Bola.com, Jakarta - Kiprah Indra Thohir sebagai pelatih kental mewarnai masa emas Persib Bandung pada 1990-an. Ia menjadi satu-satunya pelatih Maung Bandung yang meraih trofi juara di era berbeda yakni Perserikatan 1993-1994 dan Liga Indonesia 1994-1995.
Sebelumnya ketika menjadi asisten pelatih, Indra jadi bagian sukses Persib saat meraih juara Perserikatan musim 1986 dan 1989-1990.
Tak hanya di level nasional, Indra juga membawa Persib menembus babak 8 Besar Piala Champions 1995. Sukses yang membuatnya meraih penghargaan sebagai pelatih terbaik Asia pada tahun yang sama.
Dalam channel youtube Jurnal Opa, Indra menceritakan proses panjang dirinya bisa jadi bagian dari kejayaan tim kebanggaan warga Jawa Barat itu.
Sejatinya, Indra hampir berstatus pemain Persib pada awal 1960. Ketika itu, Persib sedang menggelar seleksi pemain menghadapi Divisi Utama Perserikatan musim 1960-1961.
Menurut Indra, saat itu tak mudah bagi seorang pemain berseragam Persib. Seperti PSM Makassar, pemain asal Persib mendominasi skuat Timnas Indonesia.
"Jadi mendapat panggilan seleksi sudah menjadi kebanggaan tersendiri," kenang Indra.
Namun, pada waktu bersamaan, Indra juga mendapat kesempatan mengikuti ujian masuk IKIP/UPI Bandung.
"Saya memilih bersikap realistis dengan memilih IKIP Bandung karena saya adalah lulusan SGPD/APD Bandung. Setelah itu, saya fokus menimba ilmu di jurusan kepelatihan serta memperkuat tim kampus yang juga ikut kompetisi internal Persib," ungkap Indra Thohir.
Video
Asisten Dosen
Setelah meraih gelar sarjana muda, Indra pun dianggkat menjadi asisten dosen di UPI sekaligus membantu Tahir Djide, tokoh olahraga Indonesia yang juga pengajar senior di UPI.
"Pak Tahir juga menjadi pelatih tim kampus. Beliau juga mengajak saya menjadi asistennya."
Dari peran sebagai asisten, Indra pun didapuk menjadi pelatih UPI Bandung. Prestasi terbaiknya adalah membawa UPI meraih juara kompetisi Persib pada awal 1980-an. Prestasi yang menbuatnya sempat ditawari oleh Marek Janota, pelatih Persib saat itu untuk menjadi asisten.
"Tapi, saya menolak karena ingin menangani tim sendiri sebagai pelatih bukan sebagai asisten," kata Indra.
Indra akhirnya bergabung ke Persib pada 1984 sebagai pelatih fisik. Ketika itu, ia tak kuasa menolak permintaan Solohin GP, mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pembina Persib.
"Beliau meminta mertua untuk membujuk saya agar mau bergabung dengan Persib," terang Indra.
Dua tahun kemudian, Indra jadi bagian sukses Persib merebut trofi juara Perserikatan 1986. Gelar yang sangat dinantikan oleh boboh Persib. "Saat itu, saya masih jadi pelatih fisik. Sedang pelatih kepalanya adalah Nandar Iskandar dan Ade Dana sebagai asisten.
Jadi Pelatih Kepala
Indra kemudian menjadi pelatih kepala jelang musim 1991-1992. Sebelumnya, ia sudah menjadi asisten pelatih Persib pada 1989-1990.
"Ade Dana jadi pelatih kepala. Waktu tak hanya memimpin tim melakukan pemanasan tapi juga diberi kesempatan memberi intruksi di pinggir lapangan," kata Indra.
Seperti diketahui, Persib akhirnya meraih trofi juara setelah mengalahkan Persebaya Surabaya 2-0 di laga final, 11 Maret 1990. Indra menyimpan cerita di balik keputusannya menerima tawaran Ateng Wahyudi, ketua umum Persib yang juga Walikota Bandung saat itu.
"Saya bilang ke Pak Ateng, saya mau jadi pelatih kepala bila diberi wewenang merombak pola permainan Persib yang sudah lekat dengan 4-3-3. Kala itu, saya ingin Persib bermain dengan pola 3-5-2."
Ateng yang awalnya sempat keberatan akhirnya menerima. Apalagi, sebelum resmi menjadi pelatih Persib, Indra sempat membawa tim Jawa Barat juara Piala Galakarya di Semarang. Pada ajang itu, Indra memakai pola 3-5-2 dengan materi pemain yang didominasi pemain Persib.
Di final, mereka mengalahkan PS Bosowa yang materi pemainnya berasal dari Makassar Utama, eks klub Galatama.Pada musim pertama sebagai pelatih kepala Persib, Indra membawa Maung Bandung menembus semifinal Perserikatan 1991-1992.
Langkah Persib dihentikan PSM yang kemudian meraih trofi juara. Musim berikutnya, bersama Persib, Indra membalas kekalahan itu di laga final 1993-1994.
Maung menekuk Juku Eja 2-0. Indra pun melengkapi suksesnya bersama Persib dengan meraih gelar juara Liga Indonesia edisi perdana. Di final, Persib mengalahkan Petrokimia Putera 1-0.
Baca Juga
Timnas Indonesia Kalah 4 Gol Tanpa Balas dari Skema Jepang yang Berjalan Mulus: Hidup Harus Terus Berjalan
Momen Duo NEC Nijmegen saat Timnas Indonesia Vs Jepang: Calvin Verdonk Harus Akui Keunggulan Koki Ogawa
Ada Bocoran Nasib Shin Tae-yong Setelah Timnas Indonesia Dibantai Jepang, Ini 5 Hot News Nelangsa Pasukan Garuda