Bola.com, Jakarta - Eksistensi pelatih asal Belanda di Indonesia makin tergerus. Satu di antara arsitek tersukses asal Belanda, adalah Robert Alberts yang kini mengarsiteki Persib Bandung. Pria berusia 65 tahun tersebut berhasil mengantar Arema FC meraih trofi Liga Indonesia musim 2009-2010.
Selain Robert Alberts, Henk Wullems menjadi menir Belanda yang berjaya ketika berkarier sebagai pelatih di Indonesia, yang dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (15/8/2020) dalam usia 84 tahun.
Kabar meninggalnya Henk Wullems baru diketahui pada Selasa (18/8/2020). Adalah media Belanda, De Telegraaf, yang memberitakan kabar duka tersebut.
"Mantan pemain sepak bola dan pelatih, Henk Wullems, meninggal dunia pada Sabtu (15/8/2020) dalam usia 84 tahun," bunyi keterangan yang dikutip dari De Telegraaf.
Henk Wullems diketahui meninggal dunia karena penyakit stroke yang dialaminya. Wullems rencananya dikremasi di Tilburg, Belanda, Sabtu (22/8/2020).
Sosok Henk Wullems meninggalkan kenangan kuat bagi publik sepak bola Indonesia. Dia membesut Mastrans Bandung Raya pada 1995-1996, Timnas Indonesia pada 1996-1998, PSM Makassar pada 1999-2000 dan 2006, Persikota Tangerang pada 2002, Arema Malang pada 2003, dan Persegi Bali FC pada 2007-2008.
Henk Wullems menjadi sedikit pelatih asing yang pernah dua kali juara Liga Indoensia bersama dua klub berbeda. Dia melakukannya bersama Mastrans Bandung Raya pada 1995-1996 dan PSM pada 1999-2000.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Karier Tenggelam saat Tangani Persegi Bali FC
Wullems juga hampir mengantar Timnas Indonesia merebut medali emas SEA Games 1997. Sayang, kesempatan itu gagal diwujudkannya setelah kalah 2-4 dari Thailand melalui babak adu penalti.
Karier Wullems seakan tenggelam setelah membawa PSM ke singgasana Liga Indonesia. Dia dipecat pada 2001 setelah Pasukan Ramang menjadi bulan-bulanan di Liga Champions Asia; kalah 1-3 dari Shandong Luneng (China), 1-8 dari Suwon Samsung (Korea Selatan), dan 0-3 dari Jubilo Iwata.
Persikota merekrut Wullems pada 2002 sebelum dia hengkang ke Arema FC pada 2003 dan kembali ke PSM untuk putaran kedua 2006. Nama pelatih berusia 84 tahun tersebut benar-benar tenggelam saat menangani Persegi Bali FC pada 2007. Kabarnya, gajinya pernah ditunggak selama enam bulan.