Bola.com, Jakarta - Indonesia selalu dikenal dengan antusiasme masyarakatnya terhadap sepak bola, terutama kalau berkaitan dengan Timnas Indonesia. Bahkan sejumlah tim besar dunia, yang ditangani oleh pelatih-pelatih top juga pernah menjajal kekuatan Timnas Indonesia, atau tim All-stars yang terdiri dari pemain-pemain terbaik yang dimiliki Indonesia, dan juga klub-klub Tanah Air.
Sepak bola Indonesia selalu menjadi magnet, tak hanya dari para suporter fanatik yang ada di Tanah Air, tapi juga klub-klub besar Eropa yang menyadari potensi kehadiran penggemar mereka di Indonesia.
Tak sedikit klub besar Eropa pernah datang ke Indonesia, seperti Lazio, Juventus, AC Milan, PSV Eindhoven, Ajax Amsterdam, Liverpool, Chelsea, Arsenal, Bayern Munchen, dan Borussia Dortmund.
Kehadiran mereka di Tanah Air biasanya dilakukan dalam rangka tur pramusim untuk mempersiapkan tim menghadapi musim baru. Saat klub-klub besar Eropa itu datang, tentunya dengan pelatih kelas dunia yang juga hadir untuk menjajal strategi yang akan digunakan ketika timnya memasuki musim kompetisi yang sebenarnya.
Ketika hadir di Indonesia, banyak dari klub besar itu yang beruji coba dengan klub Indonesia, seperti yang pernah dilakukan Ajax pada 2014 dengan menghadapi Persija Jakarta. Namun, tak sedikit pula yang hadir menghadapi Timnas Indonesia atau tim All-Star Indonesia.
Tidak sedikit pula para pelatih kelas dunia yang sudah mampir ke Tanah Air. Mereka melihat langsung performa parap pemain terbaik yang dimiliki klub Indonesia, maupun mereka yang tergabung dalam All-Star maupun Timnas Indonesia yang memberikan perlawanan sengit kepada tim asuhan mereka.
Video
Guus Hiddink
Guus Hiddink merupakan pelatih kelas dunia yang sudah meraih banyak prestasi, baik prestasi tim maupun individu sebagai pelatih terbaik dalam kariernya.
PSV Eindhoven, Real Madrid, dan Chelsea adalah klub yang pernah dibawanya meraih trofi juara. Tak hanya itu, ketika menangani tim nasional, Guus Hiddink mampu membawa timnya melangkah cukup jauh, seperti membawa Timnas Belanda sampai semifinal Piala Dunia 1998, prestasi yang sama saat membawa Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2002.
Guus Hiddink merupakan mentor Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia saat ini, ketika keduanya bekerja sama menangani Korea Selatan di Piala Dunia 2002. Namun, yang menarik Guus Hiddink pernah datang ke Indonesia pada awal kariernya sebagai pelatih.
Tepatnya bersama PSV Eindhoven. Klub Belanda itu tercatat tiga kali berkunjung ke Tanah Air, yaitu 1971, 1987, dan 1988. Dalam dua kesempatan terakhir, Hiddink adalah pelatih PSV Eindhoven. Ia baru ditunjuk menjadi pelatih kepala pada 1987 setelah menjadi asisten pelatih di sana sejak 1983.
Dalam kunjungan PSV ke Indonesia pada 1987, PSV menang telak 6-0 atas Persib Bandung di Stadion Siliwangi. Satu tahun kemudian, PSV ke Indonesia dan kembali menghadapi Persib Bandung. Tim asuhan Guus Hiddink itu menang telak 4-0 di stadion yang sama.
Fabio Capello
Pelatih asal Italia, Fabio Capello, pernah datang ke Indonesia ketika menangani AC Milan. Mantan pemain yang gantung sepatu bersama Rossoneri itu memang memulai karier kepelatihan di AC Milan. pada 1991.
Kemudian pada 1994, AC Milan asuhannya berkunjung ke Indonesia. Tepatnya pada Mei 1994, Fabio Capello melihat tim asuhannya bertanding menghadapi Persib Bandung.
Persib Bandung dibuat tidak berdaya dan harus kalah telak 0-8 dalam pertandingan tersebut. Namun, sayangnya Fabio Capello tidak membawa full team ke Indonesia. Pemain seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Marco van Basten, dan Ruud Gullit tidak ikut ke Indonesia.
Setelah menangani AC Milan, pada 1996 Fabio Capello sempat pergi dan menangani Real Madrid selama satu musim dan kemudian kembali ke Milan. Setelah itu, sejumlah klub besar ditanganinya, mulai dari AS Roma, Juventus, hingga kembali ke Real Madrid.
