Bola.com, Jakarta - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, dikenal sebagai pelatih yang boros. Sebutan itu tidak salah, bahkan bisa dibilang sangat tepat.
Angka-angka yang mengiringi karier Pep Guardiola jadi buktinya. Selama 11 musim menjadi pelatih, dia menghabiskan lebih dari 1,3 miliar euro (Rp22,5 triliun) di bursa transfer.
Namun, pelatih asal Spanyol itu bukan hanya pandai berfoya-foya dalam berbelanja pemain mahal. Dia juga punya mata tajam dan indera keenam yang jitu saat melihat kesempatan emas di bursa transfer.
Keberhasilan menggaet Ferran Torres dari Valencia dengan banderol 25 juta pounds (Rp433,4 miliar) menjadi bukti teranyar kejelian Guardiola. Namun, itu bukan yang pertama.
Pep Guardiola telah menunjukkan dalam beberapa kesempatan, sejak menangani Barcelona dan Bayern Munchen, ketajaman instingnya yang mampu melihat potensi besar pemain. Tak jarang ia berhasil memboyong pemain dengan harga murah, kemudian sang rekrutan menjadi bintang.
Berikut ini delapan pemain yang menjadi bukti ketajaman insting dan indera keenam Pep Guardiola di bursa transfer pemain, seperti dilansir Marca.
Gerard Pique
Saat Pep Guardiola didapuk menjadi pelatih Barcelona senior pada 2008, dia belanja besar-besaran, terutama di sektor belakang. Pemain paling populer dan termahal yang didatangkan adalah Dani Alves, dengan benderol 35 juta euro.
Kemudian datang juga Martin Careces dengan harga 17 juta euro. Bek tengah Brasil, Henrique, juga mendarat di Camp Nou, seharga 8 juta euro dan tak pernah menjalani debut. Bayangkan saja, Gerard Pique lebih murah dibanding Henrique.
Guardiola hanya perlu mengeluarkan 5 juta euro saat memboyong Pique dari Manchester United. Dia dipulangkan kembali ke Camp Nou karena kesulitan bersaing melawan dua bek utama MU saat itu, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.
Dengan harga sangat murah, Pique kemudian menjelma menjadi salah satu bek tengah terbaik di dunia dan masih bertahan di Barcelona hingga sekarang.
Javier Mascherano
Dua musim setelah Guardiola menjadi pelatih, Barcelona mendulang tambahan dua gelar La Liga, satu trofi Liga Champions, dan yang paling mengagumkan adalah sepak bola mereka yang terkenal dengan tiki-taka.
Pada akhir Agustus 2011, setelah negosiasi alot dengan Liverpool, Barcelona memboyong Javier Mascherano hanya dengan banderol 20 juta euro.
Gaya bermain Mascherano tidak setipe dengan bintang Barca lain seperti Xavi, Andres Iniesta atau Sergio Busquets. Namun, kontribusinya di lapangan sangat krusial menjaga Blaugrana tetap di puncak. Dia bisa menyatu dengan filosofi sepak bola Guardiola.
Dia datang sebagai gelandang dan berakhir mengikuti jejak Puyol. Pertama dia memenangi Liga Champions bersama Barcelona dan mengulanginya lagi di era Luis Enrique.
Bisa dibilang Mascherano merupakan salah satu rekrutan terbaik Guardiola di Barcelona. Bahkan, banderolnya jauh di bawah mahar yang harus dikeluarkan Barca saat merekrut Cesc Fabregas dari Arsenal pada tahun yang sama. Saat itu, Barcelona harus membayar 34 juta euro untuk Fabregas.
Thiago Alcantara
Setelah empat musim di Barcelona dan sempat menyepi ke New Yorl, Guardiola menerima pinangan Bayern Munchen pada 2013. Tanpa ragu-ragu Guardiola langsung melempar kail ke klub lamanya, berharap mendapat tangkapan besar.
Thiago adalah permata di La Masia, yang digadang-gadang menjadi pengganti Xavi, alias masa depan Barca. Ia memilih mengikuti jejak Guardiola ke Jerman.
Bayern Munchen hanya mengeluarkan 25 juta euro untuk merekrut Thiago yang masih berusia 22 tahun. Perekrutan yang sangat brilian.
Dia telah tujuh musim berkiprah di Barcelona dan mengantongi banyak titel. Pemain berdarah Spanyol dan Brasil itu kemungkinan akan meninggalkan Bayern pada musim panas 2020.
Robert Lewandowski dan Xabi Alonso
Perekrutan Thiago hanya menjadi pembuka. Pada tahun berikutnya Pep Guardiola melakukan manuver lebih menghebohkan. Ia memboyong Robert Lewandowski dari Borussia Dortmund secara gratis.
Dampak kedatangan Lewandowski sangat signifikan untuk Bayern Munchen, bahkan sampai kini. Pemain Polandia itu benar-benar menjelma menjadi mesin gol bagi klub raksasa Bundesliga itu.
Seolah belum cukup, pada tahun itu juga mendatangkan Xabi Alonso dari Real Madrid. Hebatnya, Bayern hanya perlu membayar 10 juta euro untuk sang pemain.
Joshua Kimmich dan Kingsley Coman
Setelah dua kali tereliminasi dari semifinal Liga Champions melawan dua raksasa La Liga (Real Madrid dan Barcelona), Bayernn Munchen membuka buku cek untuk mengembalikan kejayaan. Mereka membayar 39 juta euro untuk Arturo Vidal dan 30 juta euro untuk Diego Costa.
Pada musim panas 2015, Guardiola juga mendatangkan Joshua Kimmich dan Kingsley Coman, yang masih berusia 20 tahun dan 19 tahun. Kimmich hanya berbanderol 8,5 juta euro, sedangkan Coman maharnya 7 juta euro.
Kedatangan mereka tak terlalu menjadi sorotan. Saat ini, kedua pemain menjadi pilar penting dari tim sekarang dan masa depan Bayern.
Di antara kedua pemain, Kimmich lebih istimewa. Dia dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di Bundesliga, bahkan mungkin Eropa.
Ferran Torres
Manuver terbaru Guardiola tersaji di Manchester City. Selama ini, Manchester City klub yang mampu memenuhi hampir semua kebutuhan Barcelona, termasuk nafsu belanja.
Guardiola juga sama sekali tak berminat melakukan penghematan. Buktinya lima dari 10 bek termahal di dunia berbaju Manchester City.
Namun, bukan berarti Guardiola hanya membeli pemain-pemain mahal. Dia menujukkan instingnya lagi dengan mendatangkan Ferran Torres hanya dengan banderol 23 juta euro. Harga Torres 17 juta euro lebih murah dibanding banderol rekrutan anyar City lainnya, Nathan Ake.
Seperti apa kiprah Torres masih harus ditunggu saat sang pemain sudah beraksi di lapangan.
Sumber: Marca