Kenangan Adixi Lenzivio, Kembali ke Persija saat Menjalani Pelatnas Timnas Futsal

oleh Abdi Satria diperbarui 09 Agu 2020, 06:00 WIB
Kiper Persija Jakarta, Adixi Lenzivio, saat pengenalan tim untuk kompetisi musim 2020 di SUGBK, Jakarta, Minggu, (23/2/2020). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Adixi Lenzivio sempat didaulat menjadi kiper nomor satu Persija Jakarta pada Liga QNB 2015. Prestasi ini merupakan buah kerja kerasnya sejak bergabung di Macan Kemayoran pada musim 2012.

Namun, kompetisi musim itu terhenti akibat konflik PSSI dengan Pemerintah lewat Kemenpora. Situasi yang membuat Adixi merasa berada di persimpangan jalan. Ia membuat keputusan final dengan meninggalkan sepak bola dan fokus menyelesaikan kuliahnya di STIE Perbanas Jakarta.

Advertisement

Kepada channel youtube Persija TV, Adixio mengakui keputusannya itu sempat membuatnya menderita. Terutama saat menyaksikan Persija kembali berkompetisi.

"Saya sempat galau dan berkata dalam hati, seharusnya saya ada di tengah lapangan, bench pemain atau setidaknya jadi bagian dari tim. Tapi, saya kembali menguatkan diri bahwa saya harus menyelesaikan kuliah sesuai komitmen," kenang Adixi.

Wajar Adixi merasakan kesedihan itu. Ia sudah melewati proses panjang untuk menjadi pemain inti di Persija Jakarta. Berada di lingkungan keluarga pesepak bola, anak kandung Adityo Darmadi, striker Persija dan timnas Indonesia sudah memulai menggeluti sepakbola saat menduduki bangku sekolah dasar.

"Awalnya saya ingin menjadi striker seperti ayah. Tapi, saat masuk di SSB, saya terkesan dengan aksi para kiper yang terbang dan gesit menangkap bola. Saya pun ingin jadi kiper," ujar Adixi.

Keputusannya memilih jadi kiper didukung penuh oleh sang kakek, Harry Tjong, yang juga adalah legenda PSM Makassar dan timnas.

"Kala itu ayah dan kakek hanya bilang, kalau memilih sepak bola sebagai jalan hidup harus fokus agar bisa sukses."

Perjalanan karier Adixi di sepak bola terbilang mulus. Pada usia 16, ia sudah bermain di Menteng Junior, klub internal Persija. Aksinya di kompetisi internal dan Piala Soeratin membuatnya namanya terpantau di Persija U-21 pada 2008.

Empat tahun berkutat di tim junior, Adixi akhirnya masuk dalam skuad junior jelang musim 2012. Jadi bagian dari tim senior mendatangkan kebanggaan tersendiri buat Adixi.

"Saat itu yang dalam benak saya adalah berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan. Belum ada kepikiran menjadi kiper utama karena masih ada nama senior saya seperti Galih Sudarsono dan Andritany Ardhiyasa," papar keponakan Didik Darmadi, eks bek kiri terbaik timnas Indonesia ini.

Kerja keras Adixi membuahkan hasil. Ia sempat menjadi starter pada 2013 saat Persija Jakarta menjamu Persisam Samarinda di Stadion Gelora Bung Karno.

"Awalnya sempat gugup. Karena ini kali pertama saya bermain disaksikan puluhan ribu suporter. Tapi, itu tak lama berkat dukungan para senior yang selalu mengingatkan saya di lapangan," terang Adixi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Timnas Futsal

Pemain STIE Perbanas, Adixi Lenzivio dan Delton Stevano, saat melawan STIMED Nusa Palapa pada laga Torabika Cup 2017 di Stadion Cakrawala, Malang, Kamis (23/11/2017). STIE Perbanas kalah 1-2 dari STIMED Nusa Palapa. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Ketika memutuskan fokus menyelesaikan kuliah, Adixi sejatinya masih menyimpan asa kembali bermain di lapangan hijau. Itulah mengapa, ia tetap berusaha menjaga kondisi, termasuk menerima tawaran bermain futsal bersama tim kampusnya.

"Saya niatkan setelah kuliah selesai, saya kembali bermain. Tak kepikiran kembali ke Persija saya juga realistis. Paling bermain di Liga 2 untuk mengembalikan sentuhan," kata Adixi.

Adixi memilih futsal karena jadwal latihannya lebih fleksibel. Jadi, dalam sepekan, ia tiga kali berlatih futsal dan dua kali mengikuti jadwal tim sepak bola STIE Perbanas.

"Semua jadwal latihan yang saya jalani tidak mengganggu kuliah."

Alhasil, proses kuliah Adixi di STIE Perbanas terbilang lancar. Di saat kuliahnya tinggal menyelesaikan program skripsi, ia mendapat tawaran dari FC Pegasus di PFL 2019.

"Karena tim saya terbilang papan bawah, saya tercatat kiper yang paling banyak menghadapi tekanan striker lawan. Mungkin karena itulah yang mendapat panggilan seleksi timnas futsal," kata Adixi yang juga pernah memperkuat Antam FC pada 2016.

Menariknya, saat yang bersamaan, manajemen Persija mengajaknya kembali bergabung pada Liga 1 2019. Ia disodori kontrak selama dua musim. "Setelah berdiskusi dengan orang tua, saya memutuskan menerima tawaran Persija. Apalagi bermain di Persija memang tujuan saya. Bagi saya, ini adalah rejeki yang harus saya manfaatkan," pungkas Adixi.