Bola.com, Jakarta - Bursa transfer musim panas Eropa sedang berjalan. Perpindahan pemain dari satu klub ke klub lain mulai bermunculan. Beberapa di antaranya dengan banderol mencengangkan.
Imbas pandemi COVID-19, sebagian besar musim sepak bola domestik di Eropa baru berakhir pada Agustus. Itu berarti jendela transfer musim panas, salah satu dari dua periode yang ditentukan FIFA dalam satu musim ketika klub sepak bola bisa menjalankan bisnis, baru dimulai bulan lalu.
Dengan keuangan klub yang dilanda pandemi, karena penangguhan musim sepak bola selama beberapa bulan, jendela transfer musim panas 2020-21 menjadi jendela yang sangat tidak biasa.
Namun, itu tidak menghalangi beberapa klub kaya untuk mengeluarkan uang tunai untuk memperkuat skuat mereka. Chelsea, misalnya, menjadi yang paling aktif selama periode ini, menghabiskan lebih dari 230 juta euro. The Blues melakukan perombakan skuat yang masif musim panas ini.
Karena pandemi, banyak pemain dijual dengan harga diskon. Klub-klub yang kondisi keuangannya terganggu gara-gara wabah virus corona mau mengalah menjual pemainnya dengan harga sedikit murah buat menyeimbangkan neraca mereka. Chelsea telah menjadi penerima manfaat besar dalam hal ini.
Mari kita tengok lima pemain yang pindah klub musim panas ini yang diyakini bakal memberi dampak besar bagi tim barunya pada musim 2020-2021. Siapa saja mereka?
Video
Leroy Sane
Leroy Sane memulai karir profesionalnya bersama Schalke sebelum pindah ke Manchester City, di mana ia berkembang di bawah asuhan Pep Guardiola.
Sang pemain sempat mengatakan bahwa dia memilih bergabung dengan City karena mereka dimakajeri oleh Guardiola.
"Salah satu alasan saya memutuskan bergabung dengan City adalah Pep Guardiola. Saya tahu saya akan belajar banyak di bawah dia dan sekarang saya bisa mengambil langkah selanjutnya dalam karier saya. Saya mengikuti Pep di Barcelona dan di Bayern di mana dia meraih banyak hal dan bekerja dengan baik melatih para pemain muda. Saya pikir dia bisa membuat saya menjadi pemain yang lebih lengkap, "kata Sane.
Kata-kata itu memang terbukti. Selama empat musim di klub tersebut, Sane membuat 139 penampilan di semua kompetisi untuk klub Inggris tersebut dan mencetak 39 gol.
Sang pemain sayap ada dalam performa terbaiknya pada 2017-2018, mencetak 10 gol dan menghasilkan 15 assist saat Man City menjadi jawara Premier League dengan rekor sensasional.
Transformasi Sane bukanlah yang terjadi dalam semalam. Dia mengaku kewalahan selama hari-hari awalnya dalam permainan Inggris sebelum dia mengasah kemampuannya untuk menjadi salah satu penggerak penting City, terutama memanfaatkan kecepatannya untuk melakukan serangan balik yang amat cepat.
Namun, pada musim 2019-2020 sang pemain cedera parah. Sane hanya memainkan dua pertandingan sepanjang musim setelah ligamennya robek, City kehilangan salah bintang utamanya.
City tidak ingin kehilangan salah satu aset berharga mereka, tetapi Sane menolak untuk memperpanjang kontraknya di klub selama dua tahun, mungkin menunjukkan bahwa dia mencari tantangan di tempat lain. Akhirnya, pemain tersebut kembali ke Tanah Air-nya saat Bayern Munchen membayar mahar transfer 45 juta euro.
Dalam tim yang penuh dengan bakat di berbagai posisi, Leroy Sane, bisa bermain di sisi kiri lini tengah, dengan Serge Gnabry menempati sayap lainnya dan Thomas Muller beroperasi di tengah.
Sane bisa berkembang di bawah filosofi menyerang manajer Bayern Munchen yang dikembangkan Hansi Flick karena pergerakannya di depan bisa menciptakan banyak peluang mencetak gol untuk dirinya sendiri dan untuk rekan satu timnya.
