Bola.com, Makassar - Aksi Francis Wewengkang sebagai gelandang jangkar mewarnai dekade awal pentas Liga Indonesia. Berkarakter militan di lapangan hijau dengan permainan simpel bersama Persma Manado membuat pria bernama lengkap Francis Wewengkang itu bisa menembus Timnas Indonesia di Piala Asia 1996. Pencapaian itu membuatnya jadi ikon sepak bola Sulawesi Utara, khususnya Manado,.
Dalam channel youtube Persita TV, Francis Wewengkang menceritakan perjalanan kariernya yang berliku bersama Persma. Menurut pria yang karib disapa Enal itu, proses awal dirinya bersentuhan sepak bola karena sering diajak sekaligus menyaksikan ayahnya bermain dalam berbagai turnamen antarkampung di Manado.
"Dulu juga tak ada SSB. Saya dan keluarga juga tak punya televisi. Jadi, bakat saya berkembang secara alami saja," kenang Enal.
Satu hal yang melekat pada Enal saat itu adalah nama depannya yang diambil dari mantan pemain Timnas Inggris, Trevor Francis.
"Itu penjelasan ayah kepada saya. Sekali lagi, saya waktu itu betul-betul buta informasi soal sepak bola. Terus terang, saat itu saya juga tak pernah berpikir menjadi pesepak bola profesional," ungkapnya.
Sampai tiba satu momen, di mana Persma menggelar seleksi pemain yang dipersiapkan menghadapi Piala Soeratin U-17 pada 1986. Enal pun mengikuti seleksi, tapi langsung dinyatakan tak lolos pada tahap awal. Alasannya, posturnya dinilai kecil.
Tapi, beberapa hari kemudian, ia mendapat panggilan masuk tim karena pemain yang lolos banyak yang usianya sudah lewat.
"Saya pun memperkuat Persma bermain di putaran nasional di Tangerang. Bangga dan senang bisa naik pesawat untuk kali pertama," papar Enal.
Dari event itu, Enal memantapkan diri untuk lebih serius menggeluti sepak bola. Ia pun secara reguler masuk tim Persma dari level junior sampai senior.
Enal pun merasakan masa keemasan Persma ketika Evert Ernest Mangindaan yang dikenal sebagai penggila dan pembina sepak bola menjadi Gubernur Sulawesi Utara. Persma menjelma jadi tim penantang kuat PSM Makassar di Pulau Sulawesi.
Sejalan dengan penampilan bersama Persma, Enal selalu mendapat tawaran dari klub luar Manado pada setiap musim. Tapi, ia bertahan di Persma karena Mangindaan memintanya tetap di Persma. Enal dan sejumlah pemain Persma disalurkan menjadi PNS di Manado.
"Saya dipekerjakan ke Bank Pembangunan Daerah Sulut sebagai tenaga honorer," ujar Francis Wewengkang.
Video
Pindah Ke Persijatim
Masa emas Persma selesai, sejalan berakhirnya masa jabatan Mangindaan sebagai Gubernur Sulut pada 2000. Francis Wewengkang pun seperti berada di persimpangan.
Selain usianya yang sudah jelang 30 tahun, status di BPD Sulut tetap pegawai honorer. "Saat itu, saya mulai berpikir keluar dari Persma. Kebetulan ada tawaran dari Persijatim," tutur Enal.
Ia pun menemui pengurus Persma dan pimpinannya di BPD Sulut. Karena sejatinya, ia ingin tetap di Persma.
"Permintaan saya cuma satu yakni dibantu untuk diangkat sebagai pegawai tetap. Tapi, tak ada respons, saya pun ke Persijatim."
Proses kepindahannya ke Persijatim sempat diadang masalah. Persma mengklaim memiliki Enal karena sudah didaftarkan ke operator liga.
"Ternyata tanda tangan saya dipalsukan oleh seseorang yang saya tahu namanya. Tapi, sudahlah, bagi saya itu masa lalu," ungkap Enal.
Ketika berada di usia kepala tiga, Enal sempat memperkuat sejumlah klub. Selepas dari Persijatim, ia berkostum Persikota Tangerang, Persibom Bolaang Mongondow, Persija Jakarta, dan Pro Duta.