Bola.com, Makassar - Jacksen Tiago adalah pelatih tersukses yang beredar di Liga Indonesia. Sejak berkarier sebagai pelatih pada 2002, Jacksen sudah meraih empat trofi juara Liga Indonesia. Masing-masing satu kali bersama Persebaya Surabaya pada musim 2004 dan tiga kali mempersembahkan gelar juara buat Persipura pada 2008, 2010-2011 serta 2012-2013.
Tak hanya menangani klub, Jacksen Tiago pun sempat didaulat menjadi pelatih Timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Asia 2015. Dalam channel youtube Omah Balbalan, Jacksen mengungkapkan selama puluhan tahun menggeluti sepak bola Indonesia, baik sebagai pemain maupun pelatih, ia berkeyakinan, Indonesia pada suatu saat nanti bisa bersaing dengan negara lain di Asia.
Menurut Jacksen, bakat dan talenta pemain muda Indonesia ibarat berlian yang belum terasah dengan baik. Kalau pun selama ini Timnas Indonesia tidak kunjung berprestasi di level senior karena sejumlah aspek yang menjadi kendala. Itulah mengapa ia mengaku menyimpan keinginan mendirikan akademi sepak bola di Indonesia.
"Saya percaya dengan kemampuan saya sebagai pelatih. Puluhan tahun menetap di Indonesia membuat saya mengenal betul karakter sepak bola negara ini," tegas Jacksen yang kini bersatus pelatih Persipura di Liga 1 2020.
Menurut Jacksen, sejatinya karakter dan potensi pemain di Indonesia hampir mirip dengan Brasil. Begitupun dengan kecintaan warganya terhadap sepak bola.
"Atmosfer yang tercipta dalam setiap pertandingan di kompetisi Indonesia juga tidak kalah dengan Brasil. Yang dibutuhkan saat ini adalah pemahaman dasar sepak bola yang baik dan aturan yang konsisten," tegas Jacksen yang juga pernah mendampingi tim usia dini Indonesia bertanding di putaran dunia Danone Cup ini.
Satu hal yang menarik, meski usianya terbilang masih muda untuk ukuran pelatih, Jacksen dalam kesempatan itu mengungkapkan dirinya sudah menghapus ambisi menangani tim nasional negara apapun.
"Saya sudah mewujudkan impian jadi pelatih di luar Brasil. Itu sudah cukup bagi saya," tegas Jacksen Tiago.
Video
Menyoroti Aturan Tanpa Degradasi Lanjutan Liga 1 2020
Konsistensi dalam penerapan aturan dinilai Jacksen Tiago jadi kendala sendiri dalam usaha Indonesia mencapai prestasi. Ia merujuk dua contoh teraktual. Pertama, ketika ia menangani Barito Putera di Liga 1 2017.
Saat itu, ada aturan untuk memaksimalkan potensi pemain U-23 dalam tim. Jacksen dan Barito pun memasukkan 15 pemain U-23 dalam daftar pemain.
Tapi, saat liga berjalan aturannya berubah. Padahal kalau aturan itu tidak dihapus Barito Putera berpotensi mewakili Indonesia ke Piala AFC. Dari 15 pemain, 11 di antaranya kerap menjadi starter. "Waktu itu saya melihat ada kepentingan dari klub tertentu," ungkap Jacksen.
Kedua, Jacksen menyoroti aturan tidak adanya degradasi dalam lanjutan Liga 1 2020 yang dimulai Oktober mendatang. Menurut Jacksen, aturan ini bisa membawa dampak negatif buat kompetisi Indonesia.
Berdasarkan asumsinya, paling banyak empat tim yang berambisi juara. Sementara 14 tim lainnya hanya sekadar memenuhi kewajiban berkompetisi. "Aturan ini bisa mencederai slogan fair play yang sangat dijunjung tinggi oleh FIFA," pungkas Jacksen.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!