Bola.com, Solo - Sepak bola Indonesia dianggap masih belum bisa memaksimalkan bakat atau potensi pemain usia muda. Dengan negara yang luas dan jumlah populasi yang besar, sebenarnya sudah cukup untuk membangun Timnas Indonesia yang berkualitas.
Prestasi Tim Garuda justru menurun jika dibandingkan era dahulu. Minimal medali emas SEA Games sudah sering diraih Timnas Indonesia.
Sementara kini, Indonesia cukup kesulitan untuk kembali bersaing. Di sisi lain, sejumlah negara di Asia Tenggara terus memperkuat diri dan melampaui prestasi Timnas Indonesia.
Keprihatinan itu yang juga dirasakan legenda Persebaya Surabaya dan mantan pemain Timnas Indonesia, Anang Maruf. Pria asal Surabaya itu dijumpai Bola.com dalam kesempatan meramaikan fun game Persija Glory di Solo akhir pekan kemarin.
Anang Maruf saat aktif sebagai pesepak bola, merupakan seorang bek sayap yang disebut-sebut terbaik pada eranya. Dirinya adalah jebolan program Timnas Primavera di Italia, dan sukses mengantarkan Persebaya dan Persija Jakarta juara Liga Indonesia.
Aktivitasnya saat ini adalah bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga pemerintah kota Surabaya. Ia mengaku sudah tidak berkecimpung di sepak bola setelah tahun lalu sempat menangani Bhayangkara FC U-16 di ajang Elite Pro Academy.
Anang Maruf ikut mengomentari mengenai lambatnya regenerasi Timnas Indonesia. Kiprah Tim Garuda tidak segarang dahulu diakui Anang Maruf, karena kurangnya mengoptimalkan para pemain muda yang sebenarnya layak mendapatkan kesempatan.
"Karena ketergantungan dengan senior, asing, dan naturalisasi usianya 30 tahun ke atas, itu problem. Itulah kenapa Timnas kita selesai, karena di bawah tidak ada," beber Anang Maruf dalam perbincangan Sabtu (8/8/2020) kemarin.
"Potensi pemain muda harus dimaksimalkan, kalau memang mampu mainkan saja. InsyaAllah Timnas Indonesia akan seperti dulu lagi," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pengalaman di Italia
Anang Maruf bercerita tentang pengalaman yang ia dapatkan saat menjalani program Primavera di Italia pada 1994 silam. Sepak bola Italia dengan berani memaksimalkan potensi pemain muda di tim besar dan berimbas ke level timnas.
Seperti halnya dengan wacana yang digulirkan oleh PSSI saat ini. Adanya regulasi pemain muda usia di bawah 20 tahun yang perlu diberikan kesempatan oleh setiap tim dalam kelanjutan kompetisi di tengah pandemi.
Hanya saja, Anang Maruf berharap PSSI lebih tegas menerapkan regulasi tersebut. Setidaknya pemain muda sebagai bank untuk Timnas Indonesia serta persiapannya menyambut Piala Dunia U-20, harus bermain reguler.
"Kalau memang ada aturan U-20 ya harus dimaksimalkan, jangan nanggung kalau hanya di line-up saja. Saya masuk tim Primavera, bagaimana melihat seorang Del Piero, Totti, waktu itu berusia 19 tahun tapi sudah tampil di tim besar Serie A," tuturnya.
"Itu salahnya kita, kalau memang mampu ya harus jalan. Lihat Frankie de Jong, Takefusa Kubo tembus La Liga dengan usia yang muda. Kalau membuat peraturan harus dijalankan. Sebagai regenerasi, karena nantinya pasti bermuara ke timnas," lanjut dia.
"Tapi saya tetap optimis sebagai warga negara Indonesia dan pernah di Timnas. Inginnya Timnas Indonesia seperti yang dulu lagi, dan di bawah harus dibenahi," jelas Anang Maruf mengakhiri obrolan.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
10 Wonderkid Pilihan Lionel Messi dan Nasibnya Sekarang: Ada Timo Werner dan Pinjaman Abadi
Cerita Para Raksasa yang Tenggelam di Pegadaian Liga 2 2024/2025: Berjuang Lolos dari Ancaman Degradasi