Bola.com, Jakarta - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, akan menggodok format kompetisi Liga Champions 2020/2021. Sempat menuturkan bahwa 'mustahil' menerapkan sistem satu leg seperti musim ini, Ceferin kini mempertimbangkan sistem serupa musim depan.
"Kami terpaksa menerapkan format tersebut. Kami telah menemukan sesuatu yang baru, jadi kami akan menimbang format serupa musim berikutnya," kata Ceferin menyoal format kompetisi Liga Champions musim 2020/2021.
UEFA memutuskan untuk mengubah format Liga Champions 2019/2020 karena pandemi virus corona yang melanda dunia. Babak perempat final digelar tanpa sistem home and away, pertandingan pun dipusatkan di satu tempat.
Alhasil, Liga Champions pun berubah menjadi Final Eight sejak perempat final. Alih-alih mengurangi keseruan kompetisi, justru format seperti itu diklaim memberikan aspek positif.
"Jadi tidak banyak taktik," kata Ceferin membuka obrolan.
"Dengan hanya satu kali bertanding, tim yang kebobolan bakal berupaya keras membalas gol secepatnya. Sementara kalau home and away, tim yang kalah pada leg pertama masih bisa mengejar di leg kedua."
"Liga Champions jadi lebih seru? Tentu saja. Tapi kan kita harus pertimbangkan juga soal broadcasting, sebab jatah siaran otomatis berkurang," katanya lagi.
Video
Sesuaikan Kalender Lagi
Liga Champions 2019/2020 dipadatkan pada Agustus ini sejak perempat final. Beberapa laga internasional juga ditunda sebagai imbas daripada pandemi virus corona.
Selain faktor jatah siaran langsung yang makin berkurang, yang mana akan mengurangi pendapatkan hak siar buat UEFA, yang otomatis juga akan mengurangi pendapatan klub dari siaran tersebut, kalender kompetisi lain praktis bakal mengalami perubahan.
"Begini, format satu leg jelas sangat menarik, terlepas dari latar belakang mengapa kami menerapkannya pada musim ini," sambung Ceferin.
"Seperti saya bilang tadi, pertandingan jadi lebih seru, tapi saya tidak bisa memutuskannya begitu saja. Banyak pihak yang harus diikutsertakan sebelum mengeluarkan keputusan. Liga Champions bukan satu-satunya kompetisi sepak bola, masih ada liga domestik, Liga Europa, laga-laga internasional, dan lain-lain." ujarnya lagi.
Sumber: Eurosport.co.uk
Baca Juga
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Terlalu Ngotot! Ternyata Jadi Penyebab Cedera Kevin Diks pada Laga Vs Jepang