Timo Werner
Setelah menjalani musim terbaik dalam kariernya di mana ia menjarah 28 gol di Bundesliga, di mana Leipzig finis di urutan ketiga, Timo Werner memutuskan pindah ke Chelsea. Ia meninggalkan klubnya yang akhirnya menembus semifinal Liga Champions.
Tim asuhan Frank Lampard tengah melakukan perombakan skuat. Mereka tertatih-tatih untuk bisa mengunci posisi empat besar Liga Inggris musim lalu. Chelsea butuh injeksi darah muda tambahan.
Werner dikenal dengan akselerasi, kecepatan, dan keserbagunaannya. Dia memulai karier sebagai pemain sayap bersama Schalke sebelum berevolusi menjadi penyerang tengah di Leipzig.
Lampard yang doyan memainkan formasi 4-3-3 kemungkinan akan menempatkan Timo sebagai ujung tombak.
Pemain berusia 24 tahun itu mencetak gol sekali setiap 100 menit ketika ia ditempatkan di lini tengah oleh pelatih Leipzig, Julian Nagelsmann. Tapi penyerang itu juga menunjukkan keserbagunaannya dengan melihat kemudahan pada beberapa kesempatan dia bermain di sayap, di mana dia memanfaatkan kecepatan larinya untuk memanfaatkan ruang yang terbuka di sisi melebar pertahanan lawan.
Werner juga telah menunjukkan kehebatannya dalam peran No. 10, yang menunjukkan bahwa ia mungkin ditempatkan di berbagai posisi di sektor depan klub barunya.
Achraf Hakimi
Memulai karier profesionalnya di Real Madrid pada musim 2017-2018, Achraf Hakimi hanya tampil sebanyak 17 kali untuk klub tersebut sebelum dipinjamkan ke Borussia Dortmund, di mana ia berkembang menjadi salah satu pemain muda paling menarik di dunia.
Selama masa pinjaman dua tahun bersama klub Bundesliga, Hakimi mencetak 12 gol dalam 75 penampilan di semua kompetisi selama dua musim. Kinerja yang amat bagus buat seorang full-back.
Dengan kepercayaan diri dan permainannya yang terus menanjak seiring jam terbang bermain yang reguler, sesuatu yang tidak mungkin terjadi di Madrid, Hakimi berkembang menjadi pemain yang lengkap.
Di bawah asuhan Lucien Favre, Hakimi menunjukkan keserbagunaannya dengan penuh percaya diri, terutama musim lalu, terlihat nyaman sebagai bek kanan atau bek kiri atau saat ditempatkan sebagai gelandang sayap dalam peran yang lebih menyerang.
Dalam sebuah wawancara dengan AS, pemain Maroko berusia 20 tahun itu berbicara tentang keserbagunaan barunya dan posisi bermain yang disukai.
“Aku tidak akan bisa memberitahumu di sisi mana aku lebih nyaman. Saya telah belajar banyak bermain di kedua sisi dan saya akan terus melakukannya. Saya pikir ini adalah hal yang sangat penting bagi saya: pelatih mana pun yang memiliki pemain yang dapat bermain di kedua sayap, seseorang yang serba bisa, tahu bahwa ini menguntungkan tim. ”
Setelah kembali ke Madrid, Hakimi hanya jadi serep Dani Carvajal. Akhirnya El Real memtuskan menjualnya ke Inter Milan dengan transfer 40 juta euro.
Dalam formasi 3-5-2 yang disukai Antonio Conte, Hakimi kemungkinan bisa berbaris di sisi kanan dari lima gelandang, beroperasi dalam peran bek sayap kanan alami.
Hakimi tidak kekurangan pengalaman bermain di laga-laga besar, karena ia tercatat membela dua klub besar di Eropa, memenangkan Liga Champions bersama Madrid dan bermain sebanyak 28 kali di Timnas Maroko.
Victor Osimhen
Victor Osimhen melakukan debut profesionalnya bersama VfL Wolfsburg, tetapi di Lille, pemain Nigeria berusia 21 tahun itu meraih ketenaran musim ini.
Sang penyerang mencetak 18 gol dalam 38 penampilan sepanjang musim 2019-2020. Osimhen jadi target sejumlah klub elite Eropa.