Tak hanya itu, Fabio Capello juga tercatat pernah menangani Timnas Inggris pada medio 2007 hingga 2012. Ia kemudian menangani Timnas Rusia pada 2012 hingga 2015.
Ottmar Hitzfeld
Ottmar Hitzfeld merupakan pelatih asal Jerman yang pernah meraih sukses di Swiss dan Jerman. Ketika memulai karier kepelatihan di Swiss, ia membawa dua klub Swiss, Aarau dan Grasshopper, meraih trofi juara.
Setelah itu, Hitzfeld menangani Borussia Dortmund dan membawa tim asuhannya dua kali menjuarai Bundesliga dan DFB Super Cup. Ia juga mempersembahkan gelar Liga Champions bagi Dortmund pada 1996-1997.
Setelah itu, Hitzfeld berkarier di Bayer Munchen, di mana itu menjadi karier gemilangnya. Lima gelar Bundesliga, tiga gelar DFB Pokal, empat gelar DFB-Ligapokal, serta satu gelar juara Liga Champions dipersembahkannya bersama Bayern Munchen.
Dalam pengujung kariernya bersama Bayern Munchen, Ottmar Hitzfeld pernah datang ke Indonesia bersama tim asuhannya dan menghadapi Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dalam duel itu, Oliver Khan dkk. mampu membungkam Timnas Indonesia dengan skor telak 5-1. Lima gol kemenangan The Bavarians dicetak Breno Borges, Viktor Bopp, Jan Schlaudraff dengan dua gol, dan Toni Kroos. Sementara satu-satunya gol skuat Garuda dicetak Bambang Pamungkas.
Louis van Gaal
Louis van Gaal merupakan pelatih kelas dunia yang mengawali karier bersama Ajax pada 1991 hingga 1997. Setelah itu, Van Gaal tidak banyak berpindah klub. Ia menangani Barcelona pada 1997 hingga 2000.
Setelah itu, Timnas Belanda ditanganinya pada 2000 hingga 2002, sebelum akhirnya kembali lagi ke Barcelona. Sempat menangani Bayern Munchen pada 2009 hingga 2011, Louis van Gaal kemudian dipercaya kembali menangani Timnas Belanda pada 2012 hingga 2014.
Pada momen tersebut Louis van Gaal sempat datang ke Indonesia bersama Timnas Belanda. Tidak hanya bertanding menghadapi Timnas Indonesia, Van Gaal juga memberikan coaching clinic bersama tim kepelatihannya yang dibantu Bambang Pamungkas di lapangan latihan Timnas Indonesia Senayan.
Louis van Gaal membawa sejumlah bintangnya saat itu, seperti Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder. Dalam laga tersebut, Timnas Indonesia kalah 0-3 dari tim asuhan Louis van Gaal.
Arsene Wenger
Pelatih asal Prancis ini besar bersama Arsenal. Memulai karier kepelatihan bersama klub Prancis, Nancy dan AS Monaco, Arsene Wenger sempat menangani klub Jepang, Nagoya Grampus Eight.
Setelah itu, Arsene Wenger baru menangani Arsenal pada 1996. Ia memberikan banyak gelar juara bagi The Gunners, antara lain tiga gelar juara Premier League, termasuk The Invincibles yang terkenal pada 2003-2004, dan tujuh gelar juara Piala FA.
Ia memutuskan untuk mengakhiri karier kepelatihannya bersama The Gunners pada 2018. Namun, dalam perjalanan selama 22 tahun bersama tim Meriam London, Wenger sempat datang ke Indonesia pada 2013.
The Gunners datang dan menggelar laga persahabatan dengan tim all-stars yang disebut Indonesia XI. The Gunners menang telak 7-0 dalam pertandingan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ketujuh gol tersebut dicetak oleh Theo Walcott, Chuba Akpom, Lukas Podolski, Kristoffer Olsson, Thomas Eisfeld, dan dua gol Olivier Giroud.
Jose Mourinho
The Special One, Jose Mourinho, merupakan pelatih yang punya rekam jejak luar biasa sebagai pelatih sepak bola. Ia tercatat meraih gelar juara Liga Champions dengan dua klub berbeda, yaitu Porto pada 2004 dan Inter Milan pada 2010, di mana klub Italia itu dibantunya meraih treble pada tahun itu, termasuk gelar Scudetto dan Coppa Italia.
Selain itu, Jose Mourinho pernah menangani Chelsea, Real Madrid, Manchester United, dan kini tengah berkarier bersama Tottenham Hotspur. Pelatih asal Portugal ini pernah datang ke Tanah Air tak lama setelah Arsene Wenger menyambangi Indonesia.
