Bola.com, Sleman - PSS Sleman mulai mengumpulkan skuatnya akhir pekan ini. Anak asuh Dejan Antonic dijadwalkan berlatih kembali pada Senin (24/8/2020).
Ini bakal menjadi aktivitas pertama bagi PSS sejak lima bulan terakhir setelah kompetisi terhenti akibat wabah virus corona sejak Maret lalu.
Kabar ini tentu membuat semangat para pemain PSS. Mereka antusias untuk bisa bertemu kembali dengan rekan-rekan di tim.
Satu di antara pemain yang sudah tidak sabar adalah Samsul Arifin. Bek sayap kiri yang sudah cukup lama menantikan kiprah bersama tim pujaan Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania.
Eks pemain Persela Lamongan ini ingin segera menjalani debutnya bersama PSS di Liga 1.
Bola.com berbincang santai dengan Samsul Arifin, mengenai persiapan jelang latihan. Tentunya banyak hal yang sudah ia siapkan untuk kembali ke markas tim Elang Jawa dari kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur.
Video
Petikan Wawancara
Informasi seperti apa dari manajemen PSS untuk persiapan berkumpul di Sleman?
Semua pemain berkumpul dulu mulai hari ini. Lalu besok Minggu semua jalani swab tes. Kemudian jika benar-benar sudah steril, baru dimulai latihan keesokan harinya.
Kapan Anda bertolak dari kampung halaman ke Sleman?
Jumat sore ini saya berangkat ke Sleman dengan menggunakan kereta pukul 16.30 sore.
Anda sudah melakukan tes COVID-19 secara mandiri?
Waktu sebelum pulang ke kampung halaman, semua pemain mendapat injeksi anti bodi. Sampai rumah saya tes pribadi juga. Belum lama ini juga rapid tes lagi, Alhamdulillah hasilnya non-reaktif.
Apa saja aktivitas Anda selama kompetisi ditangguhkan akibat pandemi COVID-19?
Latihan mandiri, saya banyak joging di sekitar rumah saat daerah saya menerapkan PSBB. Sekarang sudah kembali normal, saya isi dengan latihan di gym, sore di lapangan setiap hari.
Bermain di lapangan juga, termasuk reuni dengan pemain tim PON Jatim seperti Bayu Gatra, Fandi Eko Utomo, dan Angga Saputra. Minimal mengembalikan suasana pertandingan.
Persiapan Latihan
Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum berkumpul di Sleman?
Sebelum ke Sleman saya perbanyak latihan stamina dan kekuatan. Feeling bola, karena latihan pribadi dan mandiri kan jelas beda. Lebih 100 persen di tim karena ada pelatih kepala.
Bagaimana perasaan Anda segera bertemu rekam setim di PSS?
Sudah puncak kangen ini, sudah eggak sabar, sering telepon teman-teman di tim. Kapan ini bisa kumpul sudah gatal main bola lagi.
Kangen sama teman-teman bercanda habis latihan, atau perjalanan menuju latihan. Itu momen yang saya kangeni, apalagi Gede Sukadana yang begitu jahil. Ada saja bahan-bahan untuk bercana di mes.
Bagaimana menurut Anda tentang lanjutan kompetisi tanpa penonton dan tanpa degradasi?
Atmosfer pertandingan sewajarnya atlet begitu rindu, new normal tanpa penonton kami butuh penonton. Main bola nggak dilihat mau ditunjukin ke siapa. Kan menghibur penonton, inginnya bisa ada penonton ke depannya.
Lalu juga tidak ada degradasi, menurut saya kurang greget. Sudah tidak ada penonton, ditambah tidak ada degradasi. Tapi siapa yang mengontrak saya, tentu saya harus memberikan 100 persen. Kemudian menjadi ajang unjuk gigi juga syukur-syukur bisa dipertahankan PSS.