fabio Quartararo," ujar Bagnaia.
Sebagai anak didik Valentino Rossi di VR46 Riders, Francesco Bagnaia, membuka kiprahnya dengan meraih sukses di Minimoto dan MiniGP (juara Eropa pada 2009). Setelah itu dia menjajal ajang CEV Championship di Spanyol pada 2010, dan finis kedua pada debutnya di PreGP 125 Mediterranean Championship bersama tim Monlau Competicion.
Pada CEV tahun itu dia finis di posisi ketiga klasemen akhir dan pada musim 2012 masih bertahan di tim yang sama.
Petualangannya di ajang Moto3 dimulai pada 2013. Dia berpasangan dengan sesama anak didik Rossi, Roman Fenati, di Team Italia FMI. Semusim berselang, dia pindah ke Sky Racing Team VR46 yang menggunakan KTM, lagi-lagi bersama Fenati.
Pada musim 2015, Bagnaia menikmati tantangan baru saat bergabung dengan tim MAPFRE MAHINDRA Aspar Team. Ujian ini dilalui dengan mulus, yaitu memuncaki perolehan poin para pebalap Mahindra. Hal itu pulalah yang membuat tim tersebut tetap mempertahankan Bagnaia untuk musim 2016.
Dia kemudian promosi ke MotoGP, finis keempat pada 2017 dan kelima pada 2018. Akhirnya, Pecco menjejakkan kaki di MotoGP pada 2019 setelah digaet Pramac Ducati.
3. Luca Marini
Luca Marini sudah berkiprah di Moto2 sejak 2015. Prestasi terbaik adik tiri Valentino Rossi itu tercipta pada 2019, dengan menempati posisi keenam.
Tahun ini, Luca Marini menunjukkan progres luar biasa, jika patokannya hasil dari tiga balapan balapan awal Moto2 2020. Pembalap Sky Racing Team VR46 itu berhasil juara pada Moto2 Jerez dan naik podium kedua pada Moto2 Jerez.
Pada seri pembuka di Qatar, Marini sempat memimpin balapan selama 14 lap, namun kemudian bannya bermasalah dan tertabrak Jake Dixon. Marini akhirnya gagal finis.
"Luca sangat berbeda dengan saya dalam beberapa hal. Ia lebih dingin. Tapi ia juga sangat akurat mirip dengan saya. Ia punya potensi besar untuk naik ke MotoGP. Berkali-kali ia mengalahkan saya di Ranch dan bikin saya kesal!" ujar Rossi sembari tertawa ketika dimintai tentang performa adiknya itu pada Moto2 musim ini.
Rossi dan Luca lahir dari ibu yang sama, Stefania Palma, namun berbeda ayah. Tak heran, nama belakang keduanya berbeda. Rossi putra dari Graziano Rossi, sedangkan adiknya putra dari Massimo Marini, seorang pengusaha Italia.
Pria bermata biru agak abu-abu tersebut sudah andal menaiki sepeda motor sejak berusia empat tahun. Bahkan pada 2003 dia sudah mengikuti kejuaraan minibike dan langsung menjuarai seri di tahun pertamanya.
Pria yang juga menyukai gokart itu masuk sekolah balap Tarziano Tamagnini. Dia mulai mencicipi motor yang lebih besar, Honda NSF 100, pada 2007. Luca kemudian direkrut oleh Honda di Kejuaraan Junior Italia.
Pada 2011 Luca mulai terjun di ajang MiniGP kelas 80 cc, bersama tim RMU Cattalica. Pada tahun kedua, Luca pindah tim ke Gresini untuk terjun di Moto3 Kejuaraan Nasional Italia atau yang dikenal dengan CIV. Kejuaraan Nasional Moto3 Spanyol (Moto3 CEV Repsol) menjadi arena petualangan Luca berikutnya. Musim 2015 Luca “naik kelas” dan bersaing di ajang Moto2.
4. Marco Bezzecchi
Marco Bezzecchi melakoni musim kedua di Moto2 dengan membela Sky Racing VR46. Musim lalu, ia benar-benar masih kesulitan untuk bersaing kompetitif.
Alhasil, Bezzecchi menutup musim lalu di peringkat ke-23. Pencapaian terbaiknya adalah finis ke-10 di Moto2 Thailand.
Musim ini, performa Bezzecchi menunjukkan perkembangan berarti. Ia memang hanya menempati posisi ke-12 pada Moto2 Qatar dan gagal finis di Moto2 Jerez.
Namun, dia membuktikan diri dengan tampil kompetitif pada Moto2 Andalusia, berhasil naik podium ketiga, tepat di belakang Luca Marini.
"Marco lebih panas, terkadang terlalu panas. Dan punya talenta hebat," puji Rossi tentang anak didiknya itu.
5. Celestino Vietti
Bukan hanya di level MotoGP dan MotoGP, anak didik Rossi juga menunjukkan taji di Moto3. Salah satu anak didik Rossi yang tampil di Moto3, Celestino Vietti, mulai berkibar.
Pembalap tim Sky Racing Team VR46 tersebut berhasil menempati podium ketiga paad Moto3 Andalusia. Adapun pada balapan di Moto3 Jerez ia menghuni posisi kelima.
"Saya juga bisa bilang Vietti dan Stefano Manzi (pembalap Moto2) juga bagus hari ini (di Andalusia). Mereka menikmati balapan yang bagus. hanya satu hal, mereka harus lebih hati-hato setelah bendera start dikibarkan," ujar Rossi memberikan nasihatnya.
Sumber: GP One, Speedweek, Crash
Baca Juga