Tepatnya pada Juli 2013, Mourinho datang ke Indonesia bersama Chelsea. The Blues datang dan menghadapi tim Indonesia Selection di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Pada pertandingan tersebut, Chelsea berhasil mengalahkan Indonesia yang didominasi pemain Timnas Indonesia dengan skor telak 8-1. Gol kemenangan Chelsea dicetak Eden Hazzard, dua gol dari Ramires, Demba Ba, John Terry, dua gol dari Romero Lukaku, dan Betrand Traore.
Sementara gol Indonesia datang dari gol bunuh diri penggawa Chelsea setelah Greg Nwokolo berhasil melakukan aksi individu hingga ke dalam kotak penalti The Blues.
Frank de Boer
Frank de Boer merupakan mantan bek Timnas Belanda yang memulai karier kepelatihan bersama Ajax Amsterdam pada 2010. Hingga saat ini, De Boer tercatat hanya menangani empat klub saja, di mana tiga lainnya adalah Inter Milan, Crystal Palace, dan Atlanta United.
Enam tahun menjadi pelatih Ajax Amsterdam, Frank de Boer membantu raksasa Belanda itu empat kali meraih gelar juara Eredivisie. Satu hal yang menarik, Frank de Boer pernah menemani tim asuhannya itu menjalani tur ke Indonesia dan menghadapi dua raksasa Indonesia, Persija Jakarta dan Persib Bandung pada 2014.
Dalam pertandingan pertama, di mana Frank de Boer memimpin tim asuhannya menghadapi Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 11 Mei 2014, Ajax menang telak 3-0.
Ajax baru mendapatkan perlawanan cukup ketat ketika menghadapi Persib Bandung pada 15 Mei di Stadion Si Jalak Harupat. Persib menahan Ajax dengan skor imbang 1-1.
Massimiliano Allegri
Massimiliano Allegri merupakan pelatih asal Italia yang meraih sukses bersama Juventus. Meski sempat menangani AC Milan dan membantu Rossoneri meraih Scudetto 2010-2011 dan trofi Supercoppa Italiana 2011, Allegri memang meraih lebih banyak gelar juara bersama Juventus.
Allegri mempersembahkan lima Scudetto untuk Juventus. Kelimanya diraih secara berturut-turut, mulai dari musim 2014-2015 hingga 2018-2019. Selain itu, ia juga mempersembahkan empat trofi Coppa Italia, dan dua trofi Supercoppa Italiana untuk Juventus.
Allegri datang ke Indonesia bersama Juventus pada 2014. Si Nyonya Tua datang dan dijadwalkan menggelar pertandingan menghadapi Indonesia ISL All Stars, atau para pemain terbaik dari kompetisi Indonesia Super League.
Pada pertandingan tersebut Nyonya Tua berhasil mencukur Indonesia ISL All Stars dengan skor telak 8-1. Gol kemenangan Juve dicetak Andrea Pirlo, hat-trick dari Fernando Llorente, Giovinco, Kingsley Coman, Carlos Tevez dan Simone Pepe. Sementara satu-satunya gol dari Indonesia ISL All Stars dicetak oleh Srdan Lopicic.
Sven-Goran Eriksson
Pelatih dunia terakhir yang pernah datang ke Indonesia dan menjajal tim Indonesia adalah Sven-Goran Eriksson. Pelatih asal Swedia itu datang sebagai pelatih Timnas Filipina di Piala AFF 2018.
Sven-Goran Eriksson merupakan pelatih senior yang sudah memulai karier tersebut sejak 1977. Sejumlah klub elite Eropa pernah ditanganinya, seperti Benfica, AS Roma, Fiorentina, Sampdoria, Lazio, Manchester City, dan Leicester City.
Ia juga tercatat pernah menangani Timnas Inggris di Piala Dunia 2002 dan menjadi pelatih Timnas Meksiko pada 2008 hingga 2009.
Eriksson kemudian memulai karier kepelatihannya di Asia pada 2013 dengan menangani klub China, Guangzhou R&F. Kemudian ia menangani Shanghai SIPG pada 2014 hingga 2016, dan Shenzhen pada 2016 hingga 2017.
Sven-Goran Eriksson kemudian menjadi pelatih Timnas Filipina yang menjalani kiprah di Piala AFF 2020 dan Kualifikasi Piala Asia 2019. Eriksson bahkan membawa The Azkals, julukan Timnas Filipina, lolos ke Piala Asia 2019 yang digelar di Uni Emirat Arab.
Kedatangan Sven-Goran Eriksson ke Indonesia terjadi saat Timnas Filipina harus menjalani laga tandang Grup B Piala AFF 2018. Dalam pertandingan terakhir Grup B itu, Filipina menahan imbang Timnas Indonesia dengan hasil tanpa gol.