Bima Sakti: Henk Wullems Figur Tak Pandang Bulu dan Disiplin

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 19 Agu 2020, 20:45 WIB
Henk Wullems bersama skuat Timnas Indonesia SEA Games 1997. (Bola.com/Zona Memori Sepak Bola Indonesia)

Bola.com, Jakarta - Kesan positif selalu ditinggalkan Henk Wullems di setiap tim yang dilatihnya. Skuad Timnas Indonesia di SEA Games 1997 merasakan itu. Berkat kepemimpinannya, tim berjulukan Skuad Garuda ini hampir mendulang medali emas.

Henk Wullems adalah pelatih yang membawa Timnas Indonesia ke babak final SEA Games 1997. Bermodalkan generasi emas kala itu seperti Fakhri Husaini, Robby Darwis, dan Widodo C. Putro, Skuad Garuda tidak terbendung sebelum dikalahkan Thailand melalui adu penalti di partai puncak.

Advertisement

Bima Sakti, satu di antara tulang punggung Timnas Indonesia di SEA Games 1997, mengenang karakter Henk Wullems. Arsitek asal Belanda ini disebutkannya bewatak keras dan tidak pandang bulu dengan status pemain.

"Banyak hal positif yang didapat dari beliau. Terutama masalah disiplin," kata Bima Sakti, yang saat ini menjadi pelatih Timnas Indonesia U-16.

"Saat berlatih, kami harus selalu maksimal. Beliau juga tidak pandang bulu. Kalau malas di latihan, tidak akan bermain," imbuh Bima Sakti.

Video

2 dari 2 halaman

Kurang Persiapan di Adu Tos-tosan

Henk Wullems bersama skuad Timnas Indonesia di SEA Games 1997. (Istimewa).

Pada 18 Oktober 1997 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Timnas Indonesia terlibat pertarungan sengit dengan Thailand.

Kedua tim bermain imbang 1-1 dalam 120 menit sebelum pertandingan harus dituntaskan melalui adu tos-tosan.

Apes bagi Timnas Indonesia, dua eksekutornya, Ronny Wabia dan Uston Nawawi, gagal menjebol gawang Thailand. Timnas Indonesia pun kalah 2-4 dan harus merelakan medali emas.

Seperti dilaporkan Harian Kompas edisi 19 Oktober 1997, setelah kalah lewat adu penalti, Ronny Wabia menangis. Dia juga dipapah rekan-rekannya karena tak sanggup berjalan keluar lapangan. Wullems mencoba menghibur anak buahnya.

Henk Wullems mengakui Timnas Indonesia tak mempersiapkan diri menghadapi babak adu penalti. "Lagi pula, dalam adu tendangan penalti, faktor yang paling penting adalah mental dan kesiapan pemain untuk mengeksekusi. Kalau mereka bagus dalam latihan, tetapi tidak siap, hal itu juga tidak mungkin," ujar Henk Wullems.