Bola.com, Stuttgart - Manchester City dikabarkan jadi klub yang berpeluang terbesar mendapatkan Lionel Messi jika benar-benar meninggalkan Barcelona musim panas ini. Namun, fakta itu tak membuat fans klub-klub lainnya berhenti berharap.
Salah satu contohnya fans klub Bundesliga, VfB Stuttgart. Seperti dilansir Evening Standard, Senin (31/8/2020), mereka ikut ngarep klub kebanggaannya bisa memboyong Lionel Messi dari Barca. Namun, butuh modal besar jika ingin mendapatkan tanda tangan superstar asal Argentina itu.
Pihak La Liga resmi memastikan klausul pelepasan Lionel Messi senilai 700 juta euro atau setara Rp12,2 triliun masih aktif. Artinya, klub yang meminati La Pulga harus merogoh kocek sebesar itu untuk mendapatkan tanda tangannya.
Tak sembarang klub punya dana sebesar itu. Bahkan klub kaya raya seperti Manchester City dan PSG akan berpikir 1.000 kali untuk menggelontorkan anggaran sefantastis itu. Selain itu, klub-klub juga bisa kena masalah terkait aturan Financial Fair Play.
Meskipun terlihat mustahil, fans Stuttgart tak patah semangat. Mereka sampai rela melakukan penggalangan dana demi mengumpulkan uang sesuai klausul pelepasan Messi.
Target penggalangan dana fans Stuttgart bahkan bukan hanya 700 juta euro. Mereka menargetkan mengumpulkan dana senilai 900 juta euro (Rp15,7 triliun), perinciannya untuk klausul pelepasan plus sedikit untuk tambahan gaji Lionel Messi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Jika Gagal Dana Disumbangkan ke Badan Amal
Sekelompok penggemar telah meluncurkan halaman GoFundMe untuk proyek mendatangkan Messi ini. Jika perekrutan Messi tidak berhasil, dana yang terkumpul akan disumbangkan ke badan amal lokal.
"Kami fans VfB Stuttgart mengumpulkan uang untuk membayar transfer Lionel Messi. Jika jumlah yang direncanakan tidak tercapai tepat waktu atau Lionel Messi bergabung dengan klub lain, 100 persen dari uang yang terkumpul akan disumbangkan ke Viva con Agua," tulis fans Stuttgart di laman tersebut.
"Via Con Agua adalah organisasi non-profit yang berkomitmen memastikan semua orang di dunia punya akses terhadap air bersih."
Sumber: Evening Standard