Bola.com, Jakarta - Masa depan motorsport adalah menghadirkan event balap dengan kendaraan yang ramah lingkungan. Oleh karena itulah, kini mulai banyak event balap yang menampilkan kendaraan bertenaga elektrik.
Setelah Formula E dan MotoE, kini juga bakal ada. Ajang balap Extreme E rencananya akan diselenggarakan perdana pada awal tahun 2021.
Extreme E adalah sebuah ajang balapan baru yang radikal. Menggunakan kendaraan SUV elektrik, Extreme E berkompetisi di lokasi ekstrim di berbagai belahan dunia yang telah rusak atau terdampak perubahan iklim.
Sebanyak lima race balapan yang akan diselengarakan dengan lima medan berbeda seperti gunung, pesisir, gletser, gurun, dan hutan hujan tropis ini bertujuan mempromosikan kendaraan elektrik untuk membantu pelestarian lingkungan dan melindungi planet.
Kabar baiknya pada tahun perdana ajang Extreme E, bakal ada tim asal Indonesia ikut serta yaitu Team Techeetah. Tim yang dimiliki oleh Indover Group, sebuah perusahaan private equity dan investasi asal Indonesia ini sudah mengumukan keikutsertaan pada ajang Extreme E pada musim 2021.
Pada artikel ini, Bola.com pun mengajak pembaca untuk mengetahui 4 hal menarik mengenai balapan Extreme E.
Saksikan Video Pilihan Kami:
1. Paddock Terletak di Atas Kapal
Keunikan dari Extreme E adalah paddock yang terletak di atas kapal RMS St. Helena. Bekas kapal kargo dan penumpang ini telah dimodernisasi dan dikurangi emisinya.
Selain digunakan sebagai paddock apung, St. Helena juga akan digunakan sebagai sarana transportasi kendaraan dan infrastruktur Extreme E ke pelabuhan terdekat untuk mengurangi jejak karbon.
Selain itu kapal ini juga memfasilitasi penelitian ilmiah lewat laboratorium di atas kapal.
2. E-SUV Odyssey 21
Para pembalap akan saling beradu dengan mengendarai E-SUV ODYSSEY 21 yang dibuat secara khusus untuk ajang Extreme E.
Semua tim memiliki kesempatan untuk mengkustomisasi kendaraan seperti penutup mesin, bumper depan dan belakang, bagian lampu, agar menyerupai kendaraan yang digunakan sehari-hari.
3. Pesan untuk Lingkungan
Tim-tim akan berlomba di lima lokasi yang menantang seperti gunung, gletser, hutan hujan tropis, gurun pasir, dan pesisir pantai.
Kelima lokasi ini dipilih untuk merepresentasikan wilayah yang mengalami kerusakan oleh ulah manusa dan menjadi dampak dari perubahan iklim.
Extreme E dirancang untuk merevolusi motorsport dengan menampilkan inovasi teknologi sekaligus meningkatkan kesadaran akan lingkungan.
4. Tim asal Indonesia
Team Techeetah dimiliki oleh Indover Group, sebuah perusahaan private equity dan investasi asal Indonesia yang berfokus pada green technology.
Berbasis di Jakarta, Team Techeetah berambisi untuk membuat masyarakat Asia bangga dan berkomitmen untuk mengembangkan pebalap Asia di masa yang akan datang.
Team Techeetah merupakan bagian dari brand Techeetah yang dikelola oleh SECA, pemilik tim DS Techeetah yang berkompetisi di Formula E. Di Formula E, Techeetah dengan timnya DS Techeetah, menjadi tim juara sejak turut berkompetisi pada tahun 2016.
DS Tehceetah memenangi gelar juara dunia pebalap pada musim 2017-2018 dan pada musim 2018-2019 memenangi gelar juara pembalap sekaligus konstruktor. Prestasi ini dipertahankan pada musim 2019-2020