Bola.com, Makassar - Sebagai pesepak bola, pengalaman Gavin Kwan Adsit terbilang lumayan pada usianya yang baru menginjak 24 tahun. Ia masuk sekolah sepak bola (SSB) Bali Bulldogs kala usianya masih 7 tahun.
Kariernya pun mulai fokus ketika bergabung di SSB Villa 2000 pada 2010, atau tujuh tahun kemudian. Setelah itu, namanya secara reguler masuk skuat tim nasional usia muda. Dari U-16, U-17 dan U-18.
Berkat penampilan bersama Timnas Indonesia U-18 di Turnamen Hong Kong Jockey Club (HKJC) pada 2013, Gavin Kwan Adsit mendapat tawaran trial dari klub Rumania, CFR Cluj. Gavin menerima tawaran dan harus meninggalkan pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri.
"Bagi saya itu adalah kesempatan langka yang harus dimanfaatkan. Apalagi CFR adalah klub besar Rumania yang juga berkiprah di Liga Champions," ujar Gavin dalam channel youtube Hanif & Rendy Show.
Setelah menjalani trial, Gavin dinyatakan lolos dan mendapat kontrak selama setahun. Namun, Gavin hanya tergabung di CFR B U-19. Bersama klub itu, Gavin mendapat pengalaman yang tak menyenangkan.
Ia harus menunggu sampai tiga bulan mengenai kejelasan statusnya karena manajemen klub berjanji akan mengurus visa kerja dan kontraknya. Tak ingin dirinya berlama-lama menyandang status ilegal, Gavin pun menyambangi kantor imigrasi Rumania.
"Petugas imigrasi bilang, hal ini sering terjadi di Rumania. Saya kemudian dipersilakan segera keluar dari Rumania. Saya pun menyeberang ke Jerman untuk menjalani trial di Niendorfer TSV," terang Gavin Kwan Adsit.
Sebelum menandatangani kontrak di Niendorfer, Gavin sempat memperkuat Mitra Kukar yang saat itu beruji coba di Spanyol. Mitra Kukar yang menghadapi sejumlah klub Spanyol seperti Barcelona B, Villareal dan Atletico Madrid memberikan menit bermain kepada Gavin.
"Sebenarnya saat itu, Mitra Kukar menawari saya kontrak. Tapi, saya putuskan menerima tawaran Niendorfer," kata Gavin.
Gavin juga tak lama di Niendorfer. Ia memutuskan kembali ke Tanah Air dengan bergabung Mitra Kukar jelang Liga QNB 2015. Namun, ketika itu kompetisi terhenti menyusul perseteruan PSSI dengan Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora.
Dari Mitra Kukar, Gavin Kwan Adsit berlabuh di Pelita Bandung Raya yang mengikuti Piala Presiden dan Piala Jenderal Soedirman. Setelah dari PBR, ia berturut-turut memperkuat Borneo FC, Barito Putera, dan kini di Bali United.
Video
Pemain Multiposisi
Kecintaan kepada sepak bola dan keinginan kuat untuk selalu berkontribusi terhadap tim membuat Gavin Kwan Adsit tidak pernah mempermasalahkan posisi apa pun yang diberikan oleh pelatih. Ia bahkan sudah bermain di berbagai posisi saat mulai menggeluti sepak bola kala bergabung di SSB Bali Bulldogs.
"Bagi saya, bisa bermain di banyak posisi artinya peluang dimainkan lebih besar," terang Gavin.
Terkait hal ini, Gavin menunjukkan ketika bermain sebagai bek kanan di Timnas Indonesia U-23 asuhan Luis Milla pada 2017. Padahal, ia dipanggil dengan posisi striker atau penyerang sayap seperti yang dijalaninya bersama Barito Putera.
Yang menarik, ia pernah bermain dalam empat posisi berbeda dalam satu partai, yakni bek kanan, penyerang sayap kiri, sayap kanan, dan striker. Ketika itu ia memperkuat Barito Putera menghadapi tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan di Liga 1 2019 yang digelar 19 Agustus 2019. Pada pertandingan itu, Barito Putera kalah 1-2. Namun, Gavin mampu mencetak satu gol.
Sejatinya, kalau disuruh memilih, Gavin mengaku lebih nyaman bermain di posisi bek kanan. Dengan catatan, tim itu bermain agresif.
"Saya suka bertahan dan menyerang sekaligus. Dan itu bisa dilakukan bila bermain sebagai bek sayap," pungkas Gavin.
Baca Juga