Bola.com, Medimurje - Meminjam kalimat pembakar inspiratif dari Indra Sjafri: "Semangat Menolak Menyerah" cukup menggambarkan permainan Timnas Indonesia U-19 ketika menghadapi Arab Saudi U-19. Sempat tertinggal 0-3, tim berjulukan Garuda Muda itu tidak putus asa untuk menyudahi pertandingan dengan skor 3-3.
Timnas Indonesia U-19 mengakhiri turnamen International U-19 Friendly 2020 dengan hasil imbang setelah dalam dua pertandingan sebelumnya, selalu menelan kekalahan dari Bulgaria U-19 dengan skor 0-3 dan Kroasia U-19 dengan hasil akhir 1-7.
Menghadapi Arab Saudi U-19 di Sveti Martin na Muri, Jumat (11/9/2020) malam WIB, Timnas Indonesia U-19 langsung kebobolan tiga gol via dua tendangan penalti Khalil Alabsi pada menit ke-27 dan Khalil Marran pada menit ke-33. Empat menit berselang, sontekan Khaleel Althekralla membuat tim lawan unggul jauh 3-0.
Namun, Timnas Indonesia U-19 menolak untuk menyerah. Irfan Jauhari menginspirasi rekan-rekannya untuk bangkit setelah mencetak gol pada menit ke-45+1 dan memperkecil kedudukan menjadi 1-3.
Gol Saddam Gaffar pada menit ke-52 makin menghidupkan kans Timnas Indonesia U-19 untuk mengejar ketertinggalan dari Arab Saudi U-19. Serangan demi serangan Garuda Muda berbuah hasil di pengujung laga. Sepakan dari sudut sempit Braif Fatari pada menit ke-90+2 bikin pertandingan berakhir imbang 3-3.
Bagaimana permainan Timnas Indonesia U-19 semalam? Apa saja yang perlu dipertahankan dan yang harus ditingkatkan?
Video
Plus: Beckham Putra Mengubah Permainan Timnas Indonesia U-19
Apa yang salah dengan Beckham Putra? Mengapa Shin Tae-yong tidak pernah memasangnya sebagai starter dalam tiga pertandingan Timnas Indonesia U-19 di International U-19 Friendly 2020?
Jawabannya karena tidak ada tempat untuk Beckham di formasi 4-4-2 ala Shin Tae-yong. Beckham, yang keahlian bertahannya tidak sebaik David Maulana dan Komang Putra, terpaksa mengalah untuk menjadi pelapis di bangku cadangan.
Ketika melawan Arab Saudi U-19, Beckham masuk di babak kedua. Pemain asal Persib Bandung itu mampu mengubah permainan Timnas Indonesia U-19 dengan kemampuannya mengolah bola.
Beberapa kali tusukan dan operan Beckham mampu membahayakan lini belakang Arab Saudi U-19. Saat ini, label sebagai supersub lebih pas untuknya di Timnas Indonesia U-19.
Plus: Bagas Kaffa Moncer dari Bangku Cadangan
Serupa dengan Beckham, Bagas Kaffa belum dipercaya Shin Tae-yong untuk bermain sejak awal. Padahal, bek Barito Putera ini menjadi pencetak gol satu-satunya Timnas Indonesia U-19 ke gawang Kroasia U-19.
Setelah penampilan menjanjikan itu, pandangan Shin Tae-yong terhadap Bagas Kaffa masih belum berubah. Pemain berusia 18 tahun itu kalah bersaing dari Pratama Arhan untuk posisi bek sayap kanan.
Namun, Shin Tae-yong kembali memainkan Bagas pada babak kedua. Sang pemain tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Bagas mampu membuat assist untuk gol kedua Timnas Indonesia U-19 yang diciptakan oleh Saddam Gaffar pada menit ke-52.
Minus: Konsentrasi di Kotak Penalti
Timnas Indonesia U-19 menelan tiga gol dari penalti. Total, Bagas Kaffa dkk. melakukan empat pelanggaran di kotak penalti, satu di antaranya tidak berbuah gol.
Ini harus menjadi bahan pembelajaran buat lini pertahanan Timnas Indonesia U-19 agar lebih berhati-hati ketika bertahan, terutama saat lawan sudah masuk ke area kotak penalti.
Bola.com melihat pelanggaran-pelanggaran di kotak penalti terjadi akibat kurangnya konsentrasi para pemain bertahan. Ini diakibatkan minimnya konsentrasi karena faktor kelelahan. Ada benarnya Shin Tae-yong mengatakan fisik anak asuhnya masih harus ditingkatkan.
"Pada tiga kali uji coba terlihat pertahanan menjadi pekerjaan rumah untuk segera kami poles lebih baik lagi. Stamina pemain juga harus makin ditingkatkan," jelas Shin Tae-yong.
Minus: Telat Panas
Ada banyak kesamaan dari tiga laga yang dijalani Timnas Indonesia U-19 pada turnamen International U-19 Friendly 2020 di Kroasia. Mesin anak asuh Shin Tae-yong seakan telat panas.
Dari semua laga tersebut, gawang Timnas Indonesia U-19 selalu bobol lebih dulu, bahkan dalam rentang waktu yang berdekatan. Ini menunjukkan kalau Irfan Jauhari cs. kerap terbawa strategi lawan ketimbang menginisiasi pola permainan sejak peluit awal laga dibunyikan.
Timnas Indonesia U-19 seakan membiarkan lawan mengembangkan permainan dengan harapan bisa memberikan respons. Sayang, cara tersebut justru berbuah pahit. Gawang Garuda Muda justru mudah dibobol dan bak mesin diesel, para pemain terlambat panas.
Namun demikian, inilah yang dicari saat melakukan uji coba. Kini tinggal bagaimana Shin Tae-yong melakukan evaluasi agar pada turnamen yang sebenarnya, ia bisa menerapkan pola terbaik.
"Terima kasih kepada pemain yang telah bekerja keras hari ini. Babak pertama kami sudah bagus, tapi ada beberapa kekurangan yang sanggup dimanfaatkan oleh Arab Saudi menjadi gol. Tetapi babak kedua, pemain sanggup bermain lebih baik," kata Shin Tae-yong.