3 Perbaikan yang Diperlukan Timnas Indonesia U-19 Setelah Menjalani Turnamen di Kroasia

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 13 Sep 2020, 09:15 WIB
Ilustrasi Timnas Indonesia U-19 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Turnamen International U-19 Friendly 2020 di Kroasia sudah berakhir pada Jumat (11/9/2020). Dari tiga pertandingan yang sudah dijalani, Timnas Indonesia U-19 dua kali menelan kekalahan dan satu kali meraih hasil imbang.

Kekalahan pertama Timnas Indonesia U-19 datang dari Bulgaria U-19 pada 5 September 2020. Tim berjulukan Garuda Muda itu dihajar 0-3.

Advertisement

Tiga hari berselang, Timnas Indonesia U-19 kembali dibuat tidak berdaya. Kali ini, David Maulana dan kawan-kawan dicukur tuan rumah Kroasia 1-7.

Untungnya, Timnas Indonesia U-19 dapat mengakhiri turnamen dengan kepala tegak. Garuda Muda berhasil menahan imbang Arab Saudi U-19 dengan skor 3-3 pada Jumat (11/9/2020) setelah sempat tertinggal 0-3.

Setelah turnamen ini, Timnas Indonesia U-19 tetap bertahan di Kroasia. Garuda Muda akan melanjutkan pemusatan latihan hingga akhir bulan ini. Pasukan Shin Tae-yong itu juga bakal melakoni tiga pertandingan uji coba di melawan Qatar, Bosnia dan Herzegovina, dan Dinamo Zagreb.

Apa saja pelajaran yang dapat dipetik Timnas Indonesia U-19 di International U-19 Friendly 2020? Apa yang harus dievaluasi Shin Tae-yong agar permainan Garuda Muda makin meningkat?

Video

2 dari 4 halaman

Lini Belakang Keropos

Gelandang Timnas Indonesia U-19, David Maulana, saat menghadapi Bulgaria U-18. (PSSI).

Lini belakang Timnas Indonesia U-19 total kebobolan 13 gol dalam tiga pertandingan di turnamen itu. Penampilan Adi Satryo sebagai penjaga gawang utama masih belum menjanjikan.

Begitu pula duet palang pintu Rizky Ridho dan Komang Tri Arta. Keduanya masih sering membuat kesalahan elementer.

Ketika menghadapi Arab Saudi U-19, misalnya. Timnas Indonesia U-19 dihukum tiga tendangan penalti akibat kecerobohan pemain dalam mengantisipasi serangan lawan. Pelajaran ini begitu berharga bagi Garuda Muda agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Untungnya, Shin Tae-yong masih punya banyak waktu untuk mematangkan koordinasi lini belakang Timnas Indonesia U-19 sebelum bertanding di Piala Dunia U-20 2021. Kemampuan Bayu M. Fiqri dan kawan-kawan diyakini akan makin meningkat di tangan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

3 dari 4 halaman

Telat Panas

Timnas Indonesia U-19 Vs Arab Saudi U-19. (Dok PSSI).

Tiga dari empat gol Timnas Indonesia U-19 di International U-19 Friendly 2020 terjadi pada babak kedua. Garuda Muda seringkali telat panas memulai pertandingan.

Dari tiga pertandingan itu, Timnas Indonesia U-19 selalu kebobolan lebih dulu. Bahkan beberapa kali dalam rentang waktu yang berdekatan. Kondisi ini memperlihatkan Garuda Muda kerap terbawa strategi lawan ketimbang menginisiasi pola permainan sejak peluit awal laga berbunyi.

Timnas Indonesia U-19 seakan membiarkan lawan mengembangkan permainan dengan harapan bisa memberikan respons. Sayang, cara tersebut justru berbuah pahit. Gawang Garuda Muda justru mudah dibobol dan bak mesin diesel, para pemain terlambat panas.

Namun demikian, inilah yang dicari saat melakukan uji coba. Kini tinggal bagaimana Shin Tae-yong melakukan evaluasi agar dalam turnamen yang sebenarnya, ia bisa menerapkan pola terbaik.

"Terima kasih kepada pemain yang telah bekerja keras hari ini. Babak pertama kami sudah bagus, tapi ada beberapa kekurangan yang sanggup dimanfaatkan oleh Arab Saudi U-19 menjadi gol. Tapi babak kedua, pemain sanggup bermain lebih baik," kata Shin Tae-yong.

4 dari 4 halaman

Berikan Kesempatan bagi Sejumlah Pemain

Sandi Arta Samosir bangga mendapatkan kesempatan bermain di Timnas Indonesia U-19, namun kecewa dengan hasil pertandingan melawan Kroasia. (dok. PSSI)

Sejumlah pihak terheran-heran dengan keputusan Shin Tae-yong mencadangkan banyak pemain langganan Timnas Indonesia U-19 era Fakhri Husaini. Mulai dari Bagas Kaffa, Beckham Putra, hingga Mochammad Supriadi.

Ketiganya lebih sering diplot sebagai pemain pengganti pada babak kedua. Dari deretan supersub itu, Bagas Kaffa yang paling menonjol.

Ketika diberikan kesempatan bermain, Bagas Kaffa tidak menyia-nyiakannya. Bek Barito Putera itu menjadi pencetak gol pertama Timnas Indonesia U-19 dalam turnamen ini ketika menghadapi Kroasia U-19.

Saat Timnas Indonesia U-19 berhasil menahan imbang Arab Saudi U-19 pun, Bagas Kaffa berkontribusi assist untuk gol kedua yang diciptakan oleh Saddam Gaffar.

Situasi yang sama terjadi dengan Beckham Putra. Mengapa Shin Tae-yong tidak pernah memercayainya sebagai starter pada tiga pertandingan Timnas Indonesia U-19 di International U-19 Friendly 2020?

Jawabannya karena tidak ada tempat untuk Beckham di formasi 4-4-2 ala Shin Tae-yong. Beckham, yang keahlian bertahannya tidak sebaik David Maulana dan Komang Putra, terpaksa mengalah untuk menjadi pelapis di bangku cadangan.

Ketika melawan Arab Saudi U-19, Beckham masuk di babak kedua. Pemain asal Persib Bandung itu mampu mengubah permainan Timnas Indonesia U-19 dengan kemampuannya mengolah bola.

Beberapa kali tusukan dan operan Beckham mampu membahayakan lini belakang Arab Saudi U-19. Saat ini, label sebagai supersub lebih pas untuknya di Timnas Indonesia U-19.

Berita Terkait