Pada bulan Juni, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Lille dan juga masuk dalam Tim Terbaik Ligue 1 Musim Ini.
Napoli mengalahkan Manchester United dan Chelsea untuk mendapatkan jasa dari pemain Nigeria yang luar biasa ini. Patut dicatat ia yang mencetak 10 gol di Piala Dunia U-17 2015!
Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso percaya bahwa Osimhen akan sangat meningkatkan timnya karena keserbagunaannya yang memungkinkannya ditempatkan dalam berbagai peran di lini depan.
Meskipun, Gattuso dikenal lebih menyukai formasi 4-3-3, ia mungkin terbuka untuk mengubah sistemnya untuk memanfaatkan akuisisi mahal satu ini yang bisa bermain baik sebagai penyerang tengah atau di sayap.
"Osimhen adalah seorang striker yang memberi kami berbagai alternatif permainan, kami memiliki kemampuan untuk mengubah gaya kami. Dia tahu bagaimana cara menyerang ruang, memiliki kekuatan fisik dan pasti akan membantu kami. Jelas staf saya dan saya memiliki ide taktis berkaitan dengan dia. Kami memiliki pemain berkualitas dan kami akan menganalisis bagaimana tim akan bermain buat mengakomodir bakatnya, ”kata Gattuso.
Dani Parejo
Setelah melakukan debut profesionalnya bersama Real Madrid pada tahun 2008, Dani Parejo jusru mencuri perhatian saat membela Valencia.
Selama sembilan musim yang gemilang bersama klub La Liga tersebut, sang gelandang tengah telah mencetak 64 gol dalam 384 penampilan di berbagai kompetisi, termasuk mencetak 10 gol musim berturut-turut, yang merupakan kinerja yang fantastis karena ia bukan seorang striker.
Seperti kebanyakan klub yang keuangannya terpukul parah oleh pandemi COVID-19, Parejo menjadi salah satu dari beberapa pemain yang dijual oleh Valencia yang sedang berhemat. Sang gelandang ingin melihat sisa kontraknya selama dua tahun, tetapi harus pergi melawan keinginannya saat Valencia mendengarkan tawaran dari klub lain sebelum mengizinkannya bergabung dengan Villareal dengan status bebas transfer.
"Ini momen yang sulit, anak-anak saya berasal dari Valencia dan saya sudah di sini sembilan tahun. Saya merasa sakit hati dan sedih dengan situasi selama dua hari. Saya selalu mengatakan bahwa niat saya adalah pensiun di Valencia. Saya pikir Saya mendapat banyak dukungan, suporter Valencia adalah yang terbaik. Saya belum pernah berada di klub seperti ini, "kata Parejo.
Parejo, pemain menekan yang agresif dan efektif yang juga terkenal dengan kehebatan distribusi bola.
Pemain berusia 31 tahun itu diperkirakan akan mengambil peran sebagai playmaking yang ditinggalkan oleh Santi Cazorla, yang pergi untuk bermain untuk klub Qatar Al Sadd.
Villareal, yang finis di urutan kelima musim lalu untuk lolos ke Liga Europa, akan sangat diuntungkan dengan kedatangan Parejo.
Kai Havertz
Setelah menjalani empat musim yang produktif di Bayer Leverkusen, di mana ia mencetak 46 gol dalam 150 pertandingan, Kai Havertz yang baru berusia 20 tahun tiba di Chelsea. Ia salah satu pemain yang direkrut Frank Lampard yang sedang melakukan perombakan skuat The Blues.
Pemain sayap Jerman itu dibeli oleh Chelsea dengan harga 80 juta euro, menjadikannya pemain termahal di bursa transfer musim panas ini
Havertz, pemain yang dua kakinya amat kuat plus kemampuan udara yang ciamik, telah dibandingkan dengan gelandang-gelandang serang hebat Jerman macam Mesut Ozil, Michael Ballack dan Toni Kroos.
Ia mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya musim depan. Premier League adalah salah satu liga sepak bola paling fisik di dunia.
Pemain berusia 20 tahun itu mungkin tidak akan langsung sukses di Stamford Bridge tetapi pada waktunya, ia bisa berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di The Blues, layaknya Eden Hazard.
Sumber: Sportskeeda