Bola.com, Jakarta - Keberhasilan sebuah tim dalam meraih prestai tak lepas dari keberadaan pelatih. Hal itu disampaikan mantan pemain Timnas Indonesia, Widodo C. Putro.
Widodo mengungkap kunci Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Filipina. Menurut pria yang kini melatih Persita Tangerang, tahun 1991 merupakan satu di antara masa yang sangat membekas dihatinya.
Selain sukses meraih prestasi, Widodo mengaku beruntung mendapat terpaan pelatih timnas saat itu, Anatoli Polosin.
"Tentunya keberhasilan sebuah tim tidak terlepas buah kerja dari pelatihnya, selain pemain. Nah, pada era itu coach Anatoli Polosin bisa membawa kami juara SEA Games," kata Widodo C Putro kepada Bola.com, Jumat (14/7/2020).
Sedikit berkisah, sebelum meraih emas di SEA Games, Widodo mengakui, tim menjalani perjuangan berat. Saat persiapan, banyak pemain yang memilih keluar dari tim karena beratnya latihan yang diberikan Polosin.
Setiap hari, para pemain menjalani latihan fisik berat. Tidak hanya berlari di lapangan saja, para pemain pun harus merasakan beratnya lari di pegunungan dan di jalan tol.
Jika saja materi latihan Polosin diterapkan saat ini, mungkin para pemain yang dipanggil ada yang memilih untuk tidak bergabung.
"Kalau dulu Timnas Indonesia seperti itu, keras. Tapi, memang sepak bola berkembang pesat. Apalagi sekarang sangat berkembang dari segi taktik, formasi, dan lain-lain," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tak Bisa Diterapkan Era Sekarang
Menurut Widodo, pemain saat ini lebih diuntungkan dengam materi latihan yang modern seiring perkembangan dunia kepelatihan sepak bola.
"Waktu itu latihan banyak fokus di fisik dan penyelesaian akhir diselingi dengan games, latihan bisa tiga kali dalam satu hari. Persiapan dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum ajang dan sangat-sangat berat," tambahnya.
Namun, latihan berat yang diterapkan Polosin saat itu membawa dampak positif bagi pemain. Pada saat pertandingan, semua pemain Indonesia tampil garang dengan keunggulan fisik.
"Dalam permainan kami tidak merasakan lelah sama sekali. Waktu itu istilah ball possesion belum ada. Jadi, bisa dibayangkan tendang, lari, finishing. Sehingga menguras tenaga, makanya fisik harus prima," ungkapnya.
"Beruntung saya bisa bertahan dengan materi latihan berat itu dan tampil di SEA Games. Ya membuat saya kuat pada saat itu, lantaran saya baru gabung ke Timnas Indonesia dan masih muda jadi semangat terus," kata Widodo.
Baca Juga
Sembuh dari Cedera di Timnas Indonesia, Kevin Diks Main 90 Menit dan Cetak 1 Assist dalam Kemenangan FC Copenhagen di Liga Denmark
2 Pemain ke Timnas Indonesia Proyeksi Piala AFF 2024, Arema FC antara Bangga dan Kehilangan
Shin Tae-yong Hanya Pertahankan 8 Pemain Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Piala AFF 2024, Sisanya U-22 dan U-20