Kenangan Alfred Riedl di Indonesia, Gagal Melatih PSM karena Masalah Kesehatan

oleh Abdi SatriaBenediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 08 Sep 2020, 19:45 WIB
Alfred Riedl di PSM Makassar (Bola.com/Adreanus Titus/Foto: Abdi Satria)

Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, tidak hanya memiliki kenangan bersama Timnas Indonesia. Pelatih asal Austria yang baru saja tutup usia pada 70 tahun itu juga pernah hampir menangani PSM Makassar yang kemudian berakhir dengan drama.

Proses negosiasi antara manajemen PSM dengan Alfred Riedl terbilang lancar. PSM yang butuh pelatih berpengalaman untuk bersaing di Liga QNB 2015 sejalan keinginan Riedl untuk melatih klub Indonesia.

Advertisement

Pada 10 Januari, Riedl dan manajemen PSM sepakat bekerja sama. Juku Eja pun menjadi klub pertama di Indonesia yang memakai jasa Riedl dengan gaji 10.000 dolar per bulan, plus tempat tinggal dan supir pribadi.

Sebelumnya, Riedl sempat mengungkapkan dirinya tak akan melatih klub Indonesia setelah gagal total bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Lima hari kemudian, Riedl terbang ke Makassar dari Jakarta menggunakan pesawat jet pribadi milik Erwin Aksa, komisaris utama PSM.

Setiba di Makassar, Riedl dan manejemen PSM langsung menggelar jumpa pers di sekretariat klub. Sore harinya, ia langsung memantau latihan Syamsul Chaeruddin dan kawan-kawan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.

Kehadiran Alfred Riedl membawa semangat dan harapan baru bagi suporter PSM. Meski dikenal tegas dan disiplin dengan aturan yang dibuatnya, Riedl sangat terbuka dengan suporter dan media. Program latihannya pun variatif dan tertata baik.

"Coach Riedl terlihat sangat detail dalam menerapkan program latihan hariannya. Saya juga melihat pemain sangat termotivasi untuk unjuk kemampuan di hadapannya. Itulah mengapa kami sempat yakin Riedl akan mengembalikan pamor PSM setelah terpuruk pada musim sebelumnya," ungkap Andi Coklat, eks jenderal lapangan The Maczman kepada Bola.com, Minggu (26/4/2020).

Pada Liga Super Indonesia 2014, langkah PSM memang sempat terseok-seok dan nyaris terdegradasi. Tak boleh menggunakan Stadion AMM yang tidak memenuhi persyaratan PT Liga Indonesia membuat PSM terpaksa menggunakan Stadion Gelora Bung Tomo sebagai markas partai kandang. Alhasil dukungan dari suporter pun jadi tidak optimal.

Video

2 dari 2 halaman

Merekomendasikan Kolega dan Mundur karena Kesehatan

Hans-Peter Schaller dan Alfred Riedl mengamati jalannya latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Pada periode persiapan, Alfred Riedl meminta manajemen PSM untuk mendatangkan Hans-Peter Schaller, eks pelatih Persiba Balikpapan untuk menjadi asistennya. Alasan Riedl, peran rekan senegaranya itu untuk mempersiapkan tim menghadapi kompetisi.

Tahapan persiapan pun berjalan lancar, termasuk menggelar laga uji coba di luar Makassar. Pada 4 Februari, rombongan Juku Eja bertolak ke Surabaya untuk beruji coba dengan Persegres Gresik United dan Persepam United di Stadion Gelora Bung Tomo pada 5 dan 7 Februari.

Kedua laga ini dimenangkan oleh PSM. Ketika di Surabaya pula, PSM kedatangan Nemanja Vucicevic, gelandang asal Serbia yang sebelumnya berkostum Tokyo FC (Jepang).

Sepulang dari Surabaya, drama Riedl dimulai. Sempat menggelar latihan di Makassar, Riedl kemudian meminta izin ke manajemen PSM untuk pulang ke Austria sekalian mengontrol kesehatannya. Setelah mendapat izin, Riedl bertolak ke Austria pada 20 Februari dan berjanji kembali ke Makassar delapan hari kemudian.

Program latihan pun diserahkan ke Hans-Peter Schaller. Seperti diketahui, Riedl tak pernah kembali ke Makassar.

Pada 6 Maret, via email, Riedl mengabarkan kondisinya belum stabil dan disarankan tetap tinggal di Austria oleh dokter. 15 hari kemudian, Riedl kembali melaporkan kondisinya yang tak kunjung stabil.

Puncaknya pada 16 April, Riedl mengirim surat pengunduran dirinya sebagai pelatih kepala PSM dan merekomendasi Hans-Peter Schaller untuk menggantikan perannya.

Pengunduran diri Riedl terjadi setelah PSM melakoni dua laga awal di Liga QNB 2015. Masing-masing mengalahkan Persiba Balikpapan 4-0 (6/4/2015) dan imbang 3-3 dengan Sriwijaya FC (11/4/2015). Entah kebetulan atau tidak, keputusan Riedl jadi 'sinyal buruk' buat PSM.

Seperti diketahui, Liga QNB 2015 dihentikan oleh komite eksekutif PSSI menyusul pembekuan otoritas sepak bola Indonesia itu oleh Kemenpora dalam hal ini Menpora saat itu, Imam Nahrawi.

Berita Terkait