Ditunggu-tunggu, 4 Hal Ini Tak Terjadi pada Final Liga Champions PSG Vs Bayern Munchen

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 24 Agu 2020, 06:32 WIB
Striker Paris Saint-Germain, Neymar, hanya memegang trofi Liga Champions usai ditaklukkan Bayern Munchen pada laga final di Stadion The Luz, Portugal, Senin (24/8/2020). Kekalahan ini membuat PSG gagal meraih gelar Liga Champions pertamanya. (AP/Manu Fernandez, Pool)

Bola.com, Jakarta - Bayern Munchen meraih trofi Liga Champions keenamnya dari 11 final yang mereka lewati. Pada laga yang digelar Senin (24/8/2020) dini hari WIB di Lisbon, Die Bayern menang tipis 1-0 atas PSG.

Kingsley Coman menjadi pembeda pada pertandingan final Liga Champions tersebut. Sundulannya yang berujung gol adalah satu-satunya gol yang tersaji.

Advertisement

Kylian Mbappe memiliki sejumlah peluang untuk mencetak gol penyama kedudukan, tapi Bayern Munchen mampu menjaga keunggulan 1-0 hingga usai.

Agaknya, kemenangan tipis Bayern Munchen sangat disayangkan mengingat besarnya harapan pencinta sepak bola Eropa akan lesakkan gol-gol pada laga itu.

Lantas, apa saja hal-hal yang tak terjadi pada final Liga Champions antara PSG vs Bayern Munchen?

 

Video

2 dari 5 halaman

Minim Gol

Pemain Bayern Munchen, Kingsley Coman, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Paris Saint-Germain (PSG) pada laga final Liga Champions di Stadion The Luz, Portugal, Senin (24/8/2020). Bayern Munchen menang 1-0 atas PSG. (Matthew Childs/Pool via AP)

Bayern Munchen melangkah ke partai puncak dengan rentetan kemengan besar. Tottenham Hotspur dibantai 7-2, lalu Barcelona 8-2, dan terakhir Lyon 3-0.

Laga melawan PSG pada final Liga Champions 2019/2020, bisa jadi merupakan antiklimaks, dan jika tidak berlebihan, adalah partai paling membosankan.

Entah karena bermain terlalu berhati-hati atau satu hal lain, dua striker yang digadang-gadang bakal menceploskan gol justru urung unjuk kebolehan.

Baik Robert Lewandowski dan Kylian Mbappe gagal mencetak gol pada laga tersebut. Alih-alih bisa terhibur oleh sajian gol-gol, pertandingan malah berakhir dengan satu gol saja.

 

3 dari 5 halaman

Menang, Sih, tapi Rekor-Rekor Ini Belum Pecah

Striker Paris Saint-Germain, Neymar, tampak sedih usai ditaklukkan Bayern Munchen pada laga final di Stadion The Luz, Portugal, Senin (24/8/2020). Kekalahan ini membuat PSG gagal meraih gelar Liga Champions pertamanya. (AFP/Lluis Gene,Pool)

Berharap Bayern Munchen mencetak lebih dari empat gol guna melewati rekor Barcelona bukanlah sesuatu yang mustahil. Blaugrana memegang rekor gol dalam satu musim kompetisi dengan torehan 45 gol.

Satu gol yang dicetak Bayern Munchen pada final Liga Champions 2019/2020 hanya membuat mereka total memgoleksi 42 gol 'saja'.

Robert Lewandowski yang butuh tiga gol lagi untuk melewati rekor Cristiano Ronaldo (17 gol) juga gagal. Namun, striker Polandia itu tetap menjadi top skorer dengan 15 gol.

Hal ini bisa dimaklumi. Sebab, sejak fase perempat final, laga yang sedianya digelar dua leg harus dipangkas menjadi satu leg saja. Mungkin, Bayern Munchen dan Robert Lewandowski bisa memecahkan rekor-rekor tersebut.

 

4 dari 5 halaman

Neymar dan Mbappe Vs Bayern Munchen

Striker PSG, Neymar, dipeluk Hans-Dieter Flick dan David Alaba usai ditaklukkan Bayern Munchen pada laga final di Stadion The Luz, Portugal, Senin (24/8/2020). Kekalahan ini membuat PSG gagal meraih gelar Liga Champions pertamanya. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)

Faktanya, harga Mbappe dan Neymar ditotal masih lebih mahal ketimbang 11 pemain Bayern Munchen pada final Liga Champions tersebut.

Namun, itu saja tak cukup buat PSG membawa pulang gelar Liga Champions ke Paris. Ini membuktikan bahwa kolektivitas sebuah tim lebih besar ketimbang daripada faktor non teknis seperti demikian.

 

5 dari 5 halaman

Maybe Next Time, PSG!

Striker Paris Saint-Germain, Neymar, mengusap air mata usai ditaklukkan Bayern Munchen pada laga final di Stadion The Luz, Portugal, Senin (24/8/2020). Kekalahan ini membuat PSG gagal meraih gelar Liga Champions pertamanya. (AFP/Matthew Childs, Pool)

PSG melenggang ke final Liga Champions untuk kali pertama sepanjang sejarah keikutsertaannya. Sayang, kejutan untuk langsung keluar sebagai juara urung terlaksana.

Ya, PSG punya motivasi kuat untuk menggondol trofi Si Kuping Besar ke Paris. Sebab, kuping mereka sudah panas mendengar cibiran bahwa mereka hanya jago kandang alias jawara di Ligue 1 saja.

Namun, dengan konsistensi, bukan tidak mungkin, klub kaya raya Liga Prancis itu bisa mewujudkan ambisi tersebut pada musim berikutnya. Nice try PSG!

Berita Terkait