Bola.com, Jakarta - Aksi Esteban Guillen sebagai gelandang jangkar terbilang vital ketika membawa Arema meraih trofi juara Liga Super Indonesia 2009-2010.
Duetnya bersama Ahmad Bustomi tak hanya menjadi penyeimbang permainan tim tapi juga penyuplai bola yang aktif buat lini serang. Alhasil, musim itu menjadi era emas Singo Edan di pentas Liga Indonesia.Menurut Gullien, kunci sukses Arema musim ini adalah kebersamaan tim yang solid.
Materi pemain pun sesuai dengan taktik dan strategi yang akan diterapkan Robert Alberts, pelatih Singo Edan saat itu. Dalam channel YouTube Tommy Desky, Esteban mengungkapkan saat itu tidak ada perbedaan status antarpemain.
Ia merujuk Pierre Njanka sebagai pemain yang panutan. Meski tampil apik di Piala Dunia 1998 bersama Kamerun, Njanka cepat menyatu dengan tim karena sikapnya yang rendah hati. Begitu pun dengan eks striker Timnas Singapura, Noh Alam Shah yang dinilai Esteban sebagai profesional sejati.
"Di lapangan, baik latihan atau bertanding, Noh Alam sangat fokus pada penampilannya untuk mengangkat permainan tim. Diluar itu, ia adalah sosok yang terbuka," kenang Esteban.
Sosok Robert sebagai pelatih kepala Arema dimata Esteban berperan besar dibalik performa apik tim sepanjang musim.
"Metode dan strategi Robert simpel dan sederhana. Strateginya selalu menyesuaikan kondisi tim. Ia juga tak mementingkan penguasaan bola dengan bermain efektif. Pendekatan Robert ke pemain lokal yang didominasi pemain muda juga baik," papar Esteban.
Totalitas manajemen dalam melayani tim juga tak bisa dinafikan. Begitu pun dengan militansi Aremania dalam mendukung perjuangan pemain. Itulah mengapa, para pemain selalu menganggap setiap laga musim itu ibarat final yang harus dimenangkan.
"Kami tak ingin manajemen Arema dan Aremania kecewa," tegas Esteban.
Video
Momen Berkesan
Esteban juga mengungkapkan momen berkesannya bersama Arema musim itu. Ketika Arema melakoni laga terakhir menghadapi tuan rumah Persija Jakarta di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, 30 Mei 2010.
Menurut Esteban, seluruh tim tahu bahwa 40 ribu Aremania berduyun-duyun ke Jakarta untuk ekspektasi tinggi yakni berpesta juara di stadion terbesar di tanah air itu.Hubungan baik Aremania dengan Jakmania membuat atmosfer pertandingan kian meriah.
Suporter kedua tim bebas menunjukkan kreasi untuk mendukung penampilan tim masing-masing. Seperti diketahui, pada laga itu, Arema menang telak atas Persija dengan skor 5-1. Arema pun dinobatkan jadi juara dengan koleksi 73 poin atau unggul enam angka dari peringkat dua, Persipura Jayapura.
"Sampai sekarang kalau saya ketemu atau berkomunikasi dengan sesama pemain Arema musim itu, pasti kami membicarakan partai itu," tutur Esteban yang kini meneruskan kariernya sebagai pelatih ini.
Impian Melatih Arema
Setelah gantung sepatu, Esteban mendalami ilmu kepelatihan. Ia kini mengantongi lisensi Pro yang diraihnya pada 2018 silam. Sebagai pelatih, Esteban tak sungkan menyatakan keinginannya melatih Arema.
"Bagi saya Arema dan Malang adalah rumah kedua. Tentu, saya ingin kembali ke Arema. Tapi, manajemen tentu lebih tahu apa yang mesti mereka putuskan demi prestasi tim," kata Esteban.
Esteban menambahkan pada musim 2020, Arema sejatinya sudah membangun tim dengan baik dengan mendatangkan Mario Gomez.
"Sayang, saya dengar dia memutuskan meninggalkan Arema," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Esteban juga mengucapkan selamat ulangtahun buat Arema yang jatuh pada 11 Agustus ini.
"Sebagai pemain yang pernah jadi bagian dari tim, saya berharap Arema bisa mengulang sukses musim 2009-2010," pungkas Esteban.
Baca Juga
Beda Karakter Suporter di Indonesia dan Italia Menurut Bang Jay Idzes, Apa Tuh?
Mata Hansamu Yama Berkaca-kaca, 8 Bulan Melawan Cedera dan Kembali Jadi Starter di Persija: Gua Disuruh Pensiun...
Kekasih Kabarkan Hokky Caraka Dilarikan ke IGD Setelah Bela Timnas Indonesia Vs Filipina: Pipi Luka Dalam, Dijahit, Demam, Menggigil