Bola.com, Makassar - Setelah gantung sepatu sebagai pemain pada 2010, Francis Wewengkang melanjutkan karier sebagai pelatih. Padahal pada awalnya ia tidak pernah berniat menjadi seorang pelatih.
Kepada channel youtube Persita TV, Francis Wewengkang mengaku pada awalnya tak berniat menjadi pelatih. Sejak masih berstatus pemain Persikota, Rahmad Darmawan yang menjadi pelatih kepala di klub Tangerang itu menyarankannya untuk mengikuti kursus kepelatihan sebagai bekal masa depan.
"Karena merasa masih kuat bermain, saya spontan menjawab ke coach Rahmad, masih fokus sebagai pemain," ujar pesepak bola yang karib disapa Enal.
Menurut Enal, tak hanya sekali Rahmad Darmawan memintanya mempertimbangkan sarannya itu. Termasuk saat mereka satu mobil dalam perjalanan pulang dari latihan.
"Saya menumpang mobil coach Rahmad sampai halte bus menuju Jakarta. Saat itu saya masih tinggal di Rawamangun," kenang Enal.
Enal baru mulai memikirkan saran Rahmad itu ketika memperkuat Persibom Bolaang Mongondow pada 2008. Saat itu Enal merasa sudah di pengujung karier sebagai pemain.
Ia pun mengikuti kursus pelatih yang kebetulan diadakan di Manado. 'Saya ambil lisensi D nasional dan kemudian lanjut C Nasional ketika memperkuat Pro Duta," kata Enal.
Pintu karier Enal sebagai pelatih mulai terkuak ketika Rahmad Darmawan menghubunginya untuk membantu menangani Persija Jakarta pada jelang musim 2010-2011. Pada saat bersamaan, Enal juga mendapat tawaran dari PSS Sleman sebagai pemain.
"Tapi setelah berdiskusi dengan istri, saya memutuskan bergabung dengan coach Rahmad."
Enal pun menjadi pendamping Rahmad. Tak hanya di Persija, Enal pun menjadi asisten Rahmad di Persebaya ISL pada musim 2014. Semusim kemudian, ia nyaris mengikuti Rahmad yang ditunjuk manajemen T-Team FC untuk menangani klub Liga Super Malaysia itu.
"Namun saya tak jadi ikut karena terkendala aturan. FAM mewajibkan pelatih asing asing harus bersertifikat minimal A-AFC," terang Enal.
Pada momen itulah, Enal mulai bersentuhan dengan Widodo C Putro sebagai pelatih di level klub. "Setelah tidak jadi ke Malaysia, saya menghubungi coach Widodo yang saat itu menangani Sriwijaya FC. Responsnya positif. Saya akhirnya jadi asisten pelatih di Sriwijaya," kisahnya.
Seperti diketahui pada Liga 1 2017, Widodo memutuskan mundur dari Sriwijaya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai pelatih menyusul merosotnya penampilan klub Palembang itu. Widodo kemudian berlabuh di Bali United.
"Saya juga tak lagi bersama Sriwijaya senior dan menangani tim U-19. Nanti setelah coach Rahmad kembali ke Sriwijaya, saya kembali ke tim senior," terang Francis Wewengkang.
Video
Ingin Jadi Pelatih Kepala
Selepas Sriwijaya FC, Francis Wewengkang sempat mendampingi Rahmad di Tira Persikabo pada Liga 1 2019. Namun, saat kompetisi berjalan, Rahmad mundur dari Tira Persikabo dan hengkang ke Madura United.
"Sebagai asisten yang dibawa oleh coach Rahmad, saya pun ikut mundur," ungkap Enal.
Selepas musim 2019, Enal mencoba peruntungan di Persita Tangerang yang baru promosi ke Liga 1 musim 2020. Ia pun menghubungi Widodo untuk menawarkan diri sebagai asisten pelatih di Persita.
"Entah kenapa, saat itu saya sangat yakin bisa bergabung di Persita. Apalagi saya sudah menjadi warga Tangerang. Tak lama setelah itu coach Widodo mengabarkan saya diterima di Persita," papar Enal.
Ia pun kembali bekerjasama dengan Widodo. "Prinsip saya, sebagai pelatih, tugas utama saya adalah membantu dan memberi masukan kepada pelatih. Tak lebih dari itu," tegas Enal.
Satu dekade menjadi asisten, Enal mengaku menyimpan keinginan menjadi pelatih kepala. "Tentu ada niatan itu, di mana ide kita bisa langsung bisa diterapkan ke tim. Apalagi kalau bisa membawa tim yang ditangani meraih trofi juara," pungkas Enal.