Bola.com, Makassar - Ronny Ririn masuk dalam daftar pemain yang sepanjang kariernya hanya bermain pada satu klub. Ia pertama kali membela PSM Makassar pada kompetisi Perserikatan 1993-1994 dan pensiun sebagai pemain usai perhelatan Liga Indonesia 2003.
Selama 10 tahun memperkuat Juku Eja, Ronny tercatat membawa PSM meraih satu trofi juara Liga Indonesia musim 1999-2000 serta empat kali runner-up pada 1993-1994 (Perserikatan), 1995-1996, 2000-2001 dan 2003.
Tak hanya di level nasional, Ronny pun menjadi bagian penting PSM saat menembus babak 8 Besar Liga Champions Asia 2000. Ia pun masuk dalam skuat tim nasional Indonesia di Piala Asia 2000.
"Ronny adalah bek yang disiplin dalam menjalankan tugasnya. Ia juga pemain yang memiliki sikap yang baik," ujar Syamsuddin Umar, mantan pelatih PSM kepada Bola.com.
Ronny adalah pemain produk lokal Makassar. Ia sudah memperkuat Juku Eja pada Perserikatan edisi terakhir yakni musim 1993-1994. Kala itu, PSM meraih posisi runner-up setelah kalah dari Persib Bandung di final.
Pada Liga Indonesia 1994/1995, Ronny hanya bermain pada putaran pertama karena cedera lutut.
Nama Ronny mencuat pada Liga Indonesia 1999/2000, ia mengganti peran Yeyen yang kondisinya belum pulih betul karena cedera. Pada musim itu, Ronny praktis tak tergantikan.
Meski di posisi itu ada Alibaba, Joseph Lewono dan Syamsuddin Batola.Karakter Ronny sebagai stoper murni yang bertugas mematikan striker lawan membuatnya selalu menjadi pilihan utama di PSM yang akrab dengan pola 3-5-2.
Sosok Ronny mulai terpinggirkan ketika Miroslav Janu menangani PSM pada musim 2003. Seperti diketahui pelatih asal Republik Ceko itu fanatik dengan pola 4-4-2.
Janu pun lebih mengoptimalkan peran Charis Yulianto dan Jack Komboy yang juga piawai dalam membangun serangan. Ronny pun memilih pensiun pada akhir musim 2003 sejalan dengan usianya yang sudah kepala tiga.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Buka Toko
Setelah gantung sepatu, Ronny lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membuka usaha berdagang kebutuhan harian bersama istrinya, isma Muchtar di kawasan Makassar Utara. Ia juga berinvestasi dengan memiliki beberapa petak sawah di kabupaten Pinrang, kampung halamannya.
Ronny tak berminat menjadi pelatih layaknya pemain yang sudah gantung sepatu. Meski begitu, Ronny tak otomatis meninggalkan sepakbola. Ia tetap rutin bermain bersama mantan pemain PSM di Lapangan Karebosi. Apalagi, belakangan ini, turnemen U-40 kian marak di Makassar.
"Hanya sekadar cari keringat di sela waktu luang. Dan yang paling penting, saya tetap menjalin silaturahmi dengan sesama mantan pemain," kata Ronny.
Ronny pun mengaku tetap mengikuti perkembangan PSM meski tidak selalu menyaksikan partai Juku Eja secara langsung di Stadin Andi Mattalatta Mattoangin.
"Sebagai mantan pemain, saya berharap PSM bisa kembali meraih trofi juara Liga Indonesia seperti pada musim 1999-2000," pungkas Ronny.
Baca Juga
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Tersingkirnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Keputusan PSSI Turunkan Skuad yang Belum Matang, Risiko Tanggung Sendiri
Juara Paruh Musim BRI Liga 1 2024/2025: Persebaya atau Persib?