Alphonso Davies Persembahkan Trofi Liga Champions buat Orang-Orang di Kanada

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 24 Agu 2020, 06:57 WIB
Bek Bayern Munchen, Alphonso Davies (kanan), berusaha menghindar dari kejaran pemain PSG, Thilo Kehrer (kiri) pada final Liga Champions 2019/2020, Senin (24/8/2020) dini hari WIB. (Miguel A. Lopes/Pool via AP)

Bola.com, Jakarta - Bek sayap Bayern Munchen, Alphonso Davies, bersukacita menyambut trofi Liga Champions 2019/2020. Ini merupakan catatan tersendiri buatnya sebagai pesepak bola Kanada pertama yang mengangkat trofi Si Kuping Besar.

Bayern Munchen meraih kemenangan 1-0 atas Paris Saint-Germain pada laga final Liga Champions musim ini, di Estadio da Luz, Senin (24/8/2020) dini hari WIB. Berkat hasil tersebut, Bayern berhak atas trofi Si Kuping Besar.

Advertisement

Bukan hanya itu, The Bavarians juga menorehkan treble winner pada musim 2019/2020. Sebelumnya, Bayern Munchen sukses merengkuh gelar Bundesliga dan DFB Pokal.

Di sisi lain, PSG harus mengubur impiannya meraih trofi Liga Champions yang perdana. Meski begitu, lolos hingga ke final merupakan pencapaian yang cukup membanggakan untuk Les Parisiens.

Usai laga, Alphonso Davies mengaku tak pernah sedetik pun membayang bisa menjuarai Liga Champions dan menjadi pemain Kanada pertama yang memenanginya.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang yang mendukung saya dari Kanada. Gelar ini buat kalian," kata Davies.

"Siapa, sih, yang pernah berpikir ada orang dari Kanada, bermain untuk klub seperti Bayern Munchen, dan memenangi Liga Champions? Saya sendiri sendiri tidak pernah," katanya lagi.

 

Video

2 dari 2 halaman

Start Buruk Bukan Soal

2. Alphonso Davies - Davies memiliki peran penting bagi langkah Bayern Munchen untuk bisa sampai ke babak final Liga Champions musim ini. Pemain berusia 19 tahun ini melengkapi ketajam Lewandowski di lini depan Bayern Munchen dengan suplai-suplai bolanya. (AFP/Glyn Kirk)

Bayern Munchen sempat menjalani periode kurang meyakinkan pada awal musim Liga Champions. Tapi menurut Davies, yang terpenting adalah bagaimana mengakhirinya.

"Saya merasa senang, seperti berada di puncak dunia. Momen seperti ini akan selalu terngiang karena menjadi juara Liga Champions adalah mimpi tiap pesepak bola," katanya.

"Musim ini berjalan dengan bagus walau awalnya kurang meyakinkan. Tapi, ini bukan soal bagaimana mengawalinya, melainkan bagaimana mengakhirinya," ujar Davies menambahkan.

Sumber: Goal International

Berita Terkait