Plus dan Minus Timnas Indonesia U-19 Setelah Dihajar Kroasia 1-7: Kartu Merah Konyol Mochammad Supriadi

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 09 Sep 2020, 07:00 WIB
Timnas Indonesia - Timnas Indonesia U-19, Suporter Timnas, Bendera Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Medimurje - Timnas Indonesia U-19 makin terpuruk di turnamen International U-19 Friendly 2020. Tim berjulukan Garuda Muda itu kembali menelan kekalahan telak.

Setelah dihajar Bulgaria U-19 0-3 pada pertandingan pertama, Timnas Indonesia U-19 malah kian merosot pada partai kedua. Garuda Muda dibantai tuan rumah Kroasia 1-7, Selasa (8/9/2020) di Stadion SRC Mladost, Cakovec.

Advertisement

Tujuh gol Kroasia U-19 bersumber dari Filip Zrilic pada menit ke-26, Arijan Brkovic (31'), Marco Boras (44'), Antonio Marin (47', 73'), Bruno Zdunic (66'), dan tendangan penalti Ivan Brnic (88'). Sementara Timnas Indonesia hanya mampu membalas sekali melalui Bagas Kaffa pada menit ke-72.

Kekalahan ini membuat Timnas Indonesia U-19 masih nihil poin di International U-19 Friendly 2020. Garuda Muda juga telah kebobolan sepuluh gol dan baru mencetak satu gol.

Lantas, bagaimana bisa Timnas Indonesia U-19 takluk dengan skor yang mencolok dari Kroasia U-19? Apa yang salah dari permainan Garuda Muda dan apa hikmah yang dapat dipetik?

Video

2 dari 4 halaman

Minus: Lini Tengah dan Belakang Bolong

Penyerang Timnas Indonesia U-19, Irfan Jauhari, mengaku diinstruksikan untuk fokus sepanjang pertandingan saat menghadapi Kroasia di International U-19 Friendly Tournament 2020. (dok. PSSI)

Lini tengah dan belakang Timnas Indonesia U-19 bolong. David Maulana yang berperan sebagai pemain tukang jagal tidak mampu berbuat apa-apa.

David yang bertandem dengan Komang Wiguna di lini tengah kelabakan menghadapi Marco Boras dan kawan-kawan. Keduanya terlihat kurang cakap berperan sebagai double pivot dalam formasi 4-4-2 ala Shin Tae-yong.

Begitu pula penampilan Rizky Ridho yang mengomandoi lini pertahanan Timnas Indonesia U-19. Dia seringkali dengan mudahnya dilewati oleh penyerang Kroasia U-19, Antonio Marin.

Sorotan tajam tentu mengarah kepada Adi Satryo. Sempat melakukan sejumlah penyelamatan ketika melawan Bulgaria U-19, kiper asal PSMS Medan ini malah kerap kebobolan gol-gol mudah dari Kroasia U-19.

3 dari 4 halaman

Minus: Kartu Merah Tidak Penting

Pemain Timnas Indonesia U-19, Witan Sualeman dan Mochammad Supriadi, saat mengikuti sesi latihan perdana di Stadion Madya, Jakarta, Jumat (7/8/2020) sore WIB. Sebanyak 24 pemain Timnas Indonesia jalani latihan perdana dengan mengikuti protokol kesehatan. (dok.PSSI)

Kartu merah yang tidak penting-penting amat diterima Mochammad Supriadi. Penyerang asal Persebaya Surabaya itu diusir keluar di pengujung pertandingan karena diganjar kartu kuning kedua.

Supriadi baru dimainkan oleh Shin Tae-yong di babak kedua. Baru juga merumput selama beberapa menit, ia telah dihadiahi kartu kuning karena kakinya menghantam lutut pemain Kroasia U-19.

Gol terakhir Kroasia melalui tendangan penalti Ivan Brnic pun berawal dari kesalahannya. Karena menghentikan pergerakan pemain lawan di kotak penalti saat sepak pojok, wasit menghukumnya dengan kartu kuning kedua.

4 dari 4 halaman

Plus: Berani Bermain Terbuka

Timnas Indonesia U-19 Vs Bulgaria U-19. (PSSI).

Di tengah banyaknya pencapaian minor pada pertandingan tersebut, setidaknya Timnas Indonesia U-19 mulai berani bermain terbuka dibanding menghadapi Bulgaria U-19.

Pada 20 menit awal, Timnas Indonesia U-19 mendapatkan sejumlah peluang emas untuk menggetarkan gawang Kroasia U-19. Bahkan satu di antaranya membentur mistar gawang.

Sempat menurun akibat gelontoran gol demi gol dari Kroasia U-19, permainan Timnas Indonesia U-19 kembali membaik pada 20 menit akhir pertandingan.

Buktinya, Timnas Indonesia U-19 mampu mencetak gol penhgibur melalui sepakan keras Bagas Kaffa pada menit ke